Evaluasi kriteria goodness of fit

65 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Analisis Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap di Kota Tegal 4.1.1 Biaya Investasi Usaha Perikanan Tangkap Usaha perikanan merupakan salah satu jenis usaha yang berperan besar bagi pembangunan perikanan Indonesia. Sekitar 49,72 juta unit 99,84 usaha ekonomi di Indonesia dikelola dengan melibatkan potensi masyarakat lokal, dan dan 26,2 juta di antaranya bergerak di bidang perikanan. Kota Tegal merupakan salah satu lokasi penting pengembangan usaha perikanan tangkap di Indonesia. Usaha perikanan tangkap yang banyak berkembang di Kota Tegal ini diantaranya dari jenis jaring arad, gillnet monofilamen, cantrang, jaring rampus, purse seine, gillnet, dan pancing layangan. Dibandingkan dengan empat usaha perikanan tangkap lainnya, cantrang, purse seine, dan gillnet umumnya diusahakan cukup besar di Kota Tegal dan mencapai ukuran 15-25 GT. Menurut Imron 2008, potensi lestari sumberdaya ikan MSY di perairan Kota Tegal mencapai 6.952,04 ton per tahun. Bila melihat perkembangan usaha perikanan tangkap yang cukup pesat di Kota Tegal, maka potensi lestari tersebut tidak terlalu besar, sehingga banyak nelayan sekitar terutama yang mengoperasikan usaha perikanan cantrang, purse seine, dan gillnet melakukan penangkapan ikan ke wilayah yang lebih jauh, seperti ke perairan Kalimatan, Sulawesi, NTT, dan Selat Karimata. Sumberdaya ikan potensial dan selama ini menjadi andalan nelayan di Kota Tegal diantaranya terdiri dari ikan jenis ikan cakalang, tongkol, ikan sebelah, bambangan, peperek, manyung, ekor kuning, dan cumi-cumi. Ikan cakalang, tongkol, bambangan, ekor kuning, dan cumi-cumi merupakan jenis sumberdaya ikan yang banyak ditangkap menggunakan jaring arad, gillnet monofilamen, cantrang, jaring rampus, purse seine, gillnet, dan pancing layangan. Produksi kelima jenis ikan tersebut pada periode tahun 2008, 2009, dan 2010 menggunakan cantrang berturut-turut mencapai 27.828 ton, 26.305 ton, dan 36.401 ton. Produk ikan pada periode tahun 2008, 2009, dan 2010 menggunakan purse seine berturut-turut mencapai 11.411 ton, 9.484 ton, dan 14.375 ton, sedangkan menggunakan gillnet berturut-turut mencapai 8.732 ton, 10.537 ton, dan 8,912 ton. Jaring arad, gillnet monofilamen, cantrang, jaring rampus, purse seine, gillnet, dan pancing layangan memberi kontribusi cukup signifikan bagi pembangunan ekonomi dan masyarakat pesisir di Kota Tegal. Hal ini disamping karena populasinya yang banyak sekitar 89 , juga melibatkan banyak nelayan dan pelaku jasa perikanan di Kota Tegal. Terkait dengan ini, tentu dibutuhkan biaya investasi yang tidak kecil, sehingga produksi perikanan tangkap yang terjadi selama ini dapat dipertahankan. Secara umum, investasi utama yang dibutuhkan untuk perikanan jaring arad, cantrang, gillnet monofilamen, gillnet, jaring rampus, purse seine, dan pancing layangan terdiri dari investasi kapal, investasi alat tangkap, investasi mesin, dan investasi alat pendukung penangkapan. Fokus investasi tersebut bagi setiap jenis usaha perikanan tangkap ini dapat berbeda- beda tergantung dari kebutuhan dan operasi penangkapan yang dipilih oleh nelayan yang bersangkutan. 4.1.1.1 Biaya Investasi Usaha Perikanan Jaring Arad, Cantrang, Gillnet Monofilamen, Gillnet dan Jaring Rampus Setiap jenis usaha perikanan tangkap ini membutuhkan minimal satu unit kapal, satu unit alat tangkap, dan satu unit mesin. Sedangkan alat pendukung penangkapannya cukup beragam, yang secara umum mencakup sistem lampu terutama untuk yang beroperasi di malam hari, kompas, radio, palkabak penampung, dan bakjerigen air. Tabel 7 menyajikan biaya investasi yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha perikanan tangkap dari jenis jaring arad, cantrang, gillnet monofilamen, gillnet, dan jaring rampus di Kota Tegal.