Elemen Lembaga yang Terlibat dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani

limbah industri, Manajemen pengolahan limbah pasar, Jumlah pasar yang memiliki dokumen lingkungan AMDAL atau UKL-UPL dan Manajemen pengolahan limbah rumah sakit berada pada sektor independent, dimana sub elemen ini memiliki kekuatan penggerak yang besar dan sebagai tolok ukur yang kuat dalam mencapai pengembangan model pengelolaan Danau Sentani 1, 2, 3, 4, 5 6, 8, 11, 14, 15, 16, 18, 19 7 9, 10 12, 13, 17, 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Gambar 52. Matriks Driver Power DP dan Dependence D untuk elemen tolok ukur keberhasilan dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani

4.3.5. Elemen Lembaga yang Terlibat dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani

Kelembagaan dapat berarti bentuk atau wadah atau organisasi sekaligus juga mengandung pengertian tentang norma – norma, aturan, dan tata cara atau prosedur yang mengatur hubungan antar manusia, bahkan kelembagaan merupkan sistem yang kompleks, rumit, dan abstrak Kartodiharjo, et.al. 1999. Oleh sebab itu perlu dianalisis mengenai Lembaga yang terlibat, Tujuan dan Kebutuhan dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani. Elemen lembaga yang terlibat dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani dijabarkan lagi menjadi 24 sub elemen seperti terlihat pada Tabel 26. struktur hierarki disajikan dalam Gambar 53 dan pada Gambar 54 subelemen dikelompokkan kedalam empat sektor yakni autonomous, dependent, linkage dan independent. Untuk analisis ISM data disajikan pada Lampiran 27. Tabel 26. Elemen Lembaga yang Terlibat dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani Sub Elemen 1. Dinas Kelautan dan Perikanan 2. Dinas Perindustrian 3. Industri dan pengusaha Hotel , Budidaya karamba, Restaurant, dll 4. Bappeda 5. Pemda 6. Camat 7. Lurah 8. RTLKMD 9. Dinas Pemukiman 10. Dinas PDAM 11. Tokoh Adatlembaga adatOBM 12. Tokoh agamalembaga agama 13. LSM 14. PLN 15. Bapedalda 16. Dinas Pekerjaan Umum 17. Dinas Tata ruang 18. Dinas Kebersihan 19. Dinas KesehatanLabkesda 20. Perguruan Tinggi 21. BPKH dan Dinas PertanianPerkebunan 22. BP DAS Mamberamo 23. Dinas Kehutanan Propinsi – Kabupaten 24. Dinas Pariwisata Lembaga yang terlibat dan menjadi elemen kunci dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani adalah Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pemukiman, Tokoh Adatlembaga adatOBM, Bapedalda, Dinas Tata ruang , Perguruan Tinggi , dan Dinas Pariwisata Gambar 55. Menurut Mochtar 2001, pengelolaan air dan sumber air sampai saat ini belum terdapat bentuk lembaga pengelola yang baku. Kelembagaan serta peraturan di bidang pengelolaan air dan sumber air akan dituntut diapat memberikan kualitas pelayanan yang baik serta profesional. Disamping kesiapan peraturan kelembagaan, tidak kalah pentingnya adalah kesiapan data dan informasi air dan sumber air yang lengkap dan akurat, berupa potensi air dan sumber air, serta berapa yang telah dimanfaatkan, sehingga dapat ditentukan potensi yang belum dikelola yang diserahkan pengelolaannya kepada masyarakat atau sektor swasta. Dalam upaya mengatur kuantitas dan kualitas air maka persiapan dari aspek non fisik adalah kelembagaan, karena kelembagaan ini berwewenang dalam aspek pengaturan dan kebijakan. Sistem pengelolaan air di masa mendatang, disamping menyangkut masalah – masalah fisik dan pembiayaan, juga masalah kelembagaan termasuk didalamnya peraturan, personil SDM, peralatan serta pelatihan, akan semakin berperan. Kelembagaan pengelolaa sumberdaya air amat diperlukan guna melaksanakan sumberdaya air secara benar, efisien dan efektif Isnugroho 2001. Oleh sebab itu antispasi yang disiapkan untuk menanggulangi permasalahan sumberdaya air adalah mengembangkan perangkat hukum dan kelembagaan pengairan untuk meningkatkan keterpaduan pengelolaan sumberdaya air melalui koordinasi nyata serta untuk meningkatkan peran swasta. Gambar 53. Diagram hierarki dari subelemen lembaga yang terlibat dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani Hasil analisis ini menggambarkan bahwa lembaga yang terlibat dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani diawali oleh Dinas Kelautan dan Perikanan 1, Dinas Pemukiman 9, Tokoh Adatlembaga adatOBM 11, Bapedalda 15, Dinas Tata ruang 17 , Perguruan Tinggi 20, dan Dinas Pariwisata 24, sub elemen level 4 ini menjadi elemen kunci dan mempengaruhi sub elemen pada level berikutnya. Elemen lembaga yang terlibat lainnya yang juga merupakan elemen kunci dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani adalah Dinas Perindustrian, Industri dan pengusaha Hotel , Budidaya karamba, Restaurant, dll, Bappeda, Pemda , Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Kebersihan pada level 3. Pembangunan OBM merupakan bentuk partisipasi masyarakat adat, dalam hal ini pembentukan kelompok konservasi. Pembentukan kelompok konservasi masing – masing DAS Sentani dan wilayah Danau Sentani di bawah kontrol pemerintah dan adat. Hal ini dimaksudkan untuk melestarikan kelompok – kelompok konservasi yang telah lama ada dalam masyarakat adat. Hasil wawancara menyebutkan bahwa masyarakat adat sangat arif terhadap alam Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 15 11 9 1 24 20 17 5 4 3 2 16 18 22 21 14 10 23 12 8 7 6 13 19 Danau Sentani dan merekapun peka terhadap perubahan warna Danau Sentani ketika terjadi degradasi di Danau Sentani, seperti adanya perubahan warna perairan sebagai tanda penguasa alam sedang marah oleh ulah manusia. Oleh sebab itu masyarakat melakukan evaluasi diri atas peristiwa tersebut. Hal ini pertanda masyarakat sangat mencintai alam yang lestari. Kelompok konservasi dipelopori oleh masyarakat adat yakni Sentani Timur dari suku Ohee, Sentani Tengah dari suku Eluay, dan Sentani Barat dari suku Nalwali. Sub - sub elemen jika dikelompokkan berdasarkan Driver Power DP dan Dependence D adalah seperti pada Gambar 54. Berdasarkan nilai Driver Power dan Dependence ke 24 sub elemen dapat dikelompokkan kedalam 4 sektor. Dari Gambar 54 terlihat bahwa sub elemen yang masuk kedalam sektor Dependent adalah Camat, Lurah, RTLKMD, Tokoh agamalembaga agama, LSM, Dinas KesehatanLabkesda, Dinas PDAM, PLN, Perguruan Tinggi dan BP DAS Mamberamo. Hal ini memberikan makna bahwa kesebelas sub elemen sektor dependent ini sangat tergantung pada sistem dan tidak mempunyai kekuatan penggerak yang besar kekuatan penggeraknya lemah atau kesebelas sub elemen tersebut merupakan variabel tak bebas yang akan dipengaruhi sub elemen lainnya dalam sistem. Sub elemen Dinas Perindustrian, Industri dan pengusaha Hotel , Budidaya karamba, Restaurant, dll, Bappeda Bappeda, Pemda, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kebersihan berada di sektor linkage, yang berarti Sub – sub elemen sektor linkage ini harus dikaji secara hati – hati dalam megkaji tolok ukur keberhasilan dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani karena akan memberikan dampak terhadap lainnya dan umpan balik pengaruhnya bisa memperbesar dampak tersebut. Sub elemen Dinas Kelautan dan Perikanan , Dinas Pemukiman, Tokoh Adatlembaga adatOBM, Bapedalda , Dinas Kelautan dan Perikanan , Dinas Pemukiman, Tokoh Adatlembaga adatOBM, Bapedalda , Dinas Tata ruang , Perguruan Tinggi dan Dinas Pariwisata berada pada sektor independent, dimana sub elemen ini memiliki kekuatan penggerak yang besar dalam mencapai pengembangan model pengelolaan Danau Sentani. 1, 9, 11, 15, 17, 20, 24 2, 3, 4, 5, 16, 18 6, 7, 8, 12, 13, 19 10, 14, 21, 22, 23 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Gambar 54. Matriks Driver Power DP dan Dependence D untuk elemen lembaga yang terlibat dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani

4.3.6. Elemen Sektor Masyarakat yang Terpengaruhi dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani