Peran Pemerintah dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani

b. Satu titik regresi di atas nilai kapasitas asimilasi dan nilai baku mutu Model regresi parameter – parameter seperti : − 3 4 PO Gambar 38 dan Fe Gambar 43 memiliki pola yang sama yakni terdapat satu titik regresi di atas nilai kapasitas asimilasi dan nilai baku mutu. Hal ini menunujukkan bahwa perairan danau tidak mampu melakukan self purification pada titik tersebut. c. Dua titik regresi di atas nilai kapasitas asimilasi dan nilai baku mutu Model regresi parameter seperti : Zn Gambar 44 memiliki pola yakni terdapat dua titik regresi di atas nilai kapasitas asimilasi dan nilai baku mutu. Hal ini menunujukkan bahwa perairan danau tidak mampu melakukan self purification pada titik - titik tersebut. d. Tiga titik regresi di atas nilai kapasitas asimilasi dan nilai baku mutu Model regresi parameter seperti : Cu Gambar 42 memiliki pola yakni terdapat tiga titik regresi di atas nilai kapasitas asimilasi dan nilai baku mutu. Hal ini menunujukkan bahwa perairan danau tidak mampu melakukan self purification pada titik – titik tersebut.

4.3. Struktur Elemen Kunci dalam Model Pengelolaan Danau Sentani

Metode ISM digunakan untuk menganalisa keterkaitan dan ketergantungan antar elemen yang membentuk struktur model pengendalian pencemaran Danau Sentani. Dari hasil diskusi ahli teridentifikasi tujuah faktor penting yang perlu dikaji, yaitu peran pemerintah, kebutuhan dari program kebijakan pengelolaan Danau Sentani, tujuan dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani, kendala utama dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani, tolok ukur keberhasilan dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani, lembaga yang terlibat dalam pengelolaan Danau Sentani, dan sektor masyarakat yang terpengaruhi.

4.3.1. Peran Pemerintah dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani

Arahan yang perlu diperhatikan oleh pemerintah bahwa pengelolaan Danau Sentani secara menyeluruh dan terpadu merupakan pendekatan sistem yang melibatkan berbagai sektor : pemerintah policy maker, pelaku hukum, pengusaha, serta masyarakat umum dan adat, untuk tidak menganggap Danau Sentani hanya sebagai sesuatu tempat ekploitasi saja karena nilai ekonomisnya yang tinggi, tetapi juga harus mempunyai nilai dan hak untuk dijaga, dikembangkan dan dilestarikan. Ganjaran hukuman harus mampu ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. Elemen peran pemerintah yang terlibat dalam pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani baik langsung maupun tidak langsung, dijabarkan menjadi 11 sub elemen seperti terlihat pada Tabel 22. Interpretasi dalam bentuk hierarki disajikan dalam Gambar 45 dan pada Gambar 46 subelemen dikelompokkan kedalam empat sektor yakni automous, dependent, linkage dan independent. Untuk analisis ISM data disajikan pada Lampiran 23. Tabel 22. Elemen Peran Pemerintah dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani Subelemen 1. Tata ruang Kota Kabupaten Jayapura 2. Pemetaan tata ruang 3. Evaluasi kesesuaian lahan 4. Master plan pewilayahan ekologi, ekonomi dan sosial 5. Penerapan kebijakan antar stakeholder pencemaran, tata ruang dan yang terkait dengan pencemaran danau 6. Ketegasan penegakan hukum terhadap pelanggaran 7. Kajian kebijakan 8. Prioritas rencana strategis 9. Realisasi penerapan renstra 10. Koordinasi antar wilayah administrasi 11. Prinsip integrasi lintas sektoral Dari Gambar 45 terlihat bahwa peran pemerintah yang merupakan elemen kunci dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani adalah Penerapan kebijakan antar stakeholder, Ketegasan penegakan hukum terhadap pelanggaran, Koordinasi antar wilayah administrasi, dan Prinsip integrasi lintas sektoral. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa peran pemerintah dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani diawali oleh Penerapan kebijakan antar stakeholder 5, Ketegasan penegakan hukum terhadap pelanggaran 6, Koordinasi antar wilayah administrasi 10, dan Prinsip integrasi lintas sektoral 11 pada level 5, hal ini berarti bahwa perlu diawali oleh strategi kebijakan dan hukum serta prinsip kerjasama yang harmonis, sub elemen level 5 ini menjadi penggerak utama dan mempengaruhi sub elemen pada level berikutnya. Peran pemerintah lainnya yang juga merupakan elemen kunci dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani adalah prioritas rencana strategis dan realisasi penerapan renstra pada level 4. Gambar 45. Diagram hierarki dari subelemen peran pemerintah dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani Secara alamiah air akan bergerak dari satu tempat ke tempat lain tanpa mengenal batas politik, sosial, ekonomi, bangsa, maupun batas wilayah administrasi bahkan batas Negara. Karena itu perlu dikelola dalam satu kesatuan sistem koordinasi berdasarkan “one lake, one river, one plan, and one management”. Sistem koordinasi yang perlu diterapkan adalah : 1 Keterpaduan visi misi antar wilayah andiministrasi, yaitu Distrik Sentani Barat, Distrik Sentani, dan Distrik Sentani Timur 2 Keterpaduan visi misi antar sektor, yaitu Dinas Perikanan dan Kelautan, Bapedalda, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, Dinas Kepersihan, Dinas Tata ruang, Dinas Kebersihan, BP DAS Mamberamo, Dinas PU, Dinas Perhubungan, Dinas PDAM dan Dinas Parawisata 3 Keterpaduan antar multidisiplin ilmu, yaitu bidang ilmu perairan, perikanan, hidrologi, dan ilmu dasar. Jika didasarkan pada nilai Driver Power dan Dependence maka ke 11 sub elemen dapat dikelompokkan kedalam 4 sektor. Dari Gambar 46 terlihat bahwa sub elemen yang masuk kedalam sektor Dependent adalah Tata ruang Kota Kabupaten Jayapura 1, Pemetaan tata ruang 2, Evaluasi kesesuaian lahan 3, Master plan pewilayahan ekologi, ekonomi dan sosial 4, serta Kajian kebijakan 7. Hal ini memberikan makna bahwa kelima peran pemerintah ini sangat tergantung pada sistem dan tidak mempunyai kekuatan penggerak yang 3 7 4 1 2 11 10 6 5 8 9 Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 besar atau kelima sub elemen tersebut merupakan variabel tak bebas yang akan dipengaruhi sub elemen lainnya dalam sistem. Sub elemen Penerapan kebijakan antar stakeholder 5, Ketegasan penegakan hukum 6, Koordinasi antar wilayah administrasi 10 dan Prinsip integrasi lintas sektoral 11 berada di sektor Independent, yang berarti sub elemen ini memiliki kekuatan penggerak yang besar dalam menunjang peran pemerintah dalam pengelolaan Danau Sentani. Sedangkan sub elemen Prioritas rencana strategis 8 dan Realisasi penerapan renstra 9 memiliki kekuatan penggerak yang besar asalkan ditunjang oleh kelima sub elemen pada sektor Independent. Hal ini berarti rencana – rencana strategis dalam pengelolaan Danau Sentani akan sangat ditunjang oleh tata ruang dan kebijakan penegakan hukum. Hal ini memperkuat penelitian Takuo 2004 dan Shinji 2004.bahwa Danau Biwa di Jepang telah memiliki konsep tata ruang yang cukup baik seperti adanya master plan pewilayahan ekologis, sosial dan ekonomi sehingga mengakibatkan danau tersebut lestari. Setelah peran pemerintah Jepang mewujudkan konsep tata ruang sebagai suatu kekuatan penggerak dalam pengelolaan Danau Biwa, kemudian dilanjutkan dengan rencana – rencana strategis seperti 1 “Mother Lake 21 Plan”sebuah rencana konservasi komprehensif untuk Danau Biwa abad 21, 2 OBM Organisasi Berbasis Masyarakat dan 3 Pembentukan Basin Consociation Kelompok DTA yang terdiri dari 13 kelompok konservasi di masing – masing DAS utama yg mengalirkan airnya ke danau Biwa Ada tiga tipe OBM : • Tipe Choinaikai : anggotanya berasal dari sejumlah choinaikai • Tipe consociation kelompok terdiri dari bermacam organisasi lokal termasuk choinaikai • Tipe Network jejaring terdiri dari perorangan dan organisasi sukarela tanpa choinaikai Hal ini juga sejalan dengan penelitian Adelina 2004 bahwa Danau Laguna di Pilipina memiliki 4 Progran Utama dalam rencana Induk Laguna de Bay : Pengelolaan pewilayan ekologis yaitu 1 pengelolaan lingkungan dan 2 pengelolaan DTA, 3 Pengelolaan pewilayahan ekonomi yaitu 3 pengembangan usaha perikanan dan 4 Pengelolaan pewilayahan sosial yaitu reformasi serta pengembangan kelembagaan. Dalam hal ini pelaksanaan tata ruang, dan master plan yang diikuti oleh kebijakan penegakan hukum akan sangat menunjang kelestarian danau dan nilai estetika danau. Hal ini akan sangat menunjang rencana program pemanfaatan Danau Sentani dan peningkatan PAD Pendapatan Asli Daerah. Menurut Bapedalda 2004 rencana program pemanfaatan Danau Sentani adalah 1 Sebagai sumber air bersih, 2 Pengembangan perikanan, 3 Ekowisata, 4 Transportasi danau, dan 5 Potensi energi listrik PLTA. 1, 2 3, 7 4 5, 6, 10, 11 8, 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Gambar 46. Matriks Driver Power DP dan Dependence D untuk elemen peran pemerintah dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani

4.3.2. Elemen Tujuan dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani