20 Osteochilus hasseltii
Nilem Sumber : Studi dan detail Desain Pengembangan Danau Sentani, 2002
4.1.5. Pemanfaatan Danau
Saat ini Danau Sentani digunakan sebagai tampungan air untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat, baik domestik, industri maupun
irigasi. Air yang keluar dari danau mengalir ke Sungai Jaifuri yang kemudian masuk ke Sungai Tami. Air Sungai Tami ini melalui Bendung
Tami dimanfaatkan sebagai air irigasi untuk lahan pertanian kawasan transmigrasi Arso. Pemanfaatan danau untuk irigasi dan pasokan air untuk
domestik dan industri dapat dilihat pada Gambar 23.
Gambar 23. Pemanfaatan danau untuk irigasi Danau Sentani juga dimanfaatkan sebagai salah satu sumber mata
pencaharian utama masyarakat. Hasil ikan dari Danau Sentani dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berprofesii
sebagai nelayan. Selain itu kawasan danau yang digunakan untuk pariwisata mendatangkan keuntungan bagi masyarakat yang bergelut
dalam bidang industri dan perdagangan. Pemanfaatan danau untuk pariwisata ditunjukkan pada Gambar 24.
Gambar 24. Pemanfaatan danau untuk pariwisata Pemanfaatan lain dari Danau Sentani adalah untuk prasarana
transportasi bagi masyarakat. Danau ini menjadi penghubung wilayah kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom dan Kota Jayapura.
Pemanfaatan danau untuk prasarana transportasi ditunjukkan dalam Gambar 25.
Gambar 25. Pemanfaatan danau untuk transportasi
4.1.6. Kondisi Tata Guna Lahan Sekitar Danau Sentani
A. Pertanian
Kabupaten Jayapura memiliki potensi luas lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian, khususnya subsektor Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Sampai dengan tahun 2005 luas potensi lahan pengembangan tanaman pangan dan hortikultura Kabupaten Jayapura mencapai 167.635,0 Ha,
dengan rincian yang sudah dimanfaatkan 8.827,0 Ha atau 5,27 dan yang belum dimanfaatkan seluas 158.808,0 Ha atau 94,73 . Hal ini menunjukan
bahwa masih terbuka peluang yang besar untuk melakukan usaha dibidang Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Jayapura.
Komoditas pangan di Kabupaten Jayapura pada tahun 2005 mengalami penurunan. Dari seluruh komoditas pangan yang dihasilkan Kabupaten
Jayapura, kacang hijau dan sayuran mengalami penurunan yang besar. Komoditas kacang hijau turun sebesar 662 ton atau sekitar 83 pada tahun
2005 dan sayuran turun sebesar 1.323 ton atau sekitar 80 dari tahun sebelumnya. Berikut dapat dilihat hasil komoditas pangan yang dihasilkan oleh
Kabupaten Jayapura pada tahun 2004 dan 2005.
Tabel 13. Hasil Komoditas Pangan Kabupaten Jayapura
No Komoditas pangan
Tahun 2004 Tahun 2005
1. Padi
4139 ton 1107 ton
2. Jagung
671 ton 487 ton
3. Kacang hijau
794 ton 132 ton
4. Kacang tanah
345 ton 367 ton
5. Ubi Kayu
3196 ton 3070 ton
6. Palawija
6440 ton 2828 ton
7. Buah-buahan
1835 ton 1035 ton
8. Sayur-sayuran
1649 ton 326 ton
Sumber: Kabupaten Jayapura dalam angka
B. Kehutanan
Total potensi hutan di Papua meskipun secara fisik cukup besar namun kurang ekonomis karena potensi per hektarnya sangat rendah yaitu 35 m³ha
untuk jenis komersial dan 61 m³ha untuk semua jenis. Selain potensinya sangat rendah, sebagian besar kayunya terdiri dari jenis-jenis yang belum dikenal
dipasaran belum komersial, keadaan topografinya sangat berat dan pada sebagian besar wilayahnya tidak terdapat sungai yang dapat dijadikan sarana
angkutan sehingga biaya eksploitasinya menjadi sangat tinggi. Sebagai perbandingan terhadap daerah lain potensi rata-rata per hektar tertinggi di
Kalimantan yaitu 84 m³ha komersial dan 90 m³ha semua jenis disusul Sumatera yaitu 64 m³ha komersial dan 79 m³ha semua jenis dan Sulawesi
untuk komersial dan semua jenis berturut-turut 44 m³ha.
Pengelolaan hutan produksi lestari memerlukan perencanaan yang disusun berdasarkan pada kondisi potensi hutan yang ada. Dengan demikian
perhitungan potensi hutan bersama-sama dengan perhitungan kawasan hutan mempunyai peran yang sangat vital dalam perencanaan pengelolaan hutan
produksi. Jenis-jenis hasil hutan kayu yang dimanfaatkan dikelompokkan;
Kelompok Meranti terdiri dari; Matoa Pometia spp., Merbau Instia spp., Mersawa Anisoptera spp., Kenari Canarium spp., Nyatoh Palaquium spp.,
Resak Vatica spp., Pulai Alstonia spp., Damar Agathis spp., Araucaria Araucaria spp., Kapur Dryobalanops spp., Batu Shorea spp., Mangga hutan
Mangifera spp., Celthis Celthis spp., dan Kayu Cina Podocarpus spp.. Kelompok Kayu Campuran terdiri dari; Ketapang, Binuang, Bintangur, Terentang,
Bipa, Kayu Bugis, Cempaka, Pala hutan. Kelompok Kayu Indah terdiri dari jenis; Dahu Dracontomelon spp., Linggua Pterocarpus spp., dan Kuku. Potensi kayu
ini sudah dimanfaatkandiusahakan dalam bentuk Hak Pengusahaan Hutan HPH dan industri pengolahan kayu.
Kabupaten Jayapura merupakan daerah kedua setelah Kabupaten Merauke yang memiliki luas wilayah hutan terbesar di Papua. Luas wilayah hutan
Kabupaten Jayapura kurang lebih 3,290,625 Ha dimana dari luas tersebut Hutan di Kabupaten Jayapura sebagian besar diperuntukan sebagai Hutan Suaka alam
dan Hutan Pelestarian Alam yaitu sekitar 1,5 juta Ha.
C. Perikanan
Selain sebagai prasarana transportasi air, pendayagunaan Danau Sentani pada saat ini masih terbatas pada kegiatan budidaya perikanan,
yaitu:
a. Kegiatan Perikanan Tangkap Nelayan yang ada merupakan masyarakat asli Papua dengan alat
tangkap yang digunakan adalah jaring insang, pancing tombak, sumpit harpoon, sedangkan perahu yang digunakan adalah perahu tanpa sayap
perahu bolotu. Jumlah nelayan diperkirakan 892 orang terdistribusi di tiga wilayah dengan besaran 45 diwilayah barat, 42 diwilayah tengah dan 13
diwilayah timur Danau Sentani Jenis ikan yang tertangkap sebanyak 16 jenis dan 9 jenis ikan yang
tertangkap merupakan ikan asli indigenous species. Jenis ikan yang paling
banyak temukan tertangkap adalah jenis ikan rainbow Hewu Chilaterina Sentaniencis, gete - gete besar Apogon wichmani, sembilang Hemipimelodus
Venutinus, Gabus Putih Ophiocira aporas dan gabus hitamGlossogobius giuris. Jumlah hasil tangkapan pertahun diperkirakan sebesar 1.823,52 tonthn.
Hasil tangkapan nelayan 4,2 - 5,6 kghari atau rata-rata sekitar 4,7 kghari dengan potensi produksi sebesar 8.922,8 tonthn sehingga pemanfaatannya baru
sebesar 18. b. Kegiatan perikanan Budidaya
Jumlah pembudidaya yang ada di Danau Sentani sekitar 674 orang dengan skala usaha yang kecil, sedangkan Jumlah pembudidaya non Papua
pendatang sebanyak 48 orang atau 7 dari jumlah pembudidaya yang ada di Danau Sentani. Produksi Hasil Budidaya keramba diperkirakan sebesar 90,105
tonthn, atau rata - rata produksi pembudidaya sebesar 132 kgorgthn. Luas lahan keramba budidaya yang ada sebesar 8,71 Ha atau rata rata pembudidaya
memiliki lahan budidaya ikan sebesar 192 m
2
. Jenis ikan yang dominan di budidayakan adalah jenis ikan introduksi
seperti Nila Oreochoromis Niloticus, Mujair Oreochorimis Mossambicus , Mas Cyprinus carpio, Gurame Osphrenemus gouramy. Prospek usaha budidaya di
Danau Sentani yang boleh diupayakan 149,76 Ha atau 1,6 dari luas total danau, sehingga yang telah diusahakan baru sekitar 6 dari prospek usaha
budidaya yang ditargetkan sebesar 149,76 ha. Hasil perikanan dari Kabupaten Jayapura meningkat pada tahun 2005.
Hasil perikanan air tawar meningkat sebesar 25 ton atau sekitar 12 dan perikanan laut meningkat cukup pesat sebesar 1.635 ton atau sekitar 200.
Hasil perikanan Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14. Hasil Perikanan Kabupaten Jayapura
No Jenis Perikanan
Tahun 2004 Tahun 2005
1. Perikanan air tawar
208 ton 233 ton
2. Perikanan laut
817 ton 2452 ton
Sumber: Kabupaten Jayapura dalam angka
D. Perkebunan
Kabupaten Jayapura mempunyai potensi yang cukup baik untuk perkebunan. Hasil perkebunan Kabupaten Jayapura antara lain, kakao, Kopra,
kopi dan pinang. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2005 hasil perkebunan kakao meningkat 9,07 ton atau sekitar 0.5 dari sebelumnya, sedangkan hasil
perkebunan yang lain cenderung tetap. Hasil perkebunan dari Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada Tabel 15. Kakao dibudidayakan hampir di seluruh
distrik di Kabupaten Jayapura. Terdapat 11 distrik yang membudidayakan kakao, terutama di distrik Nimbokrang, Kemtuk, Kemtuk Gresi dan yang paling banyak
di Nimboran. Hasil kakao dari tahun 2001 hingga tahun 2005 terus mengalami peningkatan.
Hasil perkebunan terbesar setelah kakao adalah kelapa. Kelapa juga dibudidayakan hampir di seluruh distrik di Kabupaten Jayapura.
Terdapat 11 distrik di Kabupaten Jayapura yang membudidayakan tanaman kelapa, yang terbesar diantaranya distrik Nimboran, Sentani
Barat, Kemtuk Gresi, Sentani, Depapre, dan lain-lain lihat Gambar diagram batang produksi kelapa Kabupaten Jayapura. Produksi kelapa
terdapat di distrik Nimboran.
Tabel 15. Hasil Perkebunan Kabupaten Jayapura
No Perkebunan
Tahun 2004 Tahun 2005
1. Kakao
1873, 82 ton 1882,89 ton
2. Kelapakopra
1057,37 ton 1035,24 ton
3. Kopi
76,46 ton 76,46 ton
4. Pinang
- 246,20 ton
Sumber: Dinas Perkebunan Kabupaten Jayapura
4.1.7. Potensi Wilayah Penelitian