Kondisi Tata Guna Lahan Sekitar Danau Sentani

Pengelolaan hutan produksi lestari memerlukan perencanaan yang disusun berdasarkan pada kondisi potensi hutan yang ada. Dengan demikian perhitungan potensi hutan bersama-sama dengan perhitungan kawasan hutan mempunyai peran yang sangat vital dalam perencanaan pengelolaan hutan produksi. Jenis-jenis hasil hutan kayu yang dimanfaatkan dikelompokkan; Kelompok Meranti terdiri dari; Matoa Pometia spp., Merbau Instia spp., Mersawa Anisoptera spp., Kenari Canarium spp., Nyatoh Palaquium spp., Resak Vatica spp., Pulai Alstonia spp., Damar Agathis spp., Araucaria Araucaria spp., Kapur Dryobalanops spp., Batu Shorea spp., Mangga hutan Mangifera spp., Celthis Celthis spp., dan Kayu Cina Podocarpus spp.. Kelompok Kayu Campuran terdiri dari; Ketapang, Binuang, Bintangur, Terentang, Bipa, Kayu Bugis, Cempaka, Pala hutan. Kelompok Kayu Indah terdiri dari jenis; Dahu Dracontomelon spp., Linggua Pterocarpus spp., dan Kuku. Potensi kayu ini sudah dimanfaatkandiusahakan dalam bentuk Hak Pengusahaan Hutan HPH dan industri pengolahan kayu. Kabupaten Jayapura merupakan daerah kedua setelah Kabupaten Merauke yang memiliki luas wilayah hutan terbesar di Papua. Luas wilayah hutan Kabupaten Jayapura kurang lebih 3,290,625 Ha dimana dari luas tersebut Hutan di Kabupaten Jayapura sebagian besar diperuntukan sebagai Hutan Suaka alam dan Hutan Pelestarian Alam yaitu sekitar 1,5 juta Ha.

C. Perikanan

Selain sebagai prasarana transportasi air, pendayagunaan Danau Sentani pada saat ini masih terbatas pada kegiatan budidaya perikanan, yaitu: a. Kegiatan Perikanan Tangkap Nelayan yang ada merupakan masyarakat asli Papua dengan alat tangkap yang digunakan adalah jaring insang, pancing tombak, sumpit harpoon, sedangkan perahu yang digunakan adalah perahu tanpa sayap perahu bolotu. Jumlah nelayan diperkirakan 892 orang terdistribusi di tiga wilayah dengan besaran 45 diwilayah barat, 42 diwilayah tengah dan 13 diwilayah timur Danau Sentani Jenis ikan yang tertangkap sebanyak 16 jenis dan 9 jenis ikan yang tertangkap merupakan ikan asli indigenous species. Jenis ikan yang paling banyak temukan tertangkap adalah jenis ikan rainbow Hewu Chilaterina Sentaniencis, gete - gete besar Apogon wichmani, sembilang Hemipimelodus Venutinus, Gabus Putih Ophiocira aporas dan gabus hitamGlossogobius giuris. Jumlah hasil tangkapan pertahun diperkirakan sebesar 1.823,52 tonthn. Hasil tangkapan nelayan 4,2 - 5,6 kghari atau rata-rata sekitar 4,7 kghari dengan potensi produksi sebesar 8.922,8 tonthn sehingga pemanfaatannya baru sebesar 18. b. Kegiatan perikanan Budidaya Jumlah pembudidaya yang ada di Danau Sentani sekitar 674 orang dengan skala usaha yang kecil, sedangkan Jumlah pembudidaya non Papua pendatang sebanyak 48 orang atau 7 dari jumlah pembudidaya yang ada di Danau Sentani. Produksi Hasil Budidaya keramba diperkirakan sebesar 90,105 tonthn, atau rata - rata produksi pembudidaya sebesar 132 kgorgthn. Luas lahan keramba budidaya yang ada sebesar 8,71 Ha atau rata rata pembudidaya memiliki lahan budidaya ikan sebesar 192 m 2 . Jenis ikan yang dominan di budidayakan adalah jenis ikan introduksi seperti Nila Oreochoromis Niloticus, Mujair Oreochorimis Mossambicus , Mas Cyprinus carpio, Gurame Osphrenemus gouramy. Prospek usaha budidaya di Danau Sentani yang boleh diupayakan 149,76 Ha atau 1,6 dari luas total danau, sehingga yang telah diusahakan baru sekitar 6 dari prospek usaha budidaya yang ditargetkan sebesar 149,76 ha. Hasil perikanan dari Kabupaten Jayapura meningkat pada tahun 2005. Hasil perikanan air tawar meningkat sebesar 25 ton atau sekitar 12 dan perikanan laut meningkat cukup pesat sebesar 1.635 ton atau sekitar 200. Hasil perikanan Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 14. Hasil Perikanan Kabupaten Jayapura No Jenis Perikanan Tahun 2004 Tahun 2005 1. Perikanan air tawar 208 ton 233 ton 2. Perikanan laut 817 ton 2452 ton Sumber: Kabupaten Jayapura dalam angka

D. Perkebunan

Kabupaten Jayapura mempunyai potensi yang cukup baik untuk perkebunan. Hasil perkebunan Kabupaten Jayapura antara lain, kakao, Kopra, kopi dan pinang. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2005 hasil perkebunan kakao meningkat 9,07 ton atau sekitar 0.5 dari sebelumnya, sedangkan hasil perkebunan yang lain cenderung tetap. Hasil perkebunan dari Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada Tabel 15. Kakao dibudidayakan hampir di seluruh distrik di Kabupaten Jayapura. Terdapat 11 distrik yang membudidayakan kakao, terutama di distrik Nimbokrang, Kemtuk, Kemtuk Gresi dan yang paling banyak di Nimboran. Hasil kakao dari tahun 2001 hingga tahun 2005 terus mengalami peningkatan. Hasil perkebunan terbesar setelah kakao adalah kelapa. Kelapa juga dibudidayakan hampir di seluruh distrik di Kabupaten Jayapura. Terdapat 11 distrik di Kabupaten Jayapura yang membudidayakan tanaman kelapa, yang terbesar diantaranya distrik Nimboran, Sentani Barat, Kemtuk Gresi, Sentani, Depapre, dan lain-lain lihat Gambar diagram batang produksi kelapa Kabupaten Jayapura. Produksi kelapa terdapat di distrik Nimboran. Tabel 15. Hasil Perkebunan Kabupaten Jayapura No Perkebunan Tahun 2004 Tahun 2005 1. Kakao 1873, 82 ton 1882,89 ton 2. Kelapakopra 1057,37 ton 1035,24 ton 3. Kopi 76,46 ton 76,46 ton 4. Pinang - 246,20 ton Sumber: Dinas Perkebunan Kabupaten Jayapura

4.1.7. Potensi Wilayah Penelitian

Berdasarkan kondisi fisik yang telah dijelaskan pada sub bab tersebut di atas, dapat diidentifikasi potensi wilayah penelitian secara umum adalah sebagai berikut : 1. Potensi perairan di Danau Sentani dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat sekitar danau 2. Danau Sentani juga berpotensi untuk memenuhi kebutuhan air domestik dan industri-industri yang berada di sekitar danau, melalui SPAM Sistem Penyedia Air Minum 3. Air dari danau dapat dimanfaatkan untuk keperluan irigasi bagi areal pertanian di sekitar danau 4. Energi dari sumber daya air yang terdapat di Danau Sentani dapat dijadikan sebagai Pembangkit Listrk Tenaga Air PLTA bagi masyarakat di sekitar danau 5. Sumberdaya perairan yang cukup bagus dapat dimanfaatkan untuk melakukan usaha pengembangan di bidang perikanan 6. Keindahan Danau Sentani dan panoramanya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sektor kepariwisataan di kabupaten Jayapura 7. Sumberdaya perairan yang ada dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sarana transportasi, mengingat kondisi alam di provinsi Papua cukup sulit dimanfaatkan untuk pengembangan transportasi darat. 4.2. Status Kualitas Perairan, Beban Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi 4.2.1. Status Kualitas Muara Sungai Penentuan status kualitas muara sungai yang mengalir ke Danau Sentani dilakukan dengan cara membandingkan konsentrasi berbagai parameter kualitas muara sungai dengan baku mutu yang berlaku di Indonesia yaitu PP. 82 Tahun 2001. Data beberapa parameter kualitas muara sungai yang mengalir ke Danau Sentani disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Status kualitas muara sungai di Danau Sentani Tahun 2007 No Parameter Satuan Baku mutu Hasil Analisis Laboratorium Per Stasiun Keterangan 1 2 3 4 A FISIKA 1 Temperatur suhu o C Deviasi 3 26,1 26 26 26,5 Baik 2 TDS mgL 1000 185 167 109 182 Baik 3 DHL µScm 20-1500 200 210 210 218 Baik 4 Kecerahan cm 25-40 cm 36 37 38 35 Baik B1 KIMIA Anorganik 5 pH 6-9 7,7 7,1 6,8 8 Baik 6 BOD mgL 2 1,72 2,01 1,74 1,4 Jelek St2 7 COD mgL 10 2,48 3,40 2,47 1,2 Baik 8 DO mgL 6 5,28 5,13 6,6 5 Jelek St1,2,4 9 − 3 4 PO mgL 0,2 1,10 1,15 0,24 1,59 Jelek 10 NO − 3 mgL 10 0,4 4,4 0,5 5,5 Baik 11 NH 3 -N mgL 0,5 0,14 0,40 0,3 0,48 Baik 12 Khrom VI mgL 0,05 0,02 0,01 0,002 0,01 Baik 13 Tembaga mgL 0,02 0,054 0,028 0,018 0,0201 Jelek 14 Besi mgL 0,3 0,052 0,1053 0,06 0,04 Baik 15 Mangan mgL 0,1 0,34 0,4 0,35 0,040 Jelek 16 Seng mgL 0,05 0,05 0,03 0,16 0,020 Jelek St3 17 Khlorida mgL 600 30 8 32,60 9 Baik 18 Sianida mgL 0,02 0,006 0,006 0,006 0,005 Baik 19 NO − 2 mgL 0,06 0,003 0,006 0,001 0,006 Jelek St = stasiun Berdasarkan data pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa pada stasiun 1 muara sungai Jembatan II parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah − 3 4 PO , Cu, Mn, dan Cl bebas. Pada stasiun 2 muara sungai Flafouw parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah BOD, − 3 4 PO , Cu, Mn dan Cl bebas. Pada stasiun 3 muara sungai Warno parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah − 3 4 PO , Mn, Zn dan Cl bebas. Pada stasiun 4 muara sungai Belo parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah − 3 4 PO , Hal ini sejalan dengan hasil penelitian PU 2007 tentang kualitas air di kawasan Danau Sentani menunjukkan bahwa hampir di semua titik pengamatan, kecuali pada titik pengamatan Bukhi Masolo Kelurahan Dobonsolo kandungan Tembaganya melebihi ambang batas yang ditetapkan. Nilainya berada pada kisaran 0,0201-0,1081 mgL. Diperkirakan tingginya kandungan Tembaga di kawasan Danau Sentani ini terjadi akibat tingginya erosi yang terjadi di daerah kawasan Danau Sentani. Begitu pula tingginya kandungan Zink ini terjadi akibat tingginya erosi yang terjadi di wilayah Danau Sentani. Data kualitas air muara sungai seluruh lokasi pengamatan dari tahun 2005 – 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2 – Lampiran 5.

4.2.2. Status Kualitas Perairan Danau Sentani

Untuk kualitas perairan Danau Sentani dibagi menjadi enam lokasi sampling dan setiap lokasi dibagi menjadi tiga stasiun pengamatan yaitu diambil pada jarak 0m, 50 m dan 200m. Kualitas perairan pada lokasi dan stasiun ini dianggap dapat mewakili aktivitas dari darat, baik dari kualitas perairan sungai maupun kegiatan - kegiatan yang ada di sekitar danau. Data beberapa parameter kualitas perairan Danau Sentani disajikan pada Tabel 17 dan Lampiran 6. Tabel 17. Status kualitas perairan Danau Sentani Tahun 2007 No Parameter Satuan Baku mutu Hasil Analisis Laboratorium Kete- rangan 1 2 3 4 5 6 20 − 2 4 SO mgL 400 1 2 Baik 21 Khlorin bebas mgL 0,03 0,22 0,32 0,22 0,014 Jelek 22 Kesadahan Kesadahan total mgL 500 118 121 120 128 Baik