Implementasi Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor
134
ada di sekolah dengan memanfaatkan struktur organisasi beserta pembagian tugas masing-masing. Dalam mendorong keterlibatan seluruh personil
sekolah, kepala sekolah menyusun organisasi personal berpedoman pada the right man and the right place dengan memperhatikan masukan dari wakil
kepala sekolah yang lebih mengetahui karakter dan kompetensi yang dimiliki seorang personil sekolah, menggerakkan seluruh personil dengan pembagian
tugas masing-masing dan melakukan rapat koordinasi yang akan memonitoring jalannya suatu program. Namun dalam pelaksanaannya masih
ditemui guru yang tidak melaksanakan tugas tambahan yang dibebankannya. Kepala sekolah mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah terutama
dalam meningkatan ketrampilan dan prestasi siswa sedangkan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan SDM yaitu banyak guru yang akan memasuki
pensiun sedangkan sekolah tidak boleh mengangkat guru tidak tetap. Selain itu guru juga diikutsertakan diklat, seminar, workshop, KKG, dan diberi
kesempatan melanjutkan pendidikan. Kepala sekolah juga memiliki kemampuan melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan sekolah. 3. Implementasi peran kepala sekolah sebagai supervisor telah berjalan melalui
kegiatan supervisor dibantu oleh tim asesor perwakilan dari guru yang sudah terbentuk. Tim asesor akan melakukan penilaian terhadap kinerja guru PKG
dan penilaian berkelanjutan PKB. Teknik supervisi yang digunakan tim asesor adalah observasi kelas setiap satu semester sekali. Kegiatan supervisi
secara insindental dan rutin yang dilakukan oleh kepala sekolah ialah
135
kunjungan kelas dengan berkeliling mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan guru di sekolah. Hasil tindak lanjut dari kegiatan supervisi adalah
berupa nilai dan hasil temuan kekurangan kinerja guru dalam mengajar di kelas sehingga akan terencana pelaksanaan diklat untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam mengajar.