Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen DO
Oksigen adalah gas tak berbau, tak berasa, dan hanya sedikit larut dalam air. Untuk mempertahankan hidupnya, mahluk yang tinggal di dalam air, baik
tumbuhan maupun hewan, bergantung pada oksigen yang terlarut ini. Jadi kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air. Kehidupan
air dapat bertahan jika terdapat oksigen minimal sebanyak 5 ppm 5 part per million atau 5 mg untuk setiap liter air. Selebihnya bergantung kepada
ketahanan organisme, derajat keaktifannya, kehadiran bahan pencemar, suhu air, dan sebagainya.
Dari hasil analisis parameter DO, diperoleh hasil hampir semua titik pengamatan mempunyai DO dalam kisaran 5,2 – 7,622 mgL. Nilai DO dari
masing – masing titik pengamatan masih di atas ambang batas minimal yang ditetapkan.
4.2.4. Sebaran Spasial Komponen Fisika – Kimia
Analisis Komponen Utama Principle Componen Analysis, PCA terhadap parameter fisika – kimia perairan Danau Sentani mempunyai kontribusi pada
keempat sumbu utama F1, F2, F3, dan F4 sebesar 100 dari ragam total Lampiran 7 dan 8. Sebagian besar informasi terpusat pada sumbu 1 F1
dengan keragaman 49,9 sedangkan sumbu 2, sumbu 3 dan sumbu 4 masing – masing sebesar 20,5,17,1, dan 12,6 dari ragam total.
Lampiran 9 memperlihatkan beberapa ciri masing – masing sumbu terhadap variabel yang mempengaruhinya. Pada sumbu 1 diterangkan oleh
adanya variabel BOD dan COD yang berkorelasi positif satu dengan lainnya. Pada sumbu 2 diterangkan oleh adanya variabel TDS,
− 2
4
SO
, Cu dan Fe. TDS dan
− 2
4
SO
berkorelasi positif antara satu dengan lainnya, sedangkan Cu dan Fe berkorelasi negatif satu dengan variabel lainya. Pada sumbu 3 diterangkan oleh
adanya variabel
− 3
NO
, Zn dan Cl yang berkorelasi negatif antara satu dengan variabel lainnya. Pada sumbu 4 diterangkan oleh adanya variabel Cu dan Zn.
Sebaran stasiun penelitian pada sumbu 1 dan 2 Gambar 26a dan Lampiran 10 serta dendogram hasil klasifikasi hierarki terhadap stasiun
didapatkan 3 pengelompokan Lampiran 11.
Fa k t o r pe r t a m a Fa
k to
r k
e d
u a
0 , 0 - 0 ,2
- 0 , 4 - 0 , 6
- 0 , 8 - 1 ,0
0 , 4 0 , 3
0 , 2 0 , 1
0 , 0 - 0 , 1
6 5
4 3
2
1
Gambar 26a. Sebaran stasiun pengamatan berdasarkan Stasiun pada sumbu 1 dan sumbu 2 F1 x F2.
Pada kelompok I, yaitu stasiun 1 lebih didominasi oleh BOD dan COD, karena pada stasiun ini banyak mengandung bahan organik yang terbawa oleh erosi.
Pada kelompok II, yaitu stasiun 2, 3, 4, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 lebih dipengaruhi oleh TDS,
− 2
4
SO
, Cu dan Fe, karena sekitar stasiun ini telah terjadi erosi dan galian C juga struktur tanahnya banyak mengandung Cu dan Fe. Pada kelompok III, yaitu
stasiun 11 dan 12 lebih dipengaruhi oleh
− 3
NO
, Zn dan Cl, karena sekitar stasiun ini telah terjadi erosi dan struktur tanah mengandung Zn.
Ko mpone n pe r t a ma K
o m
p o
n e
n k
e d
u a
0 ,4 0 ,3
0 ,2 0 ,1
0 ,0 - 0, 1
- 0, 2 0 ,5 0
0 ,2 5 0 ,0 0
-0 ,2 5 -0 ,5 0
SO 4
C l Zn
Fe Cu
Cr NH3
NO 3 PO 4
C O D B O D
TD S
Gambar 26b. Sebaran stasiun pengamatan berdasarkan Parameter Fisika-Kimia Air pada sumbu 1 dan sumbu 2 F1 x F2.
4.2.5. Status Mutu Air Sungai dan Danau Sentani