Status Kualitas Perairan Danau Sentani

St = stasiun Berdasarkan data pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa pada stasiun 1 muara sungai Jembatan II parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah − 3 4 PO , Cu, Mn, dan Cl bebas. Pada stasiun 2 muara sungai Flafouw parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah BOD, − 3 4 PO , Cu, Mn dan Cl bebas. Pada stasiun 3 muara sungai Warno parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah − 3 4 PO , Mn, Zn dan Cl bebas. Pada stasiun 4 muara sungai Belo parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah − 3 4 PO , Hal ini sejalan dengan hasil penelitian PU 2007 tentang kualitas air di kawasan Danau Sentani menunjukkan bahwa hampir di semua titik pengamatan, kecuali pada titik pengamatan Bukhi Masolo Kelurahan Dobonsolo kandungan Tembaganya melebihi ambang batas yang ditetapkan. Nilainya berada pada kisaran 0,0201-0,1081 mgL. Diperkirakan tingginya kandungan Tembaga di kawasan Danau Sentani ini terjadi akibat tingginya erosi yang terjadi di daerah kawasan Danau Sentani. Begitu pula tingginya kandungan Zink ini terjadi akibat tingginya erosi yang terjadi di wilayah Danau Sentani. Data kualitas air muara sungai seluruh lokasi pengamatan dari tahun 2005 – 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2 – Lampiran 5.

4.2.2. Status Kualitas Perairan Danau Sentani

Untuk kualitas perairan Danau Sentani dibagi menjadi enam lokasi sampling dan setiap lokasi dibagi menjadi tiga stasiun pengamatan yaitu diambil pada jarak 0m, 50 m dan 200m. Kualitas perairan pada lokasi dan stasiun ini dianggap dapat mewakili aktivitas dari darat, baik dari kualitas perairan sungai maupun kegiatan - kegiatan yang ada di sekitar danau. Data beberapa parameter kualitas perairan Danau Sentani disajikan pada Tabel 17 dan Lampiran 6. Tabel 17. Status kualitas perairan Danau Sentani Tahun 2007 No Parameter Satuan Baku mutu Hasil Analisis Laboratorium Kete- rangan 1 2 3 4 5 6 20 − 2 4 SO mgL 400 1 2 Baik 21 Khlorin bebas mgL 0,03 0,22 0,32 0,22 0,014 Jelek 22 Kesadahan Kesadahan total mgL 500 118 121 120 128 Baik A FISIKA 1 Temperatur o C Deviasi 3 26,52 27 27,24 26,02 26,68 26,74 B 2 TDS mgL 1000 136 120,6 149,4 174,2 191 152,2 B 3 DHL µScm 20-1500 204,4 206,2 206 209,8 214 219,6 B 4 Kecerahan cm Minimal 25-40 cm 37 35,6 36,3 38 20,4 37 B B1 KIMIA Anorganik 5 pH 6-9 7,6 7,24 7,26 6,68 7,72 7,68 B 6 BOD mgL 2 3,06 1,366 3,2 1,104 4,5 1,346 J 7 COD mgL 10 12 4,4 11,4 1,24 12 1,44 J 8 DO mgL 6 5,2 6,52 6,318 7,342 6,82 7,622 J St1 9 − 3 4 PO mgL 0,2 0,56 0,072 0,18 0,224 0,42 0,072 J St1,4,5 10 NO − 3 mgL 10 0,92 1,02 0,4 1 1,48 0,62 B 11 NH 3 -N mgL 0,5 0,044 0,05 0,042 0,042 0,07 0,032 B 12 Khrom VI mgL 0,05 0,02 0,018 0,008 0,018 0,02 0,016 B 13 Tembaga mgL 0,02 0,046 0,191 0,017 0,034 0,048 0,021 J St1,3,4 ,5 14 Besi mgL 0,3 0,074 0,046 0,058 0,044 0,04 0,031 B 15 Mangan mgL 0,1 0,25 0,308 0,4 0,25 0,36 0,040 J 16 Seng mgL 0,05 0,054 0,054 0,039 0,13 0,037 0,022 J St1,2 17 Khlorida mgL 600 10,4 31,00 8,8 30,90 10,2 8,4 B 18 Sianida mgL 0,02 0,006 0,007 0,006 0,006 0,007 0,005 4 B 19 NO − 2 mgL 0,06 0,004 0,002 0,005 0,001 0,004 0,005 B 20 − 2 4 SO mgL 400 4,132 2 27 2,4 12,4 2,332 B 21 Khlorin bebas mgL 0,03 0,014 0,018 0,018 0,012 0,012 0,012 B 22 Kesadahan total mgl 500 116 119,8 122 119,2 122 128 B Ket B = Baik, J = Jelek, Sr = Stasiun Berdasarkan data pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa parameter yang telah melampaui baku mutu air di stasiun 1 Asey Kecil adalah BOD, − 3 4 PO , Cu, Mn, dan Zn. Pada stasiun 2 Asey Besar param eter yang telah melampaui baku mutu air adalah Cu, Mn dan Zn. Pada stasiun 3 Yabaso parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah BOD, − 3 4 PO , Cu, Mn, dan Zn. Pada stasiun 4 Ifale parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah PO 4 , Cu, Mn dan Zn. Pada stasiun 5 Yahim parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah BOD, − 3 4 PO , Cu, dan Mn. Pada stasiun 6 Babrongko parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah Cu. Berdasarkan keadaaan tesebut dapat dinyatakan bahwa pencemaran yang terjadi di perairan Danau Sentani disebabkan oleh berbagai sumber baik dari limbah domestik limbah organik, limbah industri limbah anorganik maupun dari erosi tanah. Hal ini sesuai dengan Dahuri 2003, secara garis besar sumber pencemaran perairan dapat dikelompokkan menjadi tujuh kelas yaitu limbah industri, limbah cair pemukiman sewage, limbah cair perkotaan urban storm water, pertambangan, pelayaran shipping, pertanian dan perikanan budidaya. Sedangkan bahan pencemar utama yang terkandung dalam buangan limbah dari ketujuh sumber tersebut berupa sediment, unsur hara nutrient, logam beracun toxic metal, pestisida, organisme eksotik, organisme pathogen, sampah dan oxygen depleting substance bahan yang menyebabkan oksigen terlarut dalam air berkurang. Pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah domestik dicerminkan oleh tingginya nilai Nitrat dan Fosfat. Effendi 2003 mengemukakan keberadaan fosfat yang berlebihan menstimulir terjadinya eutrofikasi pengayaan perairan. Dugan 1972 dalam Effendi 2003 mengemukakan bahwa keberadaan fosfat juga mengakibatkan perairan menjadi lunak soft water dan kurang produktif.

4.2.3. Karakteristik Fisika – Kimia Perairan Danau Sentani Suhu