Karakteristik Fisika – Kimia Perairan Danau Sentani Suhu

dinyatakan bahwa pencemaran yang terjadi di perairan Danau Sentani disebabkan oleh berbagai sumber baik dari limbah domestik limbah organik, limbah industri limbah anorganik maupun dari erosi tanah. Hal ini sesuai dengan Dahuri 2003, secara garis besar sumber pencemaran perairan dapat dikelompokkan menjadi tujuh kelas yaitu limbah industri, limbah cair pemukiman sewage, limbah cair perkotaan urban storm water, pertambangan, pelayaran shipping, pertanian dan perikanan budidaya. Sedangkan bahan pencemar utama yang terkandung dalam buangan limbah dari ketujuh sumber tersebut berupa sediment, unsur hara nutrient, logam beracun toxic metal, pestisida, organisme eksotik, organisme pathogen, sampah dan oxygen depleting substance bahan yang menyebabkan oksigen terlarut dalam air berkurang. Pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah domestik dicerminkan oleh tingginya nilai Nitrat dan Fosfat. Effendi 2003 mengemukakan keberadaan fosfat yang berlebihan menstimulir terjadinya eutrofikasi pengayaan perairan. Dugan 1972 dalam Effendi 2003 mengemukakan bahwa keberadaan fosfat juga mengakibatkan perairan menjadi lunak soft water dan kurang produktif.

4.2.3. Karakteristik Fisika – Kimia Perairan Danau Sentani Suhu

Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatam viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya gas O 2 , CO 2 , N 2 , CH 2 dan sebagainya Haslam 1995 dalam Effendi 2003. Selain itu, peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen. Naiknya suhu air akan menimbulkan akibat sebagai berikut : 1 Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air, 2 Meningkatnya kecepatan reaksi kimia, 3 Mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya, dan 4 Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati Kristanto 2002. Hasil pengukuran suhu menunjukkan bahwa kisaran suhu pada semua titik adalah 26,02 C – 27 C. Kisaran suhu ini masih dalam batasan normal dan baik untuk suatu perairan. Total padatan TDS TDS biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut Hardjojo dan Djokosetiyanto 2005. TDS umumnya disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa ion – ion yang biasa ditemukan di perairan. Nilai TDS perairan sangat dipengaruhi oleh pelapukan batuan, dan pengaruh antropogenik berupa limbah domestik dan industri. Bahan – bahan terlarut pada perairan tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan dapat meningkatkan nilai kekeruhan. Bahan – bahan tersuspensi pada perairan tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan dapat meningkatkan nilai kekeruhan, yang selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolom air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan. Padatan total merupakan gabungan dari TDS dan TSS. Hasil pengamatan di kawasan Danau Sentani menunjukan bahwa nilai TDS di semua titik pengamatan tidak melebihi ambang batas standar TDS yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 1000mgL. Nilai TDS di semua titik pengamatan berkisar 418,86667mgL titik pengamatan 2, Asey Besar hingga 418,86667 mgL titik pengamatan 3, Yabaso. Nilai pH Derajat keasaman suatu perairan akan memberikan pengaruh kepada kelarutan bahan – bahan kimia yang ada. Nilai pH dapat memicu ledakan kelarutan, sehingga dalam suatu perairan akan terjadi akumulasi bahan tertentu, yang kemungkinan dapat membahayakan kehidupan biota perairan. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH ini yakni bahwa pH yang lebih kecil dari 6 dan lebih besar dari 9 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air, dan dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang mengganggu kesehatan. Sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air, diambil nilai pH yang didefinisikan sebagai harga minus dari logaritma konsentrasi ion hidrogen. pH mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Pada suasana alkalis pH tinggi lebih banyak ditemukan amonia yang tidak terionisasi dan bersifat toksik. Beberapa jenis logam juga akan bersifat sebagai racun pada kondisi pH rendah. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5 Effendi 2003. Dari hasil analisis parameter pH, diperoleh hasil hampir semua titik pengamatan mempunyai pH dalam kisaran 6,68 – 7,68. Nilai pH dari masing- masing titik pengamatan masih di bawah ambang batas yang ditetapkan. Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen DO Oksigen adalah gas tak berbau, tak berasa, dan hanya sedikit larut dalam air. Untuk mempertahankan hidupnya, mahluk yang tinggal di dalam air, baik tumbuhan maupun hewan, bergantung pada oksigen yang terlarut ini. Jadi kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air. Kehidupan air dapat bertahan jika terdapat oksigen minimal sebanyak 5 ppm 5 part per million atau 5 mg untuk setiap liter air. Selebihnya bergantung kepada ketahanan organisme, derajat keaktifannya, kehadiran bahan pencemar, suhu air, dan sebagainya. Dari hasil analisis parameter DO, diperoleh hasil hampir semua titik pengamatan mempunyai DO dalam kisaran 5,2 – 7,622 mgL. Nilai DO dari masing – masing titik pengamatan masih di atas ambang batas minimal yang ditetapkan.

4.2.4. Sebaran Spasial Komponen Fisika – Kimia