Uji Validasi kinerja : Pengembangan Model Kelembagaan

validitas konstruksi dan validitas kestabilan. Validitas konstruksi melihat apakah konstruksi model yang dikembangkan sesuai dengan teori. Sedangkan uji validitas kestabilan dilakukan dengan menguji konsistensi antara model agregat dan model rinci.

a. Uji Validasi kinerja :

Validitas kinerja dilakukan dengan cara pengujian menggunakan statistik AME Absolute Mean Eror dan AVE Absolute Variation Eror. Nilai batas penyimpangan yang dapat diterima adalah 5 – 10. Tabel 2. Konversi rumus statistik ke persamaan powersim No Rumus statistik Persamaan powersim 1 Penyimpangan means absolut AME AME = S i -A i A i S i = S i N A i = A i N E1 = absSr-ArAr Sr = integrate Stn – t0 Ar = integrate Atn-t0 2 Penyimpangan variasi absolut AVE AVE = Ss-Sa Sa Ss = S i – S i 2 N Sa = A i – A i 2 N E 2 = absSs-SaSa Ss=sqrtintegrate S-Sr2tn-t0 Sa=sqrtintegrateA-Ar2tn-t0 3 Saringan Kalman KF KF = VsVs+Va Vs = Si-Si 2 N-1 Va = Ai-Ai 2 N-1 E3 = Vs Vs + Va Vs = integrate S-Sr2tn-t0+1 Va = integrate A-Ar2tn-t0+1 4 Koefisien diskrepansi U U = Se Ss+Sa Se = {S-Si-A-Ai} 2 N U = Se Ss + Sa Se = sqrt integrate S-Sr-A-Ar2tn- t0 5 DW = {Ai-Si t – Ai-Si t-1 } 2 {A i -S i t } 2 DW = d1d2 d1 = integrate d-delayinfd,1,1,02 d2 integrate d2 d = A-S Keterangan : A = nilai aktual 2 = pangkat dua S = nilai simulasi n = waktu N = interval waktu pengamatan sqrt = akar Sa = deviasi nilai aktual integrate = sigma fungsi waktu Ss = deviasi nilai simulasi S = nilai simulasi Abs = nilai absolut

b. Uji Sensitivitas

Untuk mengetahui kekuatan robustness model dalam dimensi waktu dilakukan uji sentivitas, dengan menggunakan fungsi – fungsi sepeti IF, STEP, GRAPH, dan PULSE Davidesen 1994 dalam Kholil 2005. Uji sensitivitas dilakukan untuk mengetahui respon model terhadap stimulus, tujuannya untuk menemukan alternatif tindakan baik untuk mengakselerasi kemungkinan pencapaian positif, maupun untuk mengantisipasi dampak negatif. Uji sensitivitas dilakukan dengan dua macam Muhamadi, 2001 : 1 Intervensi fungsional, yakni dengan memberikan fungsi – fungsi khusus terhadap model, dan 2 intervensi struktural, yakni dengan mempengaruhi hubungan antar unsur atau struktur model, dengan cara mengubah struktur modelnya.

2.7.7. Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan dilakukan untuk mempengaruhi sistem agar sesuai dengan apa yang diinginkan Davidsen, 1994 dalam Kholil, 2005. Dalam sistem dinamis analisis kebijakan dilakukan terhadap hasil simulasi model Muhamadi, 2001. Ada dua tahap analisis kebijakan yaitu : pengembangan kebijakan alternatif dan analisis kebijakan alternatif. Pengembangan kebijakan alternatif adalah suatu proses berfikir kreatif menciptakan ide – ide baru untuk mempengaruhi sistem agar mencapai tujuan yang diinginkan, baik dengan cara mengubah parameter maupun struktur modelnya. Sementara itu analisis kebijakan alternatif dilakukan untuk memilih satu kebijakan terbaik dari beberapa alternatif kebijakan yang ada, dengan mempertimbangkan perubahan sistem lama ke sistem baru, serta perubahan lingkungan ke depan.

2.8. Pengembangan Model Kelembagaan

Pengembangan model kelembagaan pengelola danau terpadu didasarkan atas hasil analisis kelembagaan dengan menggunakan metoda ISM Interpretative structural modelling yang dikembangkan oleh Saxena 1992 dalam Eriyatno 1999. Data pada teknis ISM adalah kumpulan pendapat dari pakar panelis sewaktu menjawab tentang keterkaitan antar elemen. Pengembangan model kelembagaan ini bertujuan untuk membangun alternatif institusi pengelola danau yang tepat, sesuai dengan karakteristik daerah, perkembangan masyarakat dan peraturan yang berlaku. Elemen – elemen yang dipilih dalam melakukan analisis kelembagaan ini adalah elemen yang berperan secara dominan dalam menentukan keberhasilan pengelolaan danau terpadu. Menurut Saxena 1992 dalam Eriyatno 1999 program dapat dibagi menjadi sembilan elemen, yaitu 1 sektor masyarakat yang terpengaruhi, 2 kebutuhan dari program, 3 kendala utama, 4 perubahan yang dimungkinkan, 5 tujuan dari program, 6 tolok ukur untuk menilai setiap tujuan, 7 Aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan, 8 ukuran aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai oleh setiap aktivitas, dan 9 lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program. Dalam melakukan analisis kelembagaan elemen – elemen yang akan digunakan adalah elemen yang dominan yang dikonsultasikan dengan pakar. Pakar dalam hal ini adalah yang memiliki a pengetahuan tentang danau, b pengetahuan tentang model dinamik dan c skill dan d Sikap etika dan moral – attitude Menurut Eriyatno 1999 dan Kholil 2005, analisis terhadap model kelembagaan ini pada dasarnya untuk menyusun hirarki setiap sub elemen pada elemen yang dikaji, dan kemudian membuat klasifikasi ke dalam 4 sektor, untuk menentukan sub elemen mana yang termasuk ke dalam variabel AUTONOMOUS sektor 1, DEPENDENT sektor 2, LINKAGE sektor 3 atau INDEPENDENT sektor 4. Gambar 15. Matriks DP-D untuk Elemen Tujuan IV III I II Driver power Dependence Sektor 1 : Weak driver – weak dependent variables AUTONOMOUS Sektor 2 : Weak driver – strongly dependent variables DEPENDENT Sektor 3 : Strong driver – strongly dependent variables LINKAGE Sektor 4 : Strong drive weak dependent variables INDEPENDENT Secara garis besar analisis kelembagaan dengan metode ISM ini seperti pada Gambar 16. Gambar 16. Diagram alir analisis kelembagaan dengan metode ISM Mulai Input analisis kelembagaan konsultasi ke pakar: 1 Sektor masyarakat yang terpengaruhi, 2 kebutuhan dari program, 3 kendala utama, 4 perubahan yang dimungkinkan, 5 tujuan dari program, 6 tolok ukur untuk menilai setiap tujuan, 7 Aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan, 8 ukuran aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai oleh setiap aktivitas, dan 9 lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program Analisis kelembagaan pengelola danau, berdasarkan elemen – elemen yang dikaji dengan metode ISM OK ? Output : Hirarki sub elemen untuk setiap elemen yang dikaji dan klasifikasi sub elemen pada setiap elemen Selesai

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 1 tahun 6 bulan April 2007 – September 2008 dengan lokasi penelitian Danau Sentani di Kabupaten Jayapura Gambar 17 dan diagram alir rancangan penelitian Gambar 18. Babrongko Simporo Putali Ifale i Yahim Yabaso Jembatan II Asey Jembatan II Lokasi pengambilan sampel di danau Lokasi pengambilan sampel di sungai Gambar 17 . Lokasi Pengambilan sampel air di D anau Sentani dan Sungai Danau Sentani