Perkembangan Perkreditan di Indonesia

d. Model Kemitraan

Kemitraan adalah kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar, dimana terjadi proses pembinaan dan pengembangan terhadap usaha kecil oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Misalnya, sejak tahun 2000 Pemerintah juga menerapkan sistem dana bergulir dalam Program Pemberdayaan Ekonomi Pesisir PEMP yang bukan bersifat charity hadiah, tetapi lebih diarahkan untuk empowerment pemberdayaan, sehingga diharapkan dapat terus berkembang dan menyentuh sebagian besar masyarakat nelayan. Selain itu, ada juga dana bergulir dari pemerintah yang dikelola oleh Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir LEPP, yang disampaikan langsung kepada masyarakat sebagai stakeholders utama dengan fokus pada peningkatan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, berbasis pada sumber daya lokal, berorientasi pada masa depan dan berkelanjutan, serta bertumpu pada pengembangan sumberdaya manusia dan penguatan kelembagaan lokal yang bersifat partisipatif. Hal ini penting karena lembaga lokal merupakan motivator, media aspirasi masyarakat, serta tolok ukur penerimaan program di suatu kawasan Imron, 2003 Adapun mekanisme penyaluran pembiayaan tersebut dari lembaga keuangan selain sumber perbankan Depkominfo, 2007 dan Purba, 2009 adalah: 1 Dana disalurkan melalui instansi terkait atau langsung kepada lembaga pengelola dana mikro, yaitu sebuah organisasi yang bersifat nirlaba, berbadan hukum dan memenuhi semua persyaratan sesuai peraturan yang berlaku serta berpengalaman di bidang pengelolaan penyaluran pembiayaan mikro dan pengembangan masyarakat; atau langsung disalurkan melalui Lembaga Keuangan Masyarakat Pesisir setempat, yaitu unit lapangan dari Lembaga Pengelola Dana Mikro. 2 Kemudian dana tersebut disalurkan pada kelompok masyarakat yang terdiri dari 5 lima anggota, dimana setiap anggota tidak diperbolehkan memiliki hubungan keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut : Gambar 2. Skema penyaluran pembiayaan dari lembaga keuangan selain perbankan Depkominfo, 2007 dan Purba, 2009 dimodifikasi Bagi sumber pembiayaan yang berasal dari perbankan, mekanisme penyaluran pembiayaannya mengikuti prosedur standar komersial, dimana calon nasabah dapat memperoleh informasinya di kantor cabang bank yang bersangkutan. Untuk mendukung mekanisme penyaluran tersebut, telah dibentuk kelembagaan usaha berupa Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina LEPP-M3 sebagai embrio badan usaha untuk membantu pengembangan usaha produktif masyarakat pesisir. Sebagian besar LEPP masih berfungsi sebagai Lembaga Keuangan Mikro LKM yang kegiatannya terbatas pada perguliran dana produktif yang dialokasikan pemerintah. Dalam hal ini pihak Departemen Kelautan dan Perikanan DKP menggandeng PT Permodalan Nasional Madani Persero dan Pemerintah Daerah, untuk memperkuat dan merevitalisasi LEPP menjadi bank pesisir yang mengakar dan berlandaskan keswadayaan masyarakat yang berkelanjutan.

2.6 Model Pembiayaan Ventura Usaha Perikanan

Pembiayaan ventura dapat didefinisikan dalam berbagai versi, namun pada dasarnya berbagai macam definisi tersebut mengacu pada satu pengertian. Menurut Bisnis Kecil.com 2010 dan Depkominfo 2007, pembiayaan ventura Kelompok Masyarakat Kelompok Masyarakat Lembaga Pengelola Pendanaan Mikro Lembaga Keuangan Masyarakat Pesisir Sumber Dana : - Non Perbankan - APBN - Bantuan Luar Negeri - Sumber Lainnya Instansi Terkait :  Kementerian Kelautan dan Perikanan  Kementerian Koperasi UKM  Kementerian BUMN  Kementerian Negara PP dan PPA Kelompok Masyarakat merupakan pembiayaan oleh suatu perusahaan kepada suatu perusahan pasangan usahanya dengan prinsip pembiayaannya adalah penyertaan modal. Perusahan yang menerima penyertaan modal disebut perusahaan pasangan usaha Investee Company dan perusahaan yang melakukan penyertaan modal disebut perusahaan pembiayaan ventura. Meskipun prinsip pembiayaan dari pembiayaan ventura adalah penyertaan, hal tersebut tidak berarti bahwa bentuk formal dari pembiayaannya selalu penyertaan. Bentuk pembiayaannya bisa berupa obligasi atau bahkan pinjaman, namun obligasi atau pinjaman itu tidak sama dengan obligasi atau pinjaman biasa, karena mempunyai sifat khusus yang pada intinya mempunyai syarat pengembalian dan imbal jasa yang lebih lunak. Syarat yang lebih lunak itu dapat bermacam-macam, antara lain dapat berupa pembiayaan bagi hasil dan obligasi konversi.

2.6.1 Sejarah Pembiayaan Ventura

Munculnya konsep pembiayaan dengan model pembiayaan ventura diawali antara tahun 1920 – 1930 pada saat keluarga-keluarga kaya di Amerika Serikat, seperti Ford, Rockefeller, Payson, dan lain-lain membentuk suatu lembaga pendanaan. Pendanaan ini diarahkan untuk menolong usaha-usaha individu yang sedang mengalami kesulitan modal dalam suatu kegiatan investasi yang potensial, dan kegiatan ini terus menerus berkembang ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang dikenal sebagai usaha pembiayaan ventura. Awal pengakuan secara formal adanya usaha pembiayaan ventura di Indonesia adalah pada saat berlakunya paket 20 Desember 1988 Hou, 1997 yang menempatkan usaha pembiayaan ventura sebagai salah satu kegiatan pembiayaan di samping bentuk-bentuk pembiayaan yang lain. Pada kenyataannya usaha modal ventura kurang berkembang di Indonesia, dibandingkan lembaga pembiayaan lainnya. Kurang berkembangnya usaha-usaha pembiayaan ventura di Indonesia disebabkan karena Hermawan, 2006, DKP 2005, dan Kompas, 2003 : 1 Belum dikenal Meskipun pembiayaan ventura sudah berkembang sejak awal pada abad ke- 20, namun usaha ini relatif belum dikenal oleh masyarakat di Indonesia, baik Perusahaan Pasangan Usaha yang potensial maupun pihak-pihak yang mempunyai kepastian untuk mengembangkan atau menjadi Perusahaan Pembiayaan ventura. 2 Risiko tinggi Pembiayaan dengan cara penyertaan memungkinkan adanya rate of return yang lebih tinggi bagi Perusahaan Pembiayaan ventura, namun salah satu konsekuensi dari pembiayaan dalam bentuk penyertaan adalah adanya risiko yang lebih tinggi terhadap tidak terbayarnya kembali pembiayaan atau penyertaan serta tidak terbayarnya imbal jasa modal. 3 Kurang sesuai Masing-masing Perusahaan Pembiayaan ventura mempunyai karakteristik dan selera yang berbeda-beda serta spesifik mengenai calon perusahaan pasangan usahanya. Di sisi lain masing-masing calon Perusahaan Pasangan Usaha juga mempunyai karakteristik dan selera yang berbeda-beda serta spesifik mengenai calon Perusahaan Pembiayaan ventura yang akan membiayai usahanya. Sehingga perlu kesesuaian dalam banyak hal antara Perusahaan Pasangan Usaha dengan Perusahaan Pembiayaan ventura dalam suatu kegiatan penyertaan modal, maka sulit ditemukan pasangan yang sesuai antara Perusahaan Pasangan Usaha dengan Perusahaan Pembiayaan ventura. 4 Minimnya tenaga professional Kurangnya perkembangan usaha pembiayaan ventura di Indonesia, diikuti juga dengan minimnya tenaga professional yang menguasai bidang usaha pembiayaan ventura, hal ini menyebabkan suatu Perusahaan Pembiayaan ventura di Indonesia biasanya kurang didukung oleh tenaga professional yang memadai. 5 Pasar modal Penyertaan modal dengan skema pembiayaan ventura dibatasi hanya untuk jangka waktu tertentu saja, bukan untuk selamanya. Salah satu cara melakukan penarikan kembali penyertaan yang telah dilakukan atas berbagai alasan atau divestasi adalah dengan menawarkan kepemilikan atau saham dari Perusahaan Pasangan Usaha melalui pasar modal. 6 Peraturan perundang-undangan yang tidak cukup