Potensi Wilayah Penelitian Gambaran umum wilayah penelitian 1. Kondisi Geografis

kopi dan pinang. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2005 hasil perkebunan kakao meningkat 9,07 ton atau sekitar 0.5 dari sebelumnya, sedangkan hasil perkebunan yang lain cenderung tetap. Hasil perkebunan dari Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada Tabel 15. Kakao dibudidayakan hampir di seluruh distrik di Kabupaten Jayapura. Terdapat 11 distrik yang membudidayakan kakao, terutama di distrik Nimbokrang, Kemtuk, Kemtuk Gresi dan yang paling banyak di Nimboran. Hasil kakao dari tahun 2001 hingga tahun 2005 terus mengalami peningkatan. Hasil perkebunan terbesar setelah kakao adalah kelapa. Kelapa juga dibudidayakan hampir di seluruh distrik di Kabupaten Jayapura. Terdapat 11 distrik di Kabupaten Jayapura yang membudidayakan tanaman kelapa, yang terbesar diantaranya distrik Nimboran, Sentani Barat, Kemtuk Gresi, Sentani, Depapre, dan lain-lain lihat Gambar diagram batang produksi kelapa Kabupaten Jayapura. Produksi kelapa terdapat di distrik Nimboran. Tabel 15. Hasil Perkebunan Kabupaten Jayapura No Perkebunan Tahun 2004 Tahun 2005 1. Kakao 1873, 82 ton 1882,89 ton 2. Kelapakopra 1057,37 ton 1035,24 ton 3. Kopi 76,46 ton 76,46 ton 4. Pinang - 246,20 ton Sumber: Dinas Perkebunan Kabupaten Jayapura

4.1.7. Potensi Wilayah Penelitian

Berdasarkan kondisi fisik yang telah dijelaskan pada sub bab tersebut di atas, dapat diidentifikasi potensi wilayah penelitian secara umum adalah sebagai berikut : 1. Potensi perairan di Danau Sentani dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat sekitar danau 2. Danau Sentani juga berpotensi untuk memenuhi kebutuhan air domestik dan industri-industri yang berada di sekitar danau, melalui SPAM Sistem Penyedia Air Minum 3. Air dari danau dapat dimanfaatkan untuk keperluan irigasi bagi areal pertanian di sekitar danau 4. Energi dari sumber daya air yang terdapat di Danau Sentani dapat dijadikan sebagai Pembangkit Listrk Tenaga Air PLTA bagi masyarakat di sekitar danau 5. Sumberdaya perairan yang cukup bagus dapat dimanfaatkan untuk melakukan usaha pengembangan di bidang perikanan 6. Keindahan Danau Sentani dan panoramanya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sektor kepariwisataan di kabupaten Jayapura 7. Sumberdaya perairan yang ada dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sarana transportasi, mengingat kondisi alam di provinsi Papua cukup sulit dimanfaatkan untuk pengembangan transportasi darat. 4.2. Status Kualitas Perairan, Beban Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi 4.2.1. Status Kualitas Muara Sungai Penentuan status kualitas muara sungai yang mengalir ke Danau Sentani dilakukan dengan cara membandingkan konsentrasi berbagai parameter kualitas muara sungai dengan baku mutu yang berlaku di Indonesia yaitu PP. 82 Tahun 2001. Data beberapa parameter kualitas muara sungai yang mengalir ke Danau Sentani disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Status kualitas muara sungai di Danau Sentani Tahun 2007 No Parameter Satuan Baku mutu Hasil Analisis Laboratorium Per Stasiun Keterangan 1 2 3 4 A FISIKA 1 Temperatur suhu o C Deviasi 3 26,1 26 26 26,5 Baik 2 TDS mgL 1000 185 167 109 182 Baik 3 DHL µScm 20-1500 200 210 210 218 Baik 4 Kecerahan cm 25-40 cm 36 37 38 35 Baik B1 KIMIA Anorganik 5 pH 6-9 7,7 7,1 6,8 8 Baik 6 BOD mgL 2 1,72 2,01 1,74 1,4 Jelek St2 7 COD mgL 10 2,48 3,40 2,47 1,2 Baik 8 DO mgL 6 5,28 5,13 6,6 5 Jelek St1,2,4 9 − 3 4 PO mgL 0,2 1,10 1,15 0,24 1,59 Jelek 10 NO − 3 mgL 10 0,4 4,4 0,5 5,5 Baik 11 NH 3 -N mgL 0,5 0,14 0,40 0,3 0,48 Baik 12 Khrom VI mgL 0,05 0,02 0,01 0,002 0,01 Baik 13 Tembaga mgL 0,02 0,054 0,028 0,018 0,0201 Jelek 14 Besi mgL 0,3 0,052 0,1053 0,06 0,04 Baik 15 Mangan mgL 0,1 0,34 0,4 0,35 0,040 Jelek 16 Seng mgL 0,05 0,05 0,03 0,16 0,020 Jelek St3 17 Khlorida mgL 600 30 8 32,60 9 Baik 18 Sianida mgL 0,02 0,006 0,006 0,006 0,005 Baik 19 NO − 2 mgL 0,06 0,003 0,006 0,001 0,006 Jelek St = stasiun Berdasarkan data pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa pada stasiun 1 muara sungai Jembatan II parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah − 3 4 PO , Cu, Mn, dan Cl bebas. Pada stasiun 2 muara sungai Flafouw parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah BOD, − 3 4 PO , Cu, Mn dan Cl bebas. Pada stasiun 3 muara sungai Warno parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah − 3 4 PO , Mn, Zn dan Cl bebas. Pada stasiun 4 muara sungai Belo parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah − 3 4 PO , Hal ini sejalan dengan hasil penelitian PU 2007 tentang kualitas air di kawasan Danau Sentani menunjukkan bahwa hampir di semua titik pengamatan, kecuali pada titik pengamatan Bukhi Masolo Kelurahan Dobonsolo kandungan Tembaganya melebihi ambang batas yang ditetapkan. Nilainya berada pada kisaran 0,0201-0,1081 mgL. Diperkirakan tingginya kandungan Tembaga di kawasan Danau Sentani ini terjadi akibat tingginya erosi yang terjadi di daerah kawasan Danau Sentani. Begitu pula tingginya kandungan Zink ini terjadi akibat tingginya erosi yang terjadi di wilayah Danau Sentani. Data kualitas air muara sungai seluruh lokasi pengamatan dari tahun 2005 – 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2 – Lampiran 5.

4.2.2. Status Kualitas Perairan Danau Sentani