Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer

42 super = atas, lebih, dan visi=lihatpenglihatan, pandangan. Seorang supervisor memiliki kelebihan dalam banyak hal, seperti penglihatan, pandangan, pendidikan, pengalaman, kedudukanpangkatjabatan posisi, dan sebagainya Dalam perkembangannya sudah ada yang membedakan supervisi pendidikan dalam batasan yang lebih spesifik, yaitu pengajaran. Menurut Alfonso dalam Maryono 2013: 17, supervisi pengajaran adalah tindak laku pejabat yang dirancang oleh lembaga yang langsung berpengaruh terhadap perilaku guru dalam berbagai cara untuk membantu cara belajar siswa dan untuk mencapai tujuan yang dilakukan oleh lembaga itu. Uraian tentang supervisi pengajaran yang disebutkan di atas berfokus pada; 1 perilaku supervisor; 2 dalam membantu guru-guru; dan 3 tujuan untuk mengangkat harapan belajar siswa. Setiap aktivitas yang dilakukan di sekolah dengan melibatkan banyak orang didalamnya sangat dibutuhkan adanya koordinasi di dalam segala proses pelaksanaan kegiatannya. Untuk dapat mengkoordinasikan semua proses pelaksanaan kegiatan seorang pemimpin sekolah yaitu kepala sekolah harus berusaha mengetahui keseluruhan situasi di sekolahnya dalam segala bidang. Usaha kepala sekolah dan guru untuk mengetahui situasi lingkungan sekolah dalam segala kegiatannya, disebut supervisi atau pengawasan sekolah.

b. Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala SekolahMadrasah yang menyebutkan bahwa, kepala sekolah memiliki lima kompetensi yaitu, kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Salah satu yang berhubungan dengan tugas-tugas kepala 43 sekolah adalah dalam hal manejerial dan supervisi. Dalam kompetensi supervisi tersebut, terdapat peran kepala sekolah sebagai supervisor, diantaranya yaitu: 1 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru. 2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. 3 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru. Dengan demikian, kepala sekolah bukan hanya mengawasi karyawan dan guru yang sedang melaksanakan kegiatan, tetapi ia membekali diri dengan pengetahuan dan pemahamannya tentang tugas dan fungsi stafnya, agar pengawasan dan pembinaan berjalan dengan baik dan tidak membingungkan. Menurut Mulyasa 2004: 113 dalam pelaksanaannya, kepala sekolah sebagai supervisor harus memperhatikan prinsip-prinsip: 1 hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkhis, 2 dilaksanakan secara demoktaris, 3 berpusat pada guru, 4 dilakukan berdasarkan kebutuhan guru, dan 5 merupakan bantuan professional. Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran. a Diskusi kelompok, diskusi kelomok merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bersama guru-guru dan bisa juga melibatkan tenaga administrasi, untuk memecahkan berbagai masalah di sekolah, dalam mencapai suatu keputusan. Dapat dilaksanakan di ruang guru atau ruang kelas pada saat anak-anak sudah pulang sehingga tidak mengganggu kegiatan pembelajaran. 44 b Kunjungan kelas, kunjungan kelas dapat digunakan oleh kepala sekolah sebagai salah satu teknik untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung. c Pembicaraan individu, merupakan teknik bimbingan dan konseling, yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk memberikan konseling kepada guru, baik berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun masalah yang menyangkut profesionalisme guru. d Simulasi pembelajaran, merupakan suatu teknik supervisi terbentuk demontrasi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, sehingga guru dapat menganalisa penampilan yang diiamatinya sebagai intropeksi diri, walaupun sebenarnya tidak ada cara mengajar yang paling baik. Kegiatan ini dapat dilakukan kepala sekolah secara terprogram, misalnya sebulan sekali mengajar di kelas-kelas tertentu untuk mengadakan simulasi pembelajaran. Menurut Ngalim Purwanto 2012: 123 Teknik yang digunakan dalam melaksanakan supervisi oleh kepala sekolah terhadap guru-guru dan pegawai sekolah dapat dilakukan dengan teknik perseorangan dan teknik kelompok. Kegiatan yang termasuk teknik perseorangan adalah mengadakan kunjungan kelas, kunjungan observasi, membimbing guru-guru dan pegawai sekolah tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialamai siswa, dan membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah. Sedangkan yang termasuk teknik kelompok adalah mengadakan pertemuan atau rapat dengan guru-guru untuk membicarakan 45 berbagai hal yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar mengajar, mengadakan dan membimbing diskusi kelompok di antara guru-guru bidang studi, memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti penataran yang sesuai dengan bidang tugasnya, dan membimbing guru-guru dalam mempraktekkan hasil-hasil penataran yang telah diikutinya. Pada prinsipnya setiap guru harus disupervisi secara periodik dalam melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak, maka kepala sekolah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru senior untuk membantu melaksanakan supervisi. Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh, 1 meningkatnya kesadaran guru untuk meningkatkan kinerjanya, dan 2 meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Ametembun dalam Maryono 2013: 23, ada empat fungsi supervisi yaitu fungsi penelitian, fungsi penilaian, fungsi perbaikan, dan fungsi pembinaan. 1 Fungsi penelitian adalah fungsi supervisi yang harus dapat mencari jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi. Penelitian dilakukan sesuai dengan prosedur ilmiah, yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti, mengumpulkan data, mengolah data, dan melakukan analisis guna menarik suatu kesimpulan atas apa yang berkembang dalam menyusun strategi keluar dari permasalahan di atas. 2 Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa besar telah dicaai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar siswa,