264
Sub Elemen
Ke Sub elemen aktivitas ke -
19 18 17
16 15
14 13
12 11
10 8 8
7 6
5 4
3 2
1 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
III. Keadaan State Faktor Di Masa Datang
Berdasarkan faktor kunci yang telah diidentifikasi pada pertanyaan di atas, menurut BapakIbu bagaimana keadaan state faktor – faktor tersebut di masa datang ?
Mohon keadaan state faktor – faktor tersebut di masa datang di tulis dalam matriks yang disediakan. Keadaan state faktor di masa datang dapat berupa dinamika
seperti : meningkat, tetap, menurun, atau lainnya. Keadaan untuk masing – masing faktor di masa datang tidak perlu sama, misalnya untuk faktor A dibuat 5 macam keadaan,
mungkin saja untuk faktor B hanya 2 atau 3 macam keadaan seperti diilustrasikan pada tiga baris pertama ma triks.
265
Contoh Matriks Keadaan State faktor Kunci
Faktor Kunci Keadaan State di Masa Datang
Ilustrasi Meningkat
karena.... Tetap
Menurun karena
Ilustrasi Mendukung
Dengan.... Tidak
mendukung dengan....
Tetap seperti sekarang
Menjadi tidak efektif....
Ilustrasi Meningkat
karena.... Tetap
Matriks Keadaan State faktor Kunci sesuai daftar hal 1 dan 2
Faktor Kunci Keadaan State di Masa Datang
1
2
3
4
5
266
6
7
8
9
10
11
12
13
14
267
15
16
17
18
19
268 Lampiran 33. Kuesioner B
KUESIONER B
REKAYASA MODEL PENGE LOLAAN DANAU TERPADU BERWAWASAN LINGKUNGAN
STUDI KASUS DI DANAU SENTANI
Nama :
Nomor Responden :
Kelompok Responden :
Pewawancara :
PROGRAM STUDI PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
SEKOLAH PASCASARJANA
269
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
PETUNJUK PENGISIAN
Teknik Pemodelan Interpretasi Struktural Interpretatif Structural Modelling- ISM digunakan untuk merumuskan alternatif kebijakan dimasa yang akan datang.
Analisis ini digunakan sebagai salah satu alat tool dalam penelitian yang dilakukan dengan judul “REKAYASA MODEL PENGELOLAAN DANAU TERPADU
BERWAWASAN LINGKUNGAN”. Dengan analisis ingin diketahui sub elemen kunci dan tujuan strategis apa saja yang berperan dalam peningkatan daya dukung lingkungan,
sesuai dengan pendapat dari para stakeholder yang terlibat di dalam pemanfaatan dan pengelolaan danau Sentani. Kuesioner ini dibuat dalam rangka untuk mendapatkan
justifikasi mengenai aspek dan kriteria bagi kelembagaan pengelola danau terpadu berwawasan lingkungan di danau Sentani. Oleh karena itu, penentuan elemen kunci dan
tujuan strategis tersebut adalah penting, dan sepenuhnya harus merupakan pendapat dari pihak yang berkompeten sebagai ahli expert mengenai danau Sentani.
Pada kuesioner ini dicoba penilaian bapakIbuSdr, selaku pakar di bidang Kelembagaan, melihat tingkat kepentingan masing – masing aspek dan kriteria sebagai elemen dan sub
elemen dalam sistem berkaitan dengan topik peneglolaan danau. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
CARA PENGISIAN PENGARUH ANTAR SUB ELEMEN
Berdasarkan sub elemen yang telah diidentifikasikan di bawah ini, menurut BapakIbu bagaimana pengaruh antar pasangan sub elemen tersebut ?
Mohon hubungan antar sub elemen tersebut ditulis dalam bentuk huruf V, A, X, O pada matriks yang memuat pasangan sub elemen secara dua arah, misalnya pengaruh sub
elemen A terhadap sub elemen B, dan sebaliknya pengaruh sub elemen B terhadap sub elemen A seperti diilustrasikan di bagian atas matriks. Huruf yang digunakan adalah
sebagai berikut : V
= lebih penting sub elemen A dari pada sub elemen B
A =
lebih penting sub elemen B dari pada sub elemen A
270 X
= sub elemen A dan Faktror B mempunyai nilai tingkat kepentingan yang
sama dan saling terkait. O
= sub elemen A dan sub elemen B tidak saling terkait
Contoh : Pengaruh langsung antar sub elemen dalam sistem pengelolaan danau Sentani, dapat diisi
pada kolom tabel di bawah ini : 12
11 10
9 8
7 6
5 4
3 2
1 1
V A
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12
Penjelasan tambahan : •
Bandingkan baris ke kolom untuk hubungan antar faktor kunci dalam bentuk huruf
V, A, X, O
Kolom
Baris
271 PENILAIAN PERBANDINGAN ANTAR SUB ELEMEN PADA SETIAP ELEMEN
A. Elemen ke-1 : Peran Pemerintah dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani
Sub elemen 2.
Tata ruang Kota Kabupaten Jayapura 3.
Pemetaan tata ruang 4.
Evaluasi kesesuaian lahan 5.
Master plan pewilayahan ekologi, ekonomi dan sosial 6.
Penerapan kebijakan antar stakeholder pencemaran, tata ruang dan yang terkait dengan pencemaran danau
7. Ketegasan penegakan hukum terhadap pelanggaran
8. Kajian kebijakan
9. Prioritas rencana strategis
10. Realisasi penerapan renstra
11. Koordinasi antar wilayah administrasi
12. Prinsip integrasi lintas sektoral
Sub Elemen
Ke- Sub elemen aktivitas ke -
11 10
9 8
7 6
5 4
3 2
1 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
272 B. Elemen ke-2 Kebutuhan dari program kebijakan pengelolaan Danau Sentani
Sub elemen 11.
Ekowisata 12.
Transportasi 13.
Perikanan usaha KJA 14.
Air baku air minum, transportasi, listrik, komersial, dan industri 15.
Irigasi debit harus diatur 16.
Teknologi pengelolaan danau 17.
SDM berkualitas 18.
Modal 19.
Manajemen usaha 20.
Stabilitas politik
Sub Elemen
Ke- Sub elemen aktivitas ke -
10 9
8 7
6 5
4 3
2 1
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
C. Elemen ke-3 : Tujuan dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani
Sub elemen 19.
Mengamankan bahan pencemar limbah domestik pemukiman, oli dari PLTD, limbah rumah sakit, dsb.
20. Memperpendek jalur bahan pencemar
21. Meningkatkan sistem penanganan bahan pencemar
22. Pengerukan sedimen di danau
23. Membersihkan tanaman pengganggu eceng gondok, algae dll
24. Memperluas wilayah perbaikan lingkungan
25. Menurunkan erosi sekitar dan buangan PETI Menurunkan resiko ekologi
26. Menurunkan sedimentasi danau
27. Pembangunan Lake Sentani Envioromental Research Centre-Pusat Penelitian
273
Lingkungan Danau Sentani kontrol dari Peneliti 28.
Pendirian the Sentani Lake Development Authority SLDA atau Badan Pembangunan Danau Sentani berdasarkan UU – kontrol dari Pemerintah
29. Pembangunan OBM Organisasi Berbasis Masyarakat adat- kontrol dari
Adat 30.
Membuat chek DAM 31.
Konservasi tanah vegetasi, penataan PETI 32.
Gerakan Danau Bersih dan sosialisasi anti pencemaran 33.
Desa Percontohan Contoh Desa pelestari danau sentani 34.
Berbagi keahlian dan pengalaman penanganan limbah dan erosi Sosialisasi pengetahuan
35. Pengembangan sistem Informasi informasi biofisik, sosial ekonomi,
kelembagaan dan politik serta informasi penting 36.
Menggabungkan research dan development
Sub Elemen
Ke Sub elemen aktivitas ke-
18 17
16 15
14 13
12 11
10 9 8 7
6 5
4 3
2 1
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
D. Elemen ke-4 : Kendala Utama dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau Sentani
274 Sub Elemen
1. Kurangnya visi dan misi pengelolaan lingkungan stakeholder atau
kurangnya pengetahuan dan kesadaran 2.
Perbedaan tujuan antar stakeholder 3.
Perbedaan tujuan antar wilayah administrasi 4.
Konsistensi arah kerjasama antar stakeholder 5.
Konsistensi arah kerjasama antar wilayah administrasi 6.
Karakter dan etika dalam kerjasama 7.
Koordinasi antar instansi 8.
Kualitas dan kuantitas SDM 9.
Kekuatan manajemen perencanaan, pengawasan, hubungan antar stakeholder dan antar wilayah serta arahan strategis
10. Dukungan peraturan
11. Persaingan kebutuhankepentingan
12. Penegakan Peraturan Lowenforcement
Sub Elemen
Ke Sub elemen aktivitas ke -
12 11
10 9
8 7
6 5
4 3
2 1
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
E. Elemen ke-5 : Tolok Ukur Keberhasilan dalam Pengembangan Model Pengelolaan Danau
Sentani
Sub Elemen
21. Menurunnya jumlah bahan pencemar yang melebihi baku mutu
22. Menurunnya jumlah limbah padat sampah di danau Sentani
23. Menurunnya laju erosi dan sedimentasi di danau
24. Menurunnya luas sebaran tanaman pengganggu
25. Keragaman biota dan tumbuhan danau
275
26. Perubahan pola pikir masyarakat pendidikan
27. Peningkatan pendapatan
28. Manajemen limbah domestik
29. Fasilitas TPA yang memadai
30. Pengaturan terhadap penyebaran dan kepadatan penduduk
31. Manajemen industriusaha kesesuaian lokasi industriusaha
32. Penggunaan peralatanbahan yang ramah lingkungan
33. Teknik pengolahan limbah IPAL industri
34. Meningkatnya jumlah industri yang mendapat PROPER
35. Manajemen pengolahan limbah industri
36. Manajemen pengolahan limbah pasar
37. Teridentifikasinya pasar terutama pasar tumpah, dan juga pasar tradisional serta
pasar modern 38.
Jumlah pasar yang memiliki dokumen lingkungan AMDAL atau UKL-UPL 39.
Manajemen pengolahan limbah rumah sakit 40.
Keteraturan transportasi danau Sub
Elemen Ke
Sub elemen aktivitas ke - 20 19 18
17 16
15 14 13 12 11 10
9 8 7 6
5 4
3 2
1 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 F.Elemen ke-6 : Lembaga yang terlibat dalam pengelolaan danau
276
Sub Elemen 25.
Dinas Kelautan dan Perikanan 26.
Dinas Perindustrian 27.
Industri dan pengusaha Hotel , Budidaya karamba, Restaurant, dll 28.
Bappeda 29.
Pemda 30.
Camat 31.
Lurah 32.
RTLKMD 33.
Dinas Pemukiman 34.
Dinas PDAM 35.
Tokoh Adatlembaga adatOBM 36.
Tokoh agamalembaga agama 37.
LSM 38.
PLN 39.
Bapedalda 40.
Dinas Pekerjaan Umum 41.
Dinas Tata ruang 42.
Dinas Kebersihan 43.
Dinas KesehatanLabkesda 44.
Perguruan Tinggi 45.
BPKH dan Dinas PertanianPerkebunan 46.
BP DAS Mamberamo 47.
Dinas Kehutanan Propinsi – Kabupaten 48.
Dinas Pariwisata
Sub Elemen
Ke Sub Elemen Aktivitas ke -
24 23
22 21
20 19
18 17
16 15
14 13
12 11
10 9
8 7
6 5
4 3
2 1
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21
277
22 23
24
G. Elemen ke-7 : Sektor masyarakat yang terpengaruhi
Sub Elemen 9.
Petani 10.
Nelayan 11.
Pengusaha Budidaya Karamba, Restaurant, transportasi dll
12. Tenaga kerja
13. Tokoh masyarakat dan adat
14. Tokoh agama
15. Pemerintah
16. Pengguna air kepentingan :Irigasi, air minum,
transportasi, listrik, komersial, dan indust ri
Sub Elemen
Ke
Sub Elemen Aktivitas ke -
8 7 6
5 4
3 2
1 1
2 3
4 5
6 7
8
278
279
280
REKAYASA MODEL PENGELOLAAN DANAU TERPADU BERWAWASAN LINGKUNGAN
STUDI KASUS DI DANAU SENTANI
AULDRY F. WALUKOW
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Rekayasa Model Pengelolaan Danau Terpadu Berwawasan Lingkungan Studi Kasus Di Danau
Sentani, adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
disertasi ini. Bogor, Februari 2009
Auldry F. Walukow NRP Po62050061
ABSTRACT
AULDRY F. WALUKOW. Design of Lake Integrated Management by Environmental Concept – Case Study at Sentani Lake. Under the direction of
DJOKOSETIYANTO, KHOLIL and DEDI SOEDHARMA.
Sentani Lake is one of potential natural resources. The water from it is used for household, fishery, transportation, irigation and ecotourisme. Position of Sentani
Lake is South of Sentani Citi that is capital city of Jayapura regency. Sentani Lake is arrounded by settlement. Livelyhood most of resident are aquaculture
fisherman and farmers. Inastronomy position Sentani Lake at 140
23’ LS - 140
50’ LS and 2 31’ BT – 2
41’ BT. The aims of this research are analyze Sentani Lake carrying capacity, develop model of management institution and
design model of lake sustainable management using dynamic system. Analyze total of pollution source, pollution load and water quality in 2002 – 2032 period.
Dynamic model method which is used is powersym tool 2.5d and Sentani Lake institution analyze by Interpretatif Structural Modelling ISM method. Assimilation
capacity are TDS 12184,94 tonmonth, BOD 11,31973 tonmonth, COD 122,4184 tonmonth, PO4 1,401685 tonmonth, NO3 185,2202729
tonmonth, Fe 0,226383192 tonmonth, Cl 15286,18799 tonmonth, SO4 1276,118 tonmonth, Zn 0,169118 tonmonth, Cu -0,06125 tonmonth, Cr
0,769953052 tonmonth, and NH3 8,620493359 tonmonth. Number of pollution load Cu, PO
4
, Zn and Fe were heigher than assimilation capacity value. Pollution load number TDS, BOD and COD were lower than assimilation
capacity number. TDS parameter value is highest in 2007 and the value is 739,9296 ton. Increasing of pollution is leverage factor of waste increas, fish float
net – that it is used to cultivate fish, human, cow, and pig feses and erotion. This result in Sentani Lake pollution cause. The effort to minimize total pollution
resosurces and pollution load are fungsional intervention by decrease of population grow rate. In other hand sructural intervention are applied to fish float
net number, settlement area, agriculture area, number of cow and pig.
Key words : assimilation capacity, pollution load, population increase,
Sentani Lake.
RINGKASAN
AULDRY F. WALUKOW. Rekayasa Model Pengelolaan Danau Terpadu Berwawasan Lingkungan Studi Kasus Di Danau Sentani. Dibawah bimbingan D.
Djokosetiyanto, Kholil dan Dedi Soedharma
Danau Sentani merupakan Danau yang terletak di antara Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura Provinsi Papua. Danau ini memiliki luas 9630 ha
dengan ketinggian 75 meter di atas permukaan laut. Danau tersebut merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat potensial jika dikelola dengan baik,
diantaranya sumber air bersih, perikanan, transportasi, irigasi, dan ekowisata. Potensi ini akan sangat menarik investor untuk menanamkan modal yang pada
gilirinnya akan dapat menaikkan ekonomi wilayah. Namun danau yang diharapkan memberi nilai tambah ekonomi, sosial dan ekologi ini telah terancam
keberlanjutannya oleh karena degradasi lingkungan. Permasalahan yang muncul di sekitar Danau Sentani adalah tingginya erosi dan tingginya pencemaran
karena limbah rumah tangga, peternakan dan industri menyebabkan kualitas air Danau Sentani rendah untuk zat – zat tertentu, seperti tembaga dan Zink yang
nilainya melebihi baku mutu yang ditetapkan pemerintah melalui PP 82 Tahun 2001. Faktor utama penyebab banjir di Das Sentani adalah hilangnya sebagian
besar vegetasi hutan penutup lahan, akibat dari perladangan berpindah di bagian hulu sungai sehingga daya resapan air ke dalam tanah menjadi lebih
kecil. Apabila tidak dilakukan upaya – upaya serius dalam penanggulangan degradasi lingkungan maka pada akhirnya akan berdampak pada kerusakan
kondisi lingkungan secara keselurahan. Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam misal gunung meletus, gas
beracun. Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan. Pencemaran
lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan
kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkngan.
Dalam pengelolaan danau agar tetap lestari melibatkan multistakeholder, yaitu: 1 Pelaku Usaha, baik yang bergerak di dalam kawasan danau maupun di
luar kawasan danau, 2 Pemerintah, yakni Pemda, Dinas Perikanan, dan Dinas kehutanan, 3 perguruan Tinggi, 4 Lembaga Swadaya masyarakat Yayasan
lingkungan hidup, dan Masyarakat umum, baik masyarakat nelayan dan non nelayan. Disamping itu masih ada faktor lain yang sangat menentukan
keberhasilan pengelolaan danau, seperti kualitas Sumber daya manusia, organisasi, kelembagaan, regulasi, dan infrastruktur.
Kenyataan tersebut di atas menunjukkan bahwa pengelolaan danau menjadi sangat penting, kompleks dan dinamis. Penting karena danau memiliki
fungsi ekologi, kompleks karena melibatkan multistakeholder dengan karakteristik yang berbeda, dan dinamis karena tingkat pencemaran dan
sedimentasi dapat berubah seiring dengan perubahan waktu. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan masalah – masalah yang berkaitan dengan
pengelolaan danau harus dilakukan secara integratif – holistik dengan pendekatan kesisteman, bukan secara parsial – sektoral. Pendekatan
kesisteman ini didasarkan pada sebernetic, holistic dan effectiveness SHE, dengan melibatkan seluruh stakeholder. Salah satu pendekatan kesisteman yang
memungkinkan teridentifikasinya seluruh variabel terkait, dan memudahkan untuk mengetahui trendpola pertumbuhan ke depan seiring dengan perubahan
waktu adalah dengan sistem model dinamik. Dengan demikian, pendekatan ini akan memudahkan bagi pengambil kebijakan decision maker dalam
pengelolaan danau untuk secara dini menyiapkan langkah – langkah strategis, dalam pengelolaan danau dan dalam menghadapi setiap perubahan yang akan
terjadi ke depan. Disamping itu, melalui pendekatan ini juga dapat teridentifikasi faktor pengungkit dalam pengelolaan danau, sehingga kebijakan strategis yang
akan diambil menjadi lebih efektif. Pendekatan sistem dinamik merupakan bagian dari pendekatan kesisteman dapat menjadi salah satu alternatif pendekatan
dalam pengelolaan danau, karena pendekatan sistem dinamik ini dapat menyederhanakan struktur sistem yang kompleks dan rumit. Penelitian ini
bertujuan untuk Menganalisis daya dukung Danau Sentani, mengembangkan model kelembagaan pengelolaan danau dan merekayasa model sistem dinamik
pengelolaan danau lestari. Untuk menganalisis total sumber pencemar, beban pencemaran dan kualitas air dalam periode 2002 -2032 digunakan metode model
dinamik dengan tool powersim 2.5d, sedangkan analisis kelembagaan Danau Sentani menggunakan metode Interpretatif Structural Modelling ISM.
Hasil analisis ISM menunjukkan bahwa bahwa elemen kunci dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani diawali oleh Penegakan
hukum 2, Koordinasi daerah 4, Memperkuat hubungan antar stakeholder 7, Kompromi tingkat kebutuhan 9 dan Pembangunan OBM 15, sub elemen level
4 ini menjadi penggerak utama dan mempengaruhi sub elemen pada level berikutnya. Elemen kebutuhan lainnya yang juga merupakan elemen kunci dalam
pengembangan model pengelolaan Danau Sentani adalah Persamaan visi, misi dan tujuan terhadap perbaikan lingkungan, dan Tata ruang, pada level 3.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa kebijakan penurunan fraksi pertambahan jumlah penduduk ternyata berdampak pada penurunan jumlah
limbah yaitu limbah KJA, limbah ternak babi, limbah ternak sapi, limbah feses manusia, jumlah sampah, serta berpengaruh pada penurunan erosi pemukiman
serta erosi pertanian. Hasil simulasi menunjukkan jumlah limbah KJA berkurang dari 592,77 ton menjadi 487,08 ton, limbah babi berkurang dari 297.930,25 ton
menjadi 205.823,75 ton, limbah ternak sapi berkurang dari 1.151.850 ton menjadi 795.750,52 ton, limbah tinja penduduk berkurang dari 4.903,21 ton menjadi
3.429,67 ton, jumlah sampah berkurang dari 104.711,41 ton menjadi 72.3 39,40 ton, serta erosi pemukiman berkurang dari 1,27241e10 ton menjadi 8,790366e9
ton dan erosi pertanian berkurang dari 1,85498e12 ton menjadi 1,2815e12 ton pada akhir simulasi. Total sumber pencemar adalah penjumlahan dari jumlah
masing – masing limbah dan erosi. Pada akhir simulasi total sumber pencemar berkurang dari 1,8677e12 ha menjadi 1,29029e12 ha. Intervensi struktural
dilakukan dengan menggunakan fungsi STEP, yaitu dengan cara menurunkan jumlah KJA, luas pemukiman, luas pertanian, jumlah sapi, dan jumlah babi
masing – masing sebesar 10 . Hasil simulasi model setelah dilakukan intervensi struktural menunjukkan total sumber pencemar berkurang dari
1,29029e12 ton menjadi 1,16126e12 ton pada akhir simulasi. Upaya pemecahan masalah tanpa diduga memiliki dampak buruk terhadap sektor lain, seperti
intervensi menurunkan jumlah KJA, luas pertanian, jumlah sapi dan jumlah babi dapat berdampak buruk terhadap penghidupan atau ekonomi penduduk, hal ini
memberikan petunjuk bahwa upaya pemecahan masalah melalui intervensi STEP tersebut mengikuti bentuk struktur Archetype Shifting the Burden.
© Hak cipta milik IPB, Tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang – Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber :
a. Pengutipan karya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa ijin IPB.
REKAYASA MODEL PENGELOLAAN DANAU TERPADU BERWAWASAN LINGKUNGAN
STUDI KASUS DI DANAU SENTANI
AULDRY F. WALUKOW
Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
Penguji luar komisi pembimbing pada Ujian Tertutup : 1. Prof. Dr. Eriyatno, MSAE
2. Dr. Ir. Etty Riani, MS Penguji luar komisi pembimbing pada Ujian Terbuka :
1. Dr. Ir. Sudarsono, SH, MA 2. Dr. Hendry Yanuar Mahulette, M. Si
Judul Disertasi : Rekayasa Model Pengelolaan Danau Terpadu
Berwawasan Lingkungan
Studi Kasus Di Danau Sentani
Nama : Auldry F. Walukow
NRP : P062050061
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. D. Djokosetiyanto, DEA Ketua
Dr. Ir. Kholil, M. Kom Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma, DEA Anggota Anggota
Diketahui Ketua Program Studi Pengelolaan
Dekan Sekolah Pascasarjana Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Prof. Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M. Si
Tanggal Ujian : 2 Februari 2009 Tanggal Lulus :
PRAKATA
Ucapan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Disertasi ini
berjudul “Rekayasa Model Pengelolaan Danau Terpadu Berwawasan Lingkungan Studi Kasus Di Danau Sentani. Pengelolaan ekosistim danau
sangat penting untuk dikaji, karena ekosisitim ini memiliki keanekaragaman hayati yang harus dilestarikan dan menopang kepentingan pemerintahan daerah
serta matapencaharian masyarakat yang tinggal di sekitar ekosistim tersebut. Disertasi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Seiring dengan selesainya penulisan disertasi ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, M. S sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana IPB, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian serta arahannya dalam menyelesaikan studi. 2. Dr. Ir. Djokosetiyanto, DEA, sebagai ketua komisi pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan nasehat
kepada penulis dalam menyelesaikan disertasi ini. 3. Dr. Ir. Kholil, M. Kom., sebagai anggota komisi pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, dan pengarahan tentang falsafah model
dinamik kepada penulis dalam menyelesaikan disertasi ini. 4. Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma, DEA., sebagai anggota komisi pembimbing
yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan
nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan disertasi ini.
5. Departemen Pendidikan Nasional yang telah memberikan beasiswa BPPS.
6. Rektor UNCEN Papua, yang telah memberikan rekomendasi kepada
penulis untuk melanjutkan studi S3 di IPB Bogor dan telah memberikan
bantuan dana.
7. Prof. Dr. Mieke Komar Palar, SH. MCL., yang telah memberikan dukungan moril dan bantuan dana.
8. Yanviter Manalu, M. Si, yang telah memberikan dukungan moril dan bantuan dana.
9. Bank Pembangunan Daerah Sulut BPD yang telah memberikan bantuan dana.
10. Bank Papua yang telah memberikan bantuan dana. 11. Yopi Lumintang, SE., Dirut BPD Sulut yang telah memberikan dukungan
moril dan bantuan dana. 12. Dr. Ronald Engko, SE., M. Si. Direktur Operasi Bisnis Bank Papua, yang
telah memberikan bantuan dana. 13. Drs. F. Simbiak, M.Pd Dekan FKIP UNCEN, yang telah memberikan
dukungan moril dan bantuan dana. 14. Drs. Yusuf Bungkang, M.Si Dekan FMIPA UNCEN, yang telah
memberikan dukungan moril dan bantuan dana. 15. PRODI Pendidikan Fisika dan Laboratorium, yang telah memberikan
dukungan moril. 16. Penghargaan yang tak terhingga penulis sampaikan kepada isteri tercinta
Sandra Henny Mandey, dan anak – anak tersayang Christy Mentari Medeline, Godwin Gerald Schoridinger dan Imanuel Willjohn Anugerah
atas segala kasih sayang dan telah banyak berkorban, dengan penuh kesabaran serta pengertiannya sehingga penulis tetap semangat
menyelesaikan studi ini. 17. Kedua pihak Orang Tua Yan William Walukow dan Helena Irene
Talumantak serta Johny Mandey dan Marie Kaparang atas segala perhatiannya yang tak mungkin terbalaskan serta doa yang tak pernah
putus dipanjatkannya. Kak dan adikku: Jone, Soni dan Mince, Olvien dan Marthen, Roby dan Feibe, serta Christian dan Vera atas kasih sayang
dan dorongan semangatnya. Dorongan seluruh keluarga yang dilandasi Doa dan wawasan Si Tou Tumou Tumou Tou.
18. PRODI Pendidikan Kimia dan Laboratorium, yang telah memberikan bantuan analisis, khususnya Dr. Hendry Yanuar Mahulette, M. Si., Drs.
Alex Lepa, Drs. Jukwati, M. Si dan Frans Dominggus, S.Pd. 19. Rekan – rekan PSL 2005 dan Wisma Pinus IPB
20. Dr. Ir. Drs. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, MT, Ir. Ronald, Jervo Mundung, dan Ir. Berry Braun
21. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, semoga Tuhan
Yang Mahaesa memberkatinya.
Bogor, Februari 2009 Auldry