Sejarah Singkat dan Aktivitas Organisasi “Pasren”

commit to user 175

4.1.5 Sejarah Singkat dan Aktivitas Organisasi “Pasren”

Jauh sebelum berdirinya organisasi “Pasren”, di Kabupaten Klaten telah berdiri organisasi seni rupa, walaupun masih diragukan apakah ada keterkaitannya secara langsung atau tidak dengan proses kelanjutan dengan pendirian “Pasren”. Menurut Karang Sasongko 39 tahun; putra dari pelukis nasional asal Klaten; Rustamadji alm. dikatakan, bahwa pada tahun 1961 telah berdiri sebuah Asosiasi Pelukis Indonesia Klaten APIK yang diprakarsai oleh tokoh kartunis Indonesia; GM.Sudarta Karang Sasongko, Wawancara: Minggu, 23 Januari 2012. Bahkan, GM. Sudarta pun mengaku bergabung dengan APIK yang dipimpin oleh Sri Suharto alm. itu sudah sejak masih duduk di bangku SMP. Bersama-sama dengan Mas Sudjio pelukis asal Klaten, dalam keseharian setelah pulang sekolah pergi membawa map berisi kertas buram, berjalan ke mana saja, termasuk ke pasar membuat untuk sketsa GM. Sudarta, 2007: 261 dan Wawancara: Minggu, 23 Januari 2012. Gambar IV.4 GM.Sudarta Kartunis Pelukis Indonesia Asal Klaten Anggota “Pasren” Sumber: Foto Penulis, 23 Januari 2012 commit to user 176 Namun, karena pada orde lama itu terjadi pergolakan politik, seperti halnya Lekra Lembaga Kesenian Rakyat yang terekrut sebagai anderbow untuk agitasi PKI, maka sebagian anggota APIK ada yang terekrut juga di dalamnya. Oleh karena itu, pasca G.30 SPKI setelah memasuki jaman orde baru organisasi APIK ini tidak bisa berkembang, karena pengaruh tekanan politik orde baru yang sangat antipati pada organisasi yang sedikit bersinggungan dengan organisasi PKI. Dengan demikian, APIK ini pun bubar dengan sendirinya, tidak diketahui lagi kapan dan bagaimana proses pembubarannya. Setelah mengalami kefakuman puluhan tahun keorganisasian seni rupa di Klaten, maka pada tahun 1981 berdiri kelompok seni rupa yang diberi nama “Suwung” yang didirikan oleh Ibnu Wibowo 57 tahun sekaligus sebagai ketuanya Karang Sasongko, Wawancara: Minggu, 23 Januari 2012. Di tempat berbeda, Ibnu Wibowo Wawancara: Kamis, 19 Januari 2012 mengakui kelompok “Suwung” yang diketuainya sebagai bentuk angkatan seni rupa Indonesia di Klaten, sebagaimana di kota-kota lain juga berdiri organisasi itu. Tujuan didirikan kelompok “Suwung” adalah untuk mengisi kekosongan aktivitas pelukis Klaten saat itu untuk berkumpul dan berpameran bersama. Diakuinya pula, bahwa dia pun ikut mendirikan “Pasren”, namun tidak mau mengaitkannya dengan kelompok “Suwung” yang didirikan sebelumnya. Dengan demikian, terlepas ada kaitanya atau tidak dengan organisasi-organisasi seni rupa sebelumnya, yang jelas organisasi “Pasren” sebagai organisasi kesenian di Klaten telah diawali oleh keberadaan organisasi seni rupa pendahulunya. Hal ini tentunya juga akan membawa commit to user 177 pengaruh terhadap perkembangan “Pasren” selanjutnya, karena sebagian besar pendiri “Pasren” juga pendiri organisasi seni rupa sebelumnya. Diawali dari sebuah perbincangan santai pada akhir bulan April 1991, antara Almarhum Rustamadji, Yanto KS, dan Karang Sasangka, tercetuslah sebuah gagasan untuk mengumpulkan pelukis-pelukis di Klaten dengan tujuan mengadakan sebuah pameran bersama. Mereka merasakan jarang ada pameran lukisan di kabupaten Klaten saat itu, padahal di kota ini terdapat cukup banyak pelukis-pelukis yang potensial. Beberapa hari setelah perbincangan tersebut, maka mulailah Karang Sasangka yang tak lain adalah putra dari pelukis Rustamadji ini menghubungi rekan-rekannya, baik yang masih aktif berkarya maupun tidak. Ternyata ide tersebut mendapat tanggapan yang positif. Pertemuan pertama dilangsungkan pada tanggal 9 Mei 1991 di rumah Almarhum Rustamadji yang sekarang menjadi “Griya Seni Rustamadji”. Hadir pada waktu itu antara lain: Rustamadji, Yanto KS, Ismu Suryo Wibowo, Basuki Sastroatmojo, Karang Sasangka, Ibnu Wibowo, Basuki Kisworo, Bambang DP, Bodas Erlangga dan Andoyo Wardoyo. Pada pertemuan tersebut pada intinya setuju mengadakan sebuah pameran seni rupa di Klaten, bukan pameran lukisan seperti gagasan semula. Belum perlu membentuk sebuah kelompok atau organisasi seniman seni rupa, yang hanya sekali saja mengadakan pameran langsung bubar. Maka, hanya hanya terbentuklah berupa Panitia Pameran saja. Setelah pertemuan pertama berjalan dengan lancar, maka dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan berikutnya. Pada setiap pertemuan jumlah seniman yang commit to user 178 mendaftarkan diri terus bertambah hingga mencapai lebih dari 50 orang. Dari pertemuan-pertemuan tersebut, berhasil membuat keputusan untuk mengadakan sebuah pameran seni rupa yang diberi tema Pameran Seni Rupa Klaten 91, yang akan diadakan pada bulan Agustus 1991 sekaligus merayakan Hari Kemerdekaan RI ke- 46. Pameran ini akhirnya dapat digelar tanggal 20-25 Agustus 1991 di Gedung DPRD Kabupaten Klaten dan dibuka oleh Suhardjono selaku Bupati Kepala Daerah Tingkat II Klaten Dalam acara ramah-tamah antara Bupati dengan para seniman peserta pameran, setelah acara pembukaan, disarankan untuk membentuk suatu wadah bagi para seniman seni rupa di Kabupaten Klaten. Pameran tersebut mendapat sambutan yang positif dari Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten, masyarakat dan pelajar. Tidak kurang dari 3000 pengunjung yang menikmati hasil karya seni dari sekitar 40 peserta pameran, baik yang tinggal di Klaten maupun yang berdomisili di luar Klaten seperti Jogyakarta, Bandung, Jakarta dan lain-lain. Pada hari terakhir pameran, diadakan sebuah acara saresehan yang membahas masalah pameran tersebut atau evaluasi serta langkah-langkah selanjutnya. Di dalam saresehan tersebut menghasilkan sebuah kesepakatan untuk mendirikan sebuah kelompok seniman seni rupa di Kabupaten Klaten, tetapi namanya belum ditentukan. Tujuan dari pembentukan tersebut adalah untuk mengakrabkan para seniman seni rupa, meningkatkan kualitas karya dan mendorong untuk lebih kreatif. Pada tanggal 5 September 1991 bertempat di JI. Pramuka No 58 Klaten, diadakan acara syukuran atas suksesnya Pameran Seni Rupa 91 dan pembubaran panitia, serla menentukan nama kelompok seniman seni rupa. commit to user 179 Setelah diadakan pemilihan dari beberapa nama yang diusulkan, ternyata nama Pasren Paguyuban Senirupawan Klaten . Akronim “Pasren” yang diusulkan oleh pelukis Hardjija inilah yang paling banyak mendapat respon dan sisetujui. Menurut Hardjijo Wa wanca ra : Rabu, 29 Februari 2012, istilah “Pasren” sebagai suatu kata yang diartikan “hiasan”. Secara bahasa, istilah pa sren berasal dari kata Sri , sebuah nama Dewi Sri Dewi Padi yang sangat dihormati para petani Jawa pada umumnya. Dari kata Sri ini memperoleh awalan pa dan akhiran an , yang menunjuk adanya suatu tempat. Pada sisi lain, kata pasren berasal dari kata asri , yang berarti pa- asrian , atau berarti tempat yang indah. Masyarakat petani Jawa meyakini, bahwa panen dan tidaknya, amat tergantung pada kemurahan hati Dewi Sri. Untuk memanggil Dewi Sri, petani Jawa harus menyediakan tempat khusus, yang dinamakan pasren . Tempat ini harus ditata yang indah dan bersih untuk memohon berkah darinya Subiyantoro, 2010: 147-148. Dengan demikian, terminologi istilah “Pasren” dapat diartikan suatu tempat indah yang dihias atau diberi “hiasan” untuk keperluan khusus. “Pasren” muda itu pun antusias sekali untuk mengadakan pameran-pameran seni rupa dari tahun ke tahun, baik di dalam maupun di luar Klaten hingga tahun 1996. Namun, sejak tahun 1996 itu “Pasren” tampaknya mengalami kemandegan dalam aktifitas pameran. Hal ini mengetuk hati seorang Kartunis sekaligus sebagai salah satu anggota “Pasren” bernama GM. Sudarta, untuk mempertahankan nama besar “Pasren” agar tidak surut dimakan jaman. Maka, timbulah niat untuk mengumpulkan komunitas perupa Klaten ini di kediaman GM. Sudharta, JI. Palem Putri 55-57 Perumahan Klaten Kencana, Klaten Utara yang dijadikan sebagai commit to user 180 sekr etariat “Pasren” Titik awal dari kebangkitan “Pasren” ini adalah digelarnya sebuah pameran dengan tajuk Gelar Seni Rupa Klaten 2003, yang mengambil tempat di “Griya Seni Rustamadji”, Jalan Pramuka No. 58 Klaten. Kemudian berlanjut berkegiatan hingga dengan menggelar pameran Gelar Seni Rupa Pasren 2008 di Gedung RSPD Klaten. Pada acara saresehan evaluasi pameran saat itu, diinventarisasikan jumlah anggota dan diadakan pergantian ketua. “Pasren” hingga kini beranggotakan tidak kurang dari 120 orang seniman yang terdaftar, namun yang aktif sekitar 60 orang yang terdiri dari berbagai macam latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Sejak berdirinya “Pasren” hingga sekarang telah mengalami perubahan kepengurusan, yakni sejak tahun 1991 hingga 2003 ketuanya dijabat oleh Drs. Djoko Basuki. Mulai tanggal 19 Januari 2003 jabatan ketua digantikan oleh Drs. Sigit Giri Purwono dan pasca penyelenggaraan pameran 13-19 Januari 2008 hingga sekarang tahun 2012 jabatan ketua dipegang oleh Ansori Ansori, Wawancara: Kamis tanggal 12 Januari 2012. Ketika Ansori terpilih menjadi ketua, maka sekretariat “Pasren” telah dipindahkan di kediamannya, di Jalan Cemara No.14 Klaten. Gambar IV.5 Ansori, Ketua “Pasren” di Galerinya Sumber: Foto Penulis, 12 Januari 2012 commit to user 181 Sejak berdir i hingga sekarang, “Pasren” tercatat telah menyelenggarakan tidak kurang dari 18 kali pameran dan beberapa kegiatan kesenirupaan lainnya. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan PASREN antara lain: 1. Kegiatan Pameran a. Pameran Seni Rupa Klaten tahun 1991 di Klaten b. Pameran Seni Rupa “Pasren” tahun 1992 di Klaten c. Pameran Coret tahun 1992 di Sanggar Pramuka Klaten d. Pameran Seni Rupa “Pasren” tahun 1993 di Klaten e. Pameran Lukisan dan Patung tahun 1994 di Gallery Cipta TIM Jakarta f. Pameran Lukisan dan Patung tahun 1994 di Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta g. Pameran Seni Rupa “Pasren” tahun 1994 di Klaten h. Pameran Seni Rupa “Pasren” 1995 di Pendopo Kabupaten Klaten i. Pameran Seni Rupa “Pasren” tahun 1996 di Gedung RSPD Klaten j. Gelar Seni Rupa “Pasren” 2003 di Griya Seni Rustamadji Klaten k. Bursa Lukisan tahun 2003 di Plaza Matahari Klaten l. Pameran Pasren 2004 di Balai Sudjatmoko Surakarta m. Gelar Seni Lukis “Pasren” tanggal 4-11 Juli 2004 di SMPN 2 Klaten n. Gelar Luiisan “Pasren” tanggal 28 Juli-2 Agustus 2005 di Benteng Vredeburg Yogyakarta o. Gelar Seni Rupa “Pasren” tanggal 13-19 Januari 2008 di Gedung RSPD Klaten commit to user 182 p. Pameran Seni Lukis Anak “Pasren” tanggal 14-21 Februari 2010 di J-Sport Hall Toko Buku Jendela Klaten q. Pajang Karya Seni Lukis “Pasren” tanggal 9-14 Januari 2012 di Padepokan Ash-Shomad International Jatinom, Klaten r. Pameran Seni Lukis “Pasren” kutho seni, nda da ni kutho tanggal 19- 24 Februari 2012 di Aula Kecamatan Klaten Tengah. 2. Menjadi Juri untuk berbagai lomba melukis baik tingkat TK, SD, SLTP dan SLTA. 3 Menjadi Perancang dan pelaksana pembangunan monumen dalang kondang asal Klaten, Ki Nartosabdo. 4 Melukis dinding Murra l bersama pelukis “Pasren” di sepanjang dinding Kodim 0723 Jalan Tentara Pelajar Klaten. 5 Mengadakan pertemuan rutin dan melukis bersama. Dengan demikian, terbentuknya organisasi “Pasren” tersebut dilandasi atas adanya gagasan untuk mengumpulkan seniman seni rupa Klaten, mengadakan pameran bersama dan kepentingan bersama untuk mewujudkan tujuan tertentu. Paguyuban kesenian ini merupakan bentuk organisasi dan simbol profesi manusia untuk berinteraksi sosial melalui hasil karya seni rupa. Artinya, “Pasren” merupakan organisasi kesenian yang beranggotakan para seniman seni rupa yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, agama, pekerjaan, dan asal daerah di Kabupaten Klaten. Kegiatan yang diwadahi oleh organisasi “Pasren” adalah pameran bersama dan saresehan untuk membahas dan mengevaluasi setiap hasil kegiatan. Secara internal, commit to user 183 organisasi ini berupaya menjalin silaturohim dan membantu permasalahan yang dihadapi anggota organisasi. Secara eksternal, organisasi ini memberikan sumbangan pemikiran, bertindak sebagai pemrakarsa, dan pelaksana berbagai aktivitas berkesenian di Kabupaten Klaten. Gambar IV.6 Patung Ki Nartosabdo Alm. Dalang Kondang Sebagai Simbol Figur Budaya Klaten Sumber: BPS Kab. Klaten, 2011

4.1.6 Sekitar Organisasi “Pasren”