Penelitian di luar Danau Sentani

ekonomi saja tetapi harus memperhatikan nilai tambah sosial dan lingkungan agar pengelolaan danau menjadi lestari. Overlaping antara aspek ekonomi, sosial dan lingkungan menunjukkan bahwa adanya keterpaduan yang kokoh antara ketiga aspek tersebut dalam pembangunan pada umumnya atau secara khusus dalam pengelolaan Danau Sentani. Ketiga aspek harus seimbang.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis kapasitas asimilasi parameter kualitas air di Danau Sentani. 2. Mengembangkan model kelembagaan pengelolaan danau. 3. Rekayasa model sistem dinamik pengelolaan danau lestari.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan model pengelolaan danau secara terpadu dengan pendekatan kesisteman. Manfaat praktis: Penelitian ini adalah untuk memberikan suatu masukan bagi para pengambil kebijakan dibidang pengelolaan danau, sehingga dapat mengambil kebijakan secara cepat, tepat dan akurat. Manfaat teoritis akademis : Dari segi teoritis akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan rujukan bagi para peneliti lain yang akan melakukan pengkajian pengelolaan danau dengan pendekatan kesisteman.

1.5. Novelty

Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini dan telah dilakukan adalah :

1.5.1. Penelitian di luar Danau Sentani

1 Guo et al. 2001 telah mengkaji tentang perencanaan dan pengelolaan lingkungan dengan studi kasus Danau Erhai Cina dengan pendekatan sistem dinamik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuantitas air danau Erhai dan sungai Xier sangat dipengaruhi oleh subsistem populasi penduduk, subsistem sumberdaya air, subsistem industri, subsistem polusi pencemaran, subsistem kualitas air, subsistem pariwisata, dan subsistem pertanian. 2 Slobodan 2002 telah mengkaji sumberdaya air Kanada melalui sistem dinamik. Hasil kajian menunjukkan bahwa kebutuhan air di Kanada dipengaruhi oleh sektor penduduk, pertanian, industri, jasa, sumberdaya tak terbarukan, sektor energi, pencemaran, kelautan, air fresh, dan Danau Great. 3 Stave 2002 telah mengkaji tentang pengelolaan air di Danau Mead dengan pendekatan sistem dinamik menggunakan software Vensim PLE version 3.0. Siklus air adalah air dari pemukiman di Las Vegas menghasilkan air limbah, air limbah Las Vegas di proses treatment menggunakan tanaman kemudian air hasil proses mengalir ke Las Vegas Wash dan akhirnya masuk ke Danau Mead. 4 Varekamp 2003 telah melakukan penelitian tentang model pencemaran danau yang disebabkan oleh pencemaran termal. 5 Shinji 2004 telah mengkaji sebuah bentuk partisipasi masyarakat pada pengelolaan daerah tangkapan air Danau Biwa Jepang. Hasil kajian menunjukkan bahwa pelestarian Danau Biwa dalam bentuk ”Mother lake 21 plan”, organisasi berbasis masyarakat-OBM tipe choinaikai, consociation, network, pembentukan Basin Consotiation kelompok DTA, dan Lake Biwa Basin Network Commitee Komite jejaring DTA Danau Biwa. Organisasi pelestarian lingkungan hidup Danau Biwa di Jepang merupakan penggabungan community initiative dan community participation. 6 Takuo 2004 telah mengkaji konservasi dan pengelolaan Danau Biwa. Hasil kajian menunjukkan bahwa Danau Biwa yang luasnya 670 km 2 memiliki 50 spesis endemik. Metode konservasi yang dikembangkan adalah berdasarkan distribusi topografi, vegetasi, makrofit, bentos, burung air, dan kualitas air. Metode ini sangat berguna untuk mengetahui struktur ekosistim dan hubungan antara elemen –elemen pembentuknya. 7 Adelina 2004 telah mengkaji pembangunan danau Laguna Pilipina. Hasil kajian menunjukkan pelestarian danau diperkuat oleh kelembagaan danau yakni the Laguna Lake Development Authority dan regulasi. 8 Goldar dan Banerjee 2004 telah mengkaji keefektifan regulasi informal dalam mengontrol pencemaran air sungai di India. Regulasi informal merupakan bentuk partisipasi masyarakat lokal dalam mengurangi pencemaran. 9 Zachry 2004 telah mengkaji model dinamik dengan tool STELLA, untuk menganalisis sumber pencemaran limbah padat di Taiwan. Mereka mengembangkan sebuah model baru dan akurat untuk menganalisis limbah peternakan dan perkotaan. Limbah peternakan dan perkotaan sebagai sumber pencemar di Taiwan. 10 Orindi dan Huggins 2005 telah mengkaji hubungan antara property right, pengelolaan perairan dan kemelaratan di sekitar daerah tangkapan air Danau Victoria. Hasil kajian menunjukkan bahwa prinsip dasar dalam pengelolaan air adalah menggunakan paradigma Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu Integrated Water Resources Management atau IWRM. Aspek – aspek penting yang perlu dan harus diperhatikan dalam pengelolaan air adalah keterpaduan, koordinasi dan keseimbangan, kebutuhan pengguna hulu dan hilir, manfaat, perbedaan penggunaan air seperti lingkungan, pertanian, dan industri, faktor persediaan dan permintaan, keuntungan ekonomi dan sosial. 11 Munafo, Cecchi, Baiocco, dan Mancini 2005 telah mengkaji pengukuran pencemaran pada pada badan air dari sumber tak tentu non-point sources menggunakan indeks PNPI potensial non-point pollution index. PNPI dapat menggambarkan hubungan antara skenario pengelolan lahan dengan pencemaran. 12 Dueri, Zaldivar dan Olivella 2005 telah mengkaji tentang model dinamic aliran DDT di Danau Maggiore. 13 Xevi dan Khan 2005 telah mengkaji pendekatan optimisasi multi – objektif tentang pengelolaan air dengan teknik multiple criteria decision – making MCDM. Teknik tool MCDM mampu mengkaji pilihan – pilihan perbedaan pengelolaan lahan. 14 Neto et al. 2006 telah melakukan eksperimen pertambahan populasi dan perkembangan industri sejalan dengan meningkatnya pencemaran air dan degradasi lingkungan. Model ini mensimulasikan hipotesa perbedaan antara pertumbuhan ekonomi dan populasi terhadap pencemaran air. 15 Paat 1986 telah mengkaji faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendangkalan Danau Tondano di Kabupaten Minahasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 makin luas hutan yang tergarap di sekitar danauDAS Tondano makin cepat terjadi pendangkalan, 2 Makin tinggi derajat pendidikan penduduk sekitar DanauDAS Tondano maka makin lestari danau, 3 makin luas hutan dan reboisasi maka makin lestari danauDAS Tondano, dan 4 sikap masyarakat yang positif terhadap kelestarian lingkungan hutan berpengaruh positif terhadap kelestarian danau. Peneliti menyarankan 1 Para petani perlu diberikan penyuluhan tentang pelestarian hutan dan reboisasi, dan 2 perlunya efektifitas pemanfaatan Danau Tondano mengingat pertambahan penduduk, dan adanya pemanfaatan danau seperti keperluan rumah tangga, industri PLTA, budidaya ikan, obyek wisata dan mata pencaharian. 16 Mohamad 1995 telah mengkaji prediksi dan distribusi sedimentasi pada rencana waduk PLTA Kota Panjang Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total laju sedimentasi tahunan pada waduk PLTA kota panjang sebesar 1,45 juta m 3 . Setelah 100 tahun waduk beroperasi, sedimen akan mengisi tampungan mati sebesar 60,4 juta m 3 40,3. Apabila waduk beroperasi selama 350 tahun, maka tampungan mati diperkirakan terisi penuh. Apabila terjadi pengurangan luas hutan sekitar 20 dari luas DAS, diperkirakan akan menimbulkan laju sedimentasi tahunan meningkat drastis dan layanan waduk PLTA ini akan menurun drastis. Peneliti menyarankan 1 diperlukan suatu strategi perencanaan dalam pengelolaan DAS secara terpadu. Terutama untuk mempertahankan luas hutan tidak kurang dari 40, 2 agar DAS lestari perlu dikembangkan usaha konservasi pertanian, 3 pemerintah perlu menetapkan zona hutan lindung di hulu DAS sungai. 17 Laoh 2002 telah mengkaji keterkaitan faktor fisik, sosial ekonomi dan tata guna lahan di daerah tangkapan air dengan erosi dan sedimentasi di Danau Tondano. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Pertumbuhan penduduk diikuti oleh peningkatan jumlah pemukiman dan lahan bercocok tanam, 2 peningkatan pendapatan diikuti oleh meningkatnya kepemilikan akan lahan, 3 Tataguna lahan mempengaruhi tingkat erosi yakni penurunan luas hutan akan menaikkan tingkat erosi, 4 Faktor sosial ekonomi mempengaruhi tataguna lahan dan perubahan tataguna lahan akan mempengaruhi daerah tangkapan air Danau Tondano dan 5 Tingkat kehilangan tanah dipengaruhi oleh pembangunan kampus. Peneliti menyarankan perlunya peraturan pelarangan pemukiman pada lahan yang kemiringannya diatas 40. 18 Irwen 2004 telah mengkaji analisis beban pencemaran lingkungan pada Sungai Way Seputih Desa Buyut Udik – Buyut Ilir Kabupaten Lampung Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pencemaran Sungai Way Seputih berdasarkan BOD dan DO berada pada kondisi yang tercemar berat. Sumber beban pencemaran terbesar dari kegiatan industri, sedangkan kegiatan rumah tangga relatif kecil. Peneliti menyarankan perlunya kesadaran masyarakat. 19 Suzy 2004 telah mengkaji beban pencemaran yang terakumulasi melalui aliran sungai – sungai yang masuk ke Teluk Jakarta serta menganalisis kapasitas asimilasi perairan Teluk Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun beban pencemaran amonia dan Fosfat terus meningkat pada musim kemarau, sedangkan Nitrat terus meningkat pada musim hujan. Beban pencemaran ini berasal dari aktivitas industri. 20 Maintindom 2005 telah melakukan analisis kebijakan pengelolaan sumberdaya alam lahan pada Cagar Alam Pegunungan Cycloop cagar alam sekitar danau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 masih adanya tumpang tindih kebijakan pemerintah kota dan kabupaten Jayapura dalam implementasi RUTRW untuk konservasi Cagar Alam pegunungan Cycloop CAPC, 2 koordinasi antar sektor dan penegak hukum masih lemah dalam pengelolaan CAPC, 3 sesuai analisis AHP kawasan CAPC lebih optimal jika kawasan ini dikelola menjadi kawasan konservasi dan pariwisata, kemudian ekonomi dan sosial , dan 4 Masih terdapatnya perbedaan pemahaman konservasi antara pihak – pihak yang berkepentingan pemerintah, masyarakat adat, swastadunia usaha, perguruan tinggi da LSM. Peneliti menyarankan perlunya penataan institusi dalam pengelolaan CAPC.

1.5.2. Penelitian di Dalam Danau Sentani