commit to user
22
warisan yang secara turun-tumurun dibagi bersama atau dipraktikkan secara kolektif, tetapi menjadi kebudayaan yang lebih bersifat situasional yang keberadaannya
tergantung pada karakter kekuasaan dan hubungan-hubungan yang berubah dari waktu ke waktu Abdullah, 2006: 9. Dengan demikian, sifat kebudayaan berubah
dan berkembang; dapat dimodifikasi seiring kebutuhan dan pemikiran manusia. Pendek kata, kebudayaan pada hakikatnya adalah manifestasi kehidupan masyarakat
kehidupan masyarakat itu sendiri dan proses perkembangannya. Oleh karena itu, tepatlah seperti yang dikatakan Poepowardojo 1989: 121, bahwa kebudayaan
merupakan manifestasi kepribadian suatu masyarakat sebagai suatu identitas. Artinya, identitas masyarakat tercermin dalam orientasi yang menunjukkan
pandangan hidup serta sistem nilainya, dalam persepsi untuk melihat dan menanggapi dunia luarnya, dalam pola serta sikap hidup yang diwujudkan dalam
tingkah laku sehari-hari, serta dalam gaya hidup yang mewarnai perikehidupannya.
2.1.2 Wujud Kebudayaan
Merujuk pendapat J.J. Hoenigman dalam Mujiyanto, dkk., 2010: 11 dan Koentjaraningrat 1993: 5, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu
gagasan, aktivitas dan artefak.
2.1.2.1 Gagasan Wujud Ideal
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya absraks; tidak
dapat diraba, disentuh atau di foto. Wujud kebudayaan ini terletak di dalam kepala-
commit to user
23
kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat teresebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2.1.2.2 Aktivitas Wujud Tindakan
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati dan didokumenkan.
2.1.2.3 Artefak Wujud Karya
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat yang berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumenkan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan tersebut.
Dalam kenyataannya kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Contoh, wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan aktivitas dan karya artefak manusia.
commit to user
24
Berdasarkan ketiga wujud kebudayan itu apabila dikaitkan dengan karya seni, maka banyak kalangan membedakan wujud kebudayaan menjadi dua, yaitu berwujud
fisik bewujud; tampak mata dan dapat diraba biasa disebut dengan istilah
tangible
dan non fisik tidak berwujud; tidak tampak mata atau abstrak yang disebut dengan istilah
intangible
. Namun, tampaknya Sedyawati 2006: 164 mengkritisi kedua istilah tersebut telah terjadi kekeliruan dalam memaknai. Dia menjelaskan, bahwa
pengertian itu tidak selamanya benar, karena ada aspek budaya
intagible
itu bersifat absrak, seperti konsep dan nilai. Adapula yang bersifat konkrit, seperti musik, tari,
upacara, dan sebagainya. Bahkan suatu pergelaran yang nyata, yang umumnya juga mempunyai bentuk dan struktur tertentu tetapi tidak
dapat dikatakan “tak berwujud”. Oleh karena itu, dia memberikan pengertian
tangible
artinya dapat disentuh atau diraba dan
intangible
artinya “tak benda” atau tidak dapat disentuh. Artinya, keduanya merupakan aspek budaya yang bersifat “kebendaan” atau “kerabaan”.
Sebagai contoh, misalnya peristiwa budaya masa lampau seperti permainan musik, tari, cerita, dan sebagainya yang dilukiskan pada artefak-artefak. Contoh yang lain,
adalah lukisan sumberdaya manusia berupa peristiwa budaya seperti lukisan gotong royong, pengairan irigasi, pejamuan agung di istana, dan sebagainya yang juga
dipahatkan pada artefak peninggalan sejarah.
2.1.3 Diferensiasi Sosial-Budaya