Pengembangan Interaksi Operasional Pembiayaan
untuk memberi kepastian kemampuan usaha perikanan tangkap dalam mengelola investasinya, sehingga lebih mendapat kepercayaan dalam pembiayaan dari
lembaga perbankan. Rodríguez, et. al 2012 perbaikan pengelolaan usaha perikanan tangkap untuk memberi kepastian bagi pengelolaan sumberdaya yang
lebik baik, peningkatan efisiensi usaha, peningkatan kapasitas teknis penangkapan, serta usaha perikanan tangkap dapat bersaing secara komersial dan
diterima secara luas. Penekanan Rodríguez, et. al 2012 tersebut relevan dengan penelitian ini
yang melihat kehandalan strategi pengelolaan terpilih dari aspek sumberdaya dan lingkungan, ekonomi, teknis, maupun aspek sosial budaya. Sebagai prioritas
pertama, strategi perbaikan manajemen dan performance usaha perikanan tangkap PMPUP memang perlu diketahui sensitivitas atau kestabilannya terhadap
berbagai berbagai perubahan yang mungkin terjadi terkait keempat aspek tersebut, sehingga memberi kepastian dan langkah antisipasi bagi pengelolaan usaha
perikanan tangkap di Kota Tegal pada masa yang akan datang, terutama terkait pembiayaan sebagai permasalahan krusial yang selalu dihadapi pelaku usaha
kecil. Strategi prioritas tersebut nantinya dilaksanakan oleh kelompok nelayan
dan pengusaha perikanan, sedangkan DKP Kota Tegal dan KKP RI dapat menjadi mediator dan pengawas. Dalam aplikasi, kelompok nelayan dapat membina
nelayan kecil anggotanya untuk memperbaiki pengelolaan usaha dan mengatur siklus keuangan usahanya. Untuk pengusaha perikanan, perlu membina nelayan
buruh yang diperkerjakan sehingga terampil dalam pengelolaan usaha, serta mengefektifkan pola koordinasi yang terjadi baik dalam penyiapan perbekalan,
operasi penangkapan, maupun penanganan hasil tangkapan. Pembinaan tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan, pendampingan, bimbingan-bimbingan teknis
terkait pengelolaan usaha yang baik. Hal ini penting disamping supaya kinerja usaha lebih baik, juga pengelola usaha perikanan tangkap lebih dapat mengetahui
tentang hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pengelolaan usaha yang baik, terutama dalam mengantisipasi hal-hal yang sensitif mempengaruhi kemajuan
usaha perikanan tangkap. Secara prioridik, DKP Kota Tegal dan KKP RI dapat memediasi pembinaan nelayan tersebut melalui berbagai program pelatihan dan
bimbingan teknis yang diagendakannya, dan pada saat yang sama dilakukan pengawasanmontoring terhadap capaian yang didapat nelayanpengusaha
perikanan dalam mengimplementasikan strategi terpilih prioritas termasuk dalam mensiasati berbagai perubahan yang terjadi.
Secara jangka panjang, informasi kemampuan mensiasati perubahan sensitivitas tersebut menjadi arahan penting bagi kelanjutan implementasi
berbagai upaya strategis untuk perbaikan manajemen dan performance usaha perikanan tangkap di Kota Tegal, sehingga lembaga perbankan semakin yakin
untuk memberikan kucuran kredit. Lunn and Dearden 2006 menyatakan usaha perikanan harus dikelola dengan strategi yang handal yang mempertahankan
keberlanjutannya dan cukup stabil terhadap perubahanintervensi yang terjadi. Tabel 41 menyajikan data sensitivitas strategi perbaikan manajemen dan
performance usaha perikanan tangkap strategi prioritas terhadap berbagai perubahan terkait aspek sumberdaya dan lingkungan, ekonomi, teknis, serta sosial
dan budaya.
Tabel 41. Sensitivitas strategi prioritas No.
KriteriaAspek Pengelolaan
Rasio Kepentingan RK Awal
Sensitivitas Range RK
Stabil Range RK
Sensitif 1
Sumberdaya ikan dan lingkungan
0,346 – 0,832
0,832 – 1
2 Ekonomi
0,286 0,061
– 1 – 0,061
3 Teknis
0,163 – 1
Tidak Ada 4
Sosial dan budaya 0,205
0 - 0,346 0,346 - 1
Berdasarkan Tabel 41 tersebut, range RK stabil strategi perbaikan manajemen dan performance usaha perikanan tangkap terhadap berbagai
perubahan pada aspek SDIL pada kisaran 0 – 0,832. Berdasarkan nilai range
ini, jika strategi strategi perbaikan manajemen dan performance usaha diterapkan dalam mendukung pembiayaan usaha perikanan tangkap, maka tidak akan terlalu
terpengaruh oleh perubahan kondisi SDIL RK awal = 0,346, selama perubahan tersebut tidak terjadi drastis perhatian pengelolaan lebih dari 83,2 tertuju pada
SDIL di Kota Tegal. Strategi perbaikan manajemen dan performance usaha
perikanan tangkap juga stabil terhadap perubahan pada aspek ekonomi, selama tidak berupa kemunduran yang terjadi drastis pada kegiatan bisnis perikanan
rasio kepentingan turun hingga 6,1 . Strategi perbaikan manajemen dan performance usaha perikanan tangkap
stabil terhadap perubahan apapun yang terjadi pada teknis penangkapan RK sensitif tidak ada. Saat ini kriteriaaspek sosial dan budaya mempunyai rasio
kepentingan RK 0,205 dalam pengelolaan usaha perikanan tangkap. Perhatian terhadap aspek sosial budaya ini tidak boleh terlalu besar hingga melebihi RK
0,346. Bila ini terjadi, maka strategi perbaikan manajemen dan performance usaha perikanan tangkap tidak menjadi strategi prioritas pertama, tetapi akan
digantikan oleh strategi lainnya, yaitu strategi prioritas jaminan terhadap kredit dengan bunga lebih rendah PJUKBRD. Hal ini sebaiknya tidak terlalu sering
terjadi karena dapat menyebabkan tidak efisiennya ketidakstabilan pengelolaan perikanan di Kota Tegal. Sebagaimana kebijakan pengelolaan pada umumnya,
strategi perbaikan manajemen dan performance usaha akan direalisasi melalui program-program kegiatan yang bersifat teknis.