128
kebutuhan individudari siswa. Peran kepala sekolah disini adalah sebagai fasilitator dalam memfasilitasi siswa yang hendak mengikuti perlombaan dengan
pemberian dukungan pendampingan dari guru sebelum mengikuti perlombaan mewakili sekolah. Maka tak heran apabila para siswa di SLB Negeri 1 Bantul
memperoleh banyak prestasi di berbagai cabang olahraga. Kepala sekolah juga melaksanakan program bidang humas melibatkan orang
tua siswa melalui pembentukkan komite sekolah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 56 ayat
3 bahwa komite sekolahmadrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan,
arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Akan tetapi pendirian komite sekolah yang ada di
SLB Negeri 1 Bantul masih dalam lingkup kecil di sekolah, pembentukan komite perwakilan dari guru dan dari orang tua siswa. Komite sekolah perwakilan orang
tua siswa yang ada di SLB Negeri 1 Bantul terlibat dalam program sekolah PMTAS program makanan tambahan anak sekolah yaitu para orang tua siswa
berkoordinasi dengan komite sekolah perwakilan orang tua siswa secara bergantian akan menyediakan makanan bagi seluruh siswa setiap Hari Sabtu.
Sehingga dapat dikatakan bahwa sekolah belum maksimal dalam pembentukkan dan kepenggurusan organisasi komite sekolah, hal ini menyebabkan kontribusi
dari peran dan fungsi komite sekolah masih sangatlah minim. SLB Negeri 1 Bantul belum mengoptimalkan kerja sama dan pemberdayaan dengan masyarakat
luas. Namun dalam pelayanan Klinik rehabilitas sekolah sudah bekerjasama
129
dengan Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi RS Sardjito Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGMUAD, Puskesmas Kecamatan Kasihan Bantul, Akademi
Fisioterapi Yogyakarta dan UNY sebagai peningkatan layanan sosiologis, psikologis, medis, dan vokasional bagi semua anak berkebutuhan khusus di SLB
Negeri 1 Bantul. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan kepala sekolah dilakukan
dengan rapat dan pengamatan secara langsung. Monitoring dilakukan untuk mengetahui hasil kerja sama dari tim kerja yang telah ditetapkan untuk
mengindentifikasi seberapa jauh pelaksanaan kegiatan dan menemukan kendala apa yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan sekolah tersebut. Selanjutnya
dengan adanya evaluasi yang mampu menilai kekurangan dan kelebihan pelaksanaan program yang sudah berlangsung yang selanjutnya akan dilakukan
kegiatan perbaikan atau masukan untuk pelaksanaan program berikutnya. Menurut Sudarman Danim dan Suparno 2009: 12 pelaporan merupakan salah satu
kegiatan organisasi. Substansi yang dilaporkan harus menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Dengan pelaporan ini akan diketahui hasil-hasil yang dicapai,
kendala yang muncul, dan penyimpangan yang terjadi. Laporan dapat dibuat secara berkala, misalnya bulanan, atau tahunan. Laporan juga mestinya menjadi
acuan dasar dalam kerangka menyusun program lanjutan bagi sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab dengan laporan kegiatan sekolah dengan mengecek
dan memeriksa laporan yang ada sebelum memberikan tanda tangan.
130
3. Implementasi Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SLB Negeri 1 Bantul dibantu oleh koordinator PKGPKB yaitu tim asesor perwakilah dari guru. Dalam
kegiatan perencanaan supervisi juga dilakukan kepala sekolah bersama tim asesor dalam forum rapat dengan melakukan pembagian tugas. Tim asesor akan
mensupervisi guru yang lain dengan teknik observasi kelas dengan cara masuk kedalam ruangan kelas setelah melakukan kesepakatan waktu pelaksanaan
supervisi dan kemudian akan mengamati guru mengajar di kelas. Hal ini sesuai dengan Made Pidarta 2009: 91 pelaksanaan supervisi dengan teknik observasi
kelas adalah supervisi dilaksanakan oleh seorang supervisor dengan cara mengamati, yaitu melihat, mendengar, dan merasakan situasi kelas yang sedang
belajar. Guru yang diamati adalah seorang diri yang sedang membimbing siswa- siswa belajar dalam proses pembelajaran. Walaupun secara administratif kegiatan
supervisi akademik guru-guru di SLB Negeri 1 Bantul banyak dilakukan oleh tim asesor yang sudah dibentuk akan tetapi kepala sekolah juga melakukan supervisi
dengan kunjungan kelas. Kepala sekolah secara rutin setiap hari mengunjungi kelas guna mengamati proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pengertian
kunjungan kelas menurut Lantip dan Sudiyono 2011: 102 kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk mengamati proses
pembelajaran di kelas. Tujuannya untuk menolong guru dalam mengatasi masalah dalam kelas.
Dibentuknya tim asesor perwakilan dari guru untuk membantu penilaian kinerja guru PKG dan penilaian berkelanjutan PKB. Untuk menjadi asesor
131
harus memenuhi kriteria minimal guru golongan IV A dan diikutsertakan dalam diklat dan memiliki sertifikat sebagai asesor. Jumlah asesor yang ada di SLB
Negeri 1 Bantul ada 13 orang sudah termasuk dengan kepala sekolah namun dua diantaranya sudah pensiun. Pada bulan Maret sekolah sudah mengirimkan 3 orang
guru untuk dikirim mengikuti pelatihan asesor dan akan melaksanakan tugas pada tahun ajaran baru yang akan datang. Setiap asesor memegang sekitar 8 hingga 9
guru dalam penilaian supervisi akademik. Hasil capaian dari kegiatan supervisi akademik bagi guru adalah hasil evaluasi
mengajar guru berupa nilai dan ditemukan kekurangan guru dalam mengajar. Tim asesor akan melaporkan hasil temuannya dalam kegiatan supervisi akademik
terhadap guru. Selain itu peran kepala sekolah sebagai supervisor terhadap guru adalah dimana selain memberikan pengarahan kepala sekolah juga melakukan
pengawasan terhadap kinerja guru adakah kekurangan, perlukah diadakan perbaikan, dan bagaimana keadaansituasi di kelas, apakah sudah sesuai pedoman
atau tidak sehingga diharapkan guru dapat meningkatkan kompetensi dan motivasinya dalam melaksanakan tugas. Kemudian akan dilakukan tindak lanjut
dari supervisi yaitu kegiatan pembinaan bagi guru melalui program diklat sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh guru sehingga mampu memenuhi
kompetensi guru dalam mengajar. Sedangkan pelaporan hasil supervisi juga akan digunakan dalam melihat kinerja kepala sekolah.
D. Keterbatasan Peneliti
Kepala sekolah dalam menjalankan peran sebagai pemimpin, manajer, dan supervisor memiliki kompleksitas tersendiri. Lamanya penelitian ini dilaksanakan
132
tiga bulan yaitu bulan Maret hingga Mei 2015. Dengan keterbatasan peneliti dan waktu penelitian maka peneliti tidak dapat mengungkapkan semua kompleksitas
kegiatan dalam implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer, dan supervisor di sekolah tersebut. Peneliti juga tidak dapat mengungkap seluruh
data dan fenomena yang ada. Dalam penelitian ini juga diwarnai keterbatasan pembuktian antara apa yang diungkapkan responden dengan data dari observasi
dan dokumentasi.
133
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin telah dilaksanakan dengan cara kepala sekolah memberikan keteladanan dalam hal kedisplinan
waktu dan menjalankan tugas, merumuskan visi dan misi sekolah bersama warga sekolah dan melaksanakan visi dan misi lewat pelaksanaan program
dan kegiatan sekolah, mendorong kemauan kuat dan semangat melalui keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah secara nyata di sekolah dan
melalui kegiatan monitoring, memberikan pengarahan dan bimbingan bagi personil secara langsung maupun tidak langsung lewat rapat dan
pendelegasian tugas, menjalin komunikasi yang membangun dengan guru, karyawan, siswa, orang tua siswa, mitra sekolah dan masyarakat sekitar
sekolah dibantu wakil kepala sekolah bidang humas dan kepala sub.bag. tata usaha serta mampu mengambil keputusan bagi kepentingan sekolah baik
internal maupun eksternal bersama dengan personil sekolah. 2. Implementasi peran kepala sekolah sebagai manajer telah terlaksana melalui
kemampuan dalam melaksanakan perencanaan program dan kegiatan sekolah bersama tim wakil kepala sekolah dan tim unit kerja yang akan
disosialisasikan lewat rapat bersama seluruh personil sekolah, memiliki strategi dengan menjalin komunikasi secara individu maupun kelompok,
kemampuan menggorganisasi dan mendayagunakan seluruh sumber daya yang
134
ada di sekolah dengan memanfaatkan struktur organisasi beserta pembagian tugas masing-masing. Dalam mendorong keterlibatan seluruh personil
sekolah, kepala sekolah menyusun organisasi personal berpedoman pada the right man and the right place dengan memperhatikan masukan dari wakil
kepala sekolah yang lebih mengetahui karakter dan kompetensi yang dimiliki seorang personil sekolah, menggerakkan seluruh personil dengan pembagian
tugas masing-masing dan melakukan rapat koordinasi yang akan memonitoring jalannya suatu program. Namun dalam pelaksanaannya masih
ditemui guru yang tidak melaksanakan tugas tambahan yang dibebankannya. Kepala sekolah mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah terutama
dalam meningkatan ketrampilan dan prestasi siswa sedangkan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan SDM yaitu banyak guru yang akan memasuki
pensiun sedangkan sekolah tidak boleh mengangkat guru tidak tetap. Selain itu guru juga diikutsertakan diklat, seminar, workshop, KKG, dan diberi
kesempatan melanjutkan pendidikan. Kepala sekolah juga memiliki kemampuan melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan sekolah. 3. Implementasi peran kepala sekolah sebagai supervisor telah berjalan melalui
kegiatan supervisor dibantu oleh tim asesor perwakilan dari guru yang sudah terbentuk. Tim asesor akan melakukan penilaian terhadap kinerja guru PKG
dan penilaian berkelanjutan PKB. Teknik supervisi yang digunakan tim asesor adalah observasi kelas setiap satu semester sekali. Kegiatan supervisi
secara insindental dan rutin yang dilakukan oleh kepala sekolah ialah