Melaksanakan supervisi akademik Implementasi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

116 di satuan pendidikan khusus; dan d memiliki kemampuan kepemimpinan, pengelolaan, dan kewirausahaan di bidang pendidikan khusus. Kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul jika pada akhirnya dapat menjadi kepala sekolah seperti sekarang ini maka sudah memenuhi empat kriteria tersebut, akan tetapi pada point empat perlu dilihat lebih dalam bagaimana kepala sekolah melaksanakan kemampuan yang perlu dimilikinya yaitu kemampuan kepemimpinan, pengelolaan, maupun kewirausahaan di bidang pendidikan khusus. Penelitian ini akan membahas mengenai kepala sekolah dalam kemampuan kepemimpinan dan kemampuan mengelola pendidikan khusus di sekolah luar biasa yaitu dalam implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer, dan supervisor di SLB Negeri 1 Bantul.

1. Implementasi Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimpin

Seorang pemimpin lebih menekankan pada perubahan dan penentuan arah, serta upaya-upaya yang inovatif visioner dalam membuat organisasi mampu berperan lebih produktif, lebih maju, dan lebih bermutu, sehingga mereka lebih menekankan pada pembelajaran dan pemberdayaan seluruh sumberdaya organisasi, akibatnya kinerja seorang pemimpin lebih berdampak dinamis bagi organisasi. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah berperan dalam mempengaruhi orang-orang untuk dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan bersama. Dalam hal ini kepala sekolah mempengaruhi bawahannya dengan memberikan keteladanan. Keteladanan yang diberikan kepala sekolah sangat mempengaruhi budaya sekolah. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus menjadi contoh yang bisa ditiru oleh bawahan, seperti dalam hal 117 kehadiran, berpakaian, dan berbicara. Dengan perilaku yang menunjukkan keteladanan dalam berbagai hal tidak terlalu sulit bagi kepala sekolah untuk menegur bawahannya. Keteladanan kepala sekolah akan membuat guru dan karyawan menjadi segan, dan pada gilirannya mereka akan meniru apa yang dilakukan oleh kepala sekolah. Akan tetapi lebih baik apabila keteladanan baik dari kepala sekolah yang dicontoh oleh para personil sekolah menjadi kesadaran bersama demi mewujudkan tercapainya tujuan sekolah. Keteladanan yang dimiliki oleh kepala sekolah di SLB Negeri 1 Bantul adalah memiliki etos kerja yaitu kedisplinan dalam hal waktu dan menjalankan tugas. Hal tersebut ditunjukkan oleh kepala sekolah dalam menjalankan tugas sehari-hari di sekolah dengan datang tepat waktu, selain itu SLB Negeri 1 Bantul sudah menjalankan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 pasal 3 ayat 11 tentang displin PNS bahwa setiap PNS wajib masuk jam kerja dan menaati ketentuan jam kerja dengan menggunakan presensi elektronik finger print yang laporan akan dihitung secara kumulatif dan akan dikirimkan ke BKD Kabupaten Bantul. Maka semua guru dan karyawan SLB Negeri 1 Bantul sudah mengetahui jam datang dan jam pulang sesuai jam kerja sehingga guru dan karyawan dituntut untuk displin dan bijaksana dalam memanfaatkan waktu di sekolah guna menyelesaikan tugas di sekolah. Kepala sekolah mengutamakan proses kegiatan belajar mengajar bagi anak berkebutuhan khusus yang sangat membutuhkan perhatian lebih dan kinerja yang baik dari guru. Hal tersebut terbukti dari kepala sekolah yang selalu rutin memonitoring kegiatan di sekolah dengancara berkeliling sekolah untuk 118 mengamati langsung proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga kepala sekolah menciptakan budaya sekolah dengan cara menegakkan kediplinan dalam menjalankan tugas. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarman Danim dan Suparno 2009: 92 Baik tidaknya kepala sekolah juga diukur dari kemampuannya untuk bertindak atau berfungsi sebagai agen perubahan, sekaligus tingkat keahliannya untuk memastikan bahwa proses perubahan itu akan dapat berlangsung secara sistematis melalui suatu kerangka perencanaan jangka panjang. Dari hasil wawancara dengan guru dan karyawan memunculkan pendapat bahwa kepemimpinan kepala sekolah di SLB Negeri 1 Bantul yang sekarang ini sekolah mengalami banyak perubahan kearah yang lebih baik terutama dalam hal kedisplinan, dalam hal pengelolaan sumber daya sekolah, serta penataan lingkungan sekolah. Hal tersebut semakin menguatkan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin mampu mempengaruhi kondisi organisasi yang dipimpinnya, salah satunya melalui keteladanan maupun kebijakan yang dimiliki seorang kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi misi sekolah dengan program yang bertahap untuk meningkatkan mutu sekolah. Menurut Mulyasa 2011: 24 visi sekolah juga harus secara utuh dipahami oleh seluruh warga sekolah agar mereka menyadari, memahami, memiliki kepedulian, dan komitmen yang tinggi pada tujuan sekolah, tujuan pembelajaran, prosedur penilaian, dan akuntabilitas. Kepala sekolah dalam merumuskan dan menjalankan visi dan misi melibatkan seluruh warga sekolah. Dengan melibatkan seluruh warga sekolah, diharapkan