commit to user
157
dibangun oleh Pakubuwono X dan kemudian pada tahun 1952-1955 dipugar oleh Pemerintah RI yang diresmikan oleh Presiden Soekarno.
4.1.2.5 Kehidupan Pendidikan
Pendidikan adalah masalah yang
urgent
bagi masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Klaten pada khususnya. Selama penjajahan yang
kurang lebih berlangsung 350 tahun, segala macam penderitaan telah membebani kehidupan bangsa Indonesia. Setelah merdeka, masyarakat semua berusaha
untuk mengobati luka-luka yang diakibatkan adanya penjajahan itu. Sedang luka yang paling
berat sebagai akibat penjajahan ialah bahaya buta huruf dan bahaya kebodohan. Kedua hal ini saling berkaitan, sebab adanya kebodohan disebabkan
karena buta huruf. Oleh karena itu, ada dua bahaya yang saling menjalin itu menjadi beban pemerintah, yakni pemberantasan buta huruf dan upaya untuk
mencerdaskan masyarakat Indonesia. Sarana untuk mewujudkan kecerdasan masyarakat adalah pendidikan.
Dalam upaya ikut mencerdaskan masyarakat, maka pemerintah Kabupaten Klaten membuka peluang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan dan
kursus-kursus bagi masyarakat. Tahap pertama tahun 1952 di dalam bidang pendidikan, pemerintah daerah Kabupaten Klaten membuka beberapa kursus, se-
perti Kursus Pemberantasan Buta Huruf PBH, Kursus Rumah Tangga KRT dan lain-lain. Untuk sementara pelaksanaan kegiatan pendidikan dan kursus itu
diselenggarakan di gedung-gedung peninggalan yang sudah ada. Namun, lama- kelamaan pelaksanaan di gedung-gedung itu dirasakan kurang memadai,
commit to user
158
kemudian pemerintah daerah kabupaten Klaten berusaha mendirikan beberapa gedung khusus untuk kepentingan pendidikan itu. Oleh karena itu, pada tahun
1953 didirikan SMP Negeri di kota Klaten. Kemudian daerah-daerah kecamatam berlomba-lomba untuk mendirikan Sekolah Menengah yang bersifat bersubsidi
maupun swasta. Akhirnya, pada tahun 1 Nopember 1957 dibukalah dengan resmi Sekolah Menengah Atas Negeri yang pertama kali di daerah Klaten dan
perkembangan selanjutnya diikuti berdirinya sekolah –sekolah menengah
swasta. Dengan adanya perkembangan dalam bidang pendidikan ini, maka pada
tahun 1957 itu pula Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan PP dan K memberi kesempatan kepada daerah Klaten untuk dijadikan “daerah
percobaan belajar”. Namun, sayang sekali, walaupun telah diadakan persiapan-
persiapan untuk itu dengan jalan mengadakan penerangan- penerangan yang meluas sampai kedesa
–desa, karena kekurangan sarana prasaran dan alat-alat perlengkapan, seperti gedung
,
mebeler siswa dan guru dam lain-lain, maka tawaran baik itu terpaksa ditolak. Pada tahur 1959, datanglah lagi penawaran
untuk yang kedua kalinya mengenni hal yang sama dari PP dan K. Setelah dipertimbangkan dengan masak, karena pekerjaan itu masih dirasakan sangat
berat, maka kesanggupan itu ditolak kembali, karena pemerintah daerah kabupaten Klaten masih memandang perlu untuk dimusyawarahkan lagi dalam
sidang DPR. Dengan adanya kemajuan di bidang pendidikan tinggi, maka pemerintah
daerah Klaten mempunyai problem lagi yang harus dipecahkan, yakni
commit to user
159
bagaimannkah caranya untuk menahan kepindahan pelajar atau mahasiswa Klaten ke luar daerah. Hal ini sangat penting untuk meringankan beban
masyarakat yang tidak mampu membiayai anaknya menuntut ilmu kelain daerah. Maka, sejak tahun 1963 pemerintah daerah kabupaten Klaten berusaha untuk
membuka Cabang Universitas Gajah Mada di kota Klaten. Namun, karena kesulitan teknis, hal ini belum dapat terselenggara. Untuk mengatasinya, maka
proyek Universitas pun dapat didirikan, baik itu Universitas Negeri maupun Universitas Swasta. Dengan demikian, diharapkan para pelajar di Klaten untuk
mencapai gelar sarjana muda atau sarjana tidak perlu harus pergi ke luar daerah Klaten.
Di Kabupaten Klaten, pada saat ini memiliki beberapa Perguruan tinggi, antara lain: Universitas Widyadharma UNWIDA, STIKES Muhammadiyah,
STIKES Duta Gama, Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah STAIM, Sekolah Tinggi Agama Hindu Cabang Denpasar, Bali, STIA, AMM
Muhammadiyah, Universitas Cokroaminoto Cabang Jogyakarta, dan lain-lain. Sementara untuk menunjang keberhasilan belajar siswa, baik SD, SMP, maupun
SMA SMK, banyak berdiri lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah, misalnya bimbingan belajar Primagama, Neutron, Ganesha Operation GO, BBC, dan
lain-lain. Di samping itu masih banyak lagi kursus-kursus pendidikan ketrampilan, seperti kursus komputer, kursus bahasa Inggris, kursus bahasa
Korea, Mandarin dan sebagainya. Berdasarkan data dari Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten yang
dihimpun Kantor Badan Statistik Kabupaten Klaten, sampai tahun 2010 jumlah
commit to user
160
murid Taman Kanak-kanak TK sebanyak 30.036 siswa yang dididik oleh 2.812 orang guru TK. Untuk Tingkat Sekolah Dasar SD muridnya berjumlah 120.342
siswa dengan jumlah guru SD 8.783 orang. Sementara jumlah siswa SMP mencapai 51.490 orang dengan jumlah pengajar sejumlah 4.107 orang guru.
Demikian juga jumlah murid SMA atau yang sederajat berjumlah 41.496 orang siswa dan jumlah pengajarya 3.547 orang guru.
4.1.2.6 Kehidupan Perdagangan