Pemanfaatan Danau Gambaran umum wilayah penelitian 1. Kondisi Geografis

dengan rincian yang sudah dimanfaatkan 8.827,0 Ha atau 5,27 dan yang belum dimanfaatkan seluas 158.808,0 Ha atau 94,73 . Hal ini menunjukan bahwa masih terbuka peluang yang besar untuk melakukan usaha dibidang Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Jayapura. Komoditas pangan di Kabupaten Jayapura pada tahun 2005 mengalami penurunan. Dari seluruh komoditas pangan yang dihasilkan Kabupaten Jayapura, kacang hijau dan sayuran mengalami penurunan yang besar. Komoditas kacang hijau turun sebesar 662 ton atau sekitar 83 pada tahun 2005 dan sayuran turun sebesar 1.323 ton atau sekitar 80 dari tahun sebelumnya. Berikut dapat dilihat hasil komoditas pangan yang dihasilkan oleh Kabupaten Jayapura pada tahun 2004 dan 2005. Tabel 13. Hasil Komoditas Pangan Kabupaten Jayapura No Komoditas pangan Tahun 2004 Tahun 2005 1. Padi 4139 ton 1107 ton 2. Jagung 671 ton 487 ton 3. Kacang hijau 794 ton 132 ton 4. Kacang tanah 345 ton 367 ton 5. Ubi Kayu 3196 ton 3070 ton 6. Palawija 6440 ton 2828 ton 7. Buah-buahan 1835 ton 1035 ton 8. Sayur-sayuran 1649 ton 326 ton Sumber: Kabupaten Jayapura dalam angka

B. Kehutanan

Total potensi hutan di Papua meskipun secara fisik cukup besar namun kurang ekonomis karena potensi per hektarnya sangat rendah yaitu 35 m³ha untuk jenis komersial dan 61 m³ha untuk semua jenis. Selain potensinya sangat rendah, sebagian besar kayunya terdiri dari jenis-jenis yang belum dikenal dipasaran belum komersial, keadaan topografinya sangat berat dan pada sebagian besar wilayahnya tidak terdapat sungai yang dapat dijadikan sarana angkutan sehingga biaya eksploitasinya menjadi sangat tinggi. Sebagai perbandingan terhadap daerah lain potensi rata-rata per hektar tertinggi di Kalimantan yaitu 84 m³ha komersial dan 90 m³ha semua jenis disusul Sumatera yaitu 64 m³ha komersial dan 79 m³ha semua jenis dan Sulawesi untuk komersial dan semua jenis berturut-turut 44 m³ha. Pengelolaan hutan produksi lestari memerlukan perencanaan yang disusun berdasarkan pada kondisi potensi hutan yang ada. Dengan demikian perhitungan potensi hutan bersama-sama dengan perhitungan kawasan hutan mempunyai peran yang sangat vital dalam perencanaan pengelolaan hutan produksi. Jenis-jenis hasil hutan kayu yang dimanfaatkan dikelompokkan; Kelompok Meranti terdiri dari; Matoa Pometia spp., Merbau Instia spp., Mersawa Anisoptera spp., Kenari Canarium spp., Nyatoh Palaquium spp., Resak Vatica spp., Pulai Alstonia spp., Damar Agathis spp., Araucaria Araucaria spp., Kapur Dryobalanops spp., Batu Shorea spp., Mangga hutan Mangifera spp., Celthis Celthis spp., dan Kayu Cina Podocarpus spp.. Kelompok Kayu Campuran terdiri dari; Ketapang, Binuang, Bintangur, Terentang, Bipa, Kayu Bugis, Cempaka, Pala hutan. Kelompok Kayu Indah terdiri dari jenis; Dahu Dracontomelon spp., Linggua Pterocarpus spp., dan Kuku. Potensi kayu ini sudah dimanfaatkandiusahakan dalam bentuk Hak Pengusahaan Hutan HPH dan industri pengolahan kayu. Kabupaten Jayapura merupakan daerah kedua setelah Kabupaten Merauke yang memiliki luas wilayah hutan terbesar di Papua. Luas wilayah hutan Kabupaten Jayapura kurang lebih 3,290,625 Ha dimana dari luas tersebut Hutan di Kabupaten Jayapura sebagian besar diperuntukan sebagai Hutan Suaka alam dan Hutan Pelestarian Alam yaitu sekitar 1,5 juta Ha.

C. Perikanan

Selain sebagai prasarana transportasi air, pendayagunaan Danau Sentani pada saat ini masih terbatas pada kegiatan budidaya perikanan, yaitu: a. Kegiatan Perikanan Tangkap Nelayan yang ada merupakan masyarakat asli Papua dengan alat tangkap yang digunakan adalah jaring insang, pancing tombak, sumpit harpoon, sedangkan perahu yang digunakan adalah perahu tanpa sayap perahu bolotu. Jumlah nelayan diperkirakan 892 orang terdistribusi di tiga wilayah dengan besaran 45 diwilayah barat, 42 diwilayah tengah dan 13 diwilayah timur Danau Sentani Jenis ikan yang tertangkap sebanyak 16 jenis dan 9 jenis ikan yang tertangkap merupakan ikan asli indigenous species. Jenis ikan yang paling