Status Mutu Air Sungai dan Danau Sentani

4.2.5. Status Mutu Air Sungai dan Danau Sentani

Untuk menentukan status mutu perairan Danau Sentani digunakan metode STORET. Menurut Hardjojo dan Djokosetiyanto 2005 dan Kepmen LH No 115 Tahun 2003, metode STORET merupakan salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metode STORET ini dapat diketahui tingkatan parameter – parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metode STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air. Cara menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan sistem nilai dari ”US-EPA” Environmental Protection Agency dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas, yaitu : 1 Kelas A : baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu 2 Kelas B : baik, skor = -1 sd -10 cemar ringan 3 Kelas C : sedang, skor = -11 sd -30 cemar sedang 4 Kelas D : buruk skor = -31 cemar berat Hasil perhitungan status mutu air Danau Sentani untuk masing – masing lokasi menunjukkan bahwa Danau Sentani telah tercemar ringan, sedang dan berat Tabel 18 dan Lampiran 12-17. Tinggi rendahnya skore mutu air dipengaruhi oleh beberapa kegiatan masyarakat hulu dan hilir sungai yang bermuara pada perairan Danau Sentani. Kegiatan yang dominan antara lain, pemukiman, pertanian, pertambangan galian C, perikanan, industri, erosi dan faktor alamiahnya kandungan tanah sekitar danau. Tingginya Erosi di Sungai Jembatan II Kampung Asey Kecil mengakibatkan sungai ini berwarna coklat hampir setiap hari Gambar 27 dan Gambar 28. Tabel 18. Hasil perhitungan status mutu air Danau Sentani No Nama Lokasi Score Klasifikasi mutu air 1 Asey Kecil -66 Cemar berat 2 Asey Besar -30 Cemar sedang 3 Yabaso -30 Cemar sedang 4 Babrongko -16 Cemar ringan 5 Yahim -40 Cemar berat 6 Ifale -40 Cemar berat Gambar 27. Sungai Jembatan II Gambar 28. Muara Sungai Jembatan II Sumber penyebab erosi adalah galian tanah, pembangunan dan penggundulan hutan Gambar 29a dan Gambar 29b Gambar 29a. Pembangunan Perumahan Gambar 29b. Galian Tanah Kondisi perairan yang tercemar berat juga ditandai oleh warna air yang berwarna kehijauan sebagai akibat meningkatnya bahan organik, selain itu pula disebabkan oleh peningkatan sampah Gambar 30. Gambar 30. Kondisi air sekitar tempat tinggal Daya dukung perairan adalah kemampuan perairan dalam menerima, mengencerkan dan mengasimilasi beban tanpa menyebabkan perubahan kualitas air atau pencemaran. Di lingkungan Danau, daya dukung ditentukan oleh keberadaan oksigen terlarut DO di epilimnion dan hipolimnion. Oksigen di lapisan epilimnion sangat dinamik, ditentukan oleh aerasi dan fotosintesis; sedangkan di hipolimnion oksigen merupakan cadangan yang tersedia saat terjadi umbalan, dan dimanfaatkan pada waktu periode stagnasi.

4.2.6. Analisis Beban Pencemaran Muara Sungai Sekitar Danau Sentani