commit to user
86
Berdasarkan pendapat itu, maka dapat disimpulkan bahwa seorang seniman atau pelukis adalah manusia-manusia yang dapat memanfaatkan potensialitasnya
dengan sebaik-baiknya ke dalam bidang seni atau lukisan, adapun potensialitas manusia itu disebutkan sebagai
akal, rasa
dan
iman.
Melalui proses kreatif yang didasari oleh akal, rasa dan iman itu, maka lahirlah karya-karya seni lukis.
2.4.2.3 Struktur Karya Seni Lukis
Setiap karya seni lukis, baik yang bercorak Naturalis, Realis atau Abstrak sekali pun pasti memiliki struktur seni. Keberadaan struktur seni itu merupakan
bagian yang melekat pada karya seni lukis sebagai tolok ukur nilai estetis. Kata“struktur” berasal dari kata dalam bahasa Inggris
structure
yang berarti susunan. Kata itu dapat disinonimkan dengan kata
composition
kemudian diserap
ke dalam bahasa Indonesia menjadi “komposisi” yang artinya juga susunan
.
Namun, penggunaan dalam kesenian lebih popular dengan istilah „komposisi‟
seni. Dalam proses penciptaan suatu karya seni, komposisi memegang peranan yang sangat panting dan hanyak menentukan berhasil atau tidaknya karya seni
tersebut. Karena sangat pentingnya struktur atau komposisi dalam penciptaan karya seni, maka komposisi ini sampai menjadi „prinsip seni‟ dalam penciptaan
seni lukis. Dalam hubungannya dengan bidang seni rupa termasuk seni lukis, maka
komposisi dapat diartikan sebagai susunan dari unsur-unsur seni rupa dengan mengikuti kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu karya seni. Kaidah-
kaidah komposisi itu meliputi kesatuan
unity
, keseimbangan
balance
dan
commit to user
87
irama
rhytm
. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur-unsur seni rupa ialah: garis, bidang, ruang, tekstur barik, warna, kesan gelap-terang dan keselarasan
Dharmawan, 1988: 27. Unsur-unsur seni rupa itu akan membentuk suatu karya seni, maka harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat tampil dengan baik,
wajar dan saling mendukung, karena itu kesalahan dalam membuat komposisi akan merusak penampilan karya seni itu secara keseluruhan. Agar lebih baik dan
menarik lagi dalam tampilan karya seni lukis, maka di samping ketiga kaidah komposisi di atas, Dharsono 2007: 86 menambahkan tiga kaidah lagi, yakni
kesederhanaan
simplicity
, aksentuasi
empha sis
dan proporsi. Kesatuan
unity
di dalam suatu karya seni lukis yang baik, apabila unsur- unsur seni rupa tidak tampil secara sendiri-sendiri melainkan tampil dalam suatu
kesatuan. Maksud dari kesatuan itu bukanlah penjumlahan secara kuantitatif dari nilai-nilai unsur-
unsur tersebut tetapi kesatuan yang „padu‟, kesatuan yang lebih dari sekedar penjumlahan nilai unsur-unsurnya.
Misalnya suatu lukisan terdiri dari unsur-unsur garis misalnya bernilai 5, bidang bernilai 4, tekstur benilai
4, warna bernilai 6 dan kesan gelap-terang bernilai 3 maka kesatuan dari unsur-unsur tersebut tidak berarti memiliki nilai: 5+4+4+6+3=22. Bukan seperti
itu nilai suatu kesatuan yang baik harus lebih dari itu, bahkan sampai tak terhingga karena setiap unsur akan mendukung penampilan unsur lainnya, saling
melengkapi dan saling mengisi membentuk suatu kesatuan yang utuh, bermakna dan karenanya jadi menarik. Dengan demikian, kesatuan itu dapat diibaratkan
sebuah sepeda yang semua unsurnya saling berkaitan, sekali pun unsur terkecil seperti „pentil dop‟ roda akan berpengaruh pada kenyamanan pemakaian sepeda.
commit to user
88
Jadi, kesatuan dapat disimpulkan adalah suatu sistem, antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya saling kait-mengkait.
Pengertian keseimbangan
balance
dapat kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari, seperti misalnya ketika kita menimbang sesuatu dengan
mempergunakan neraca-ukur. Dalam kejadian itu, apabila kita menghendaki keadaan seimbang, yaitu apabila posisi tangan neraca tersebut mendatar, maka
beban di sebelah kiri neraca harus sama berat dengan beban di sebelah kanannya. Dalam bidang seni rupa, pengertian keseimbangan tersebut tidak jauh berbeda,
hanya saja kita tidak mempergunakan neraca ukur untuk mendapatkan keseimbangan itu tetapi mempergunakan kepekaan estetis
,
sedangkan sebagai pengganti beban atau batu penimbangnya ialah menggunakan unsur-unsur seni
rupa itu sendiri. Selain itu, jangkauannya pun lebih luas, tidak lagi hanya mencari keseimbangan antara bagian kiri dan kanan tetapi berusaha mencapai
keseimbangan dalam keseluruhan karya yang dibuat. Dengan kata lain, suatu keseimbangan adalah suatu karya seni rupa dapat dicapai dengan
mempertentangkan unsur-unsur pembentuknya. Unsur-unsur yang dipertentangkan itu tidak harus selalu sama persis,
seperti garis dengan garis atau warna dengan warna, unsur-unsur yang berbeda pun dapat dipertentangkan dan akan menghasilkan keseimbangan yang baik
karena setiap unsur itu dapat mengungkapkan maksud yang sama, misalnya kesan garang dapat dicapai dengan garis, tekstur maupun warna, jadi
keseimbangan di sini tergantung dari nilai estetisnya dan bukan dart jenis
unsurnya.
commit to user
89
Secara teknis, prinsip keseimbangan tersebut dapat dicapai dengan berhagai kemungkinan, antara lain: a
Simetris,
merupakan prinsip keseimbangan yang paling sederhana. Caranya ialah seperti ketika kita bercermin, maka kita akan
mendapatkan bentuk, rupa maupun jarak yang persis sama antara bagian yang satu dengan bagian lainnya. b
Asimetris,
merupakan prinsip keseimbangan yang agak kompleks dan memerlukan kepekaan estetis untuk memahaminya.
Keseimbangan asimetris ini dapat terjadi karena bentuk, warna, tekstur dan sebagainya. c Keseimbangan karena kesan tertentu,
adalah prinsip keseimbangan yang lebih kompleks lagi, pemahamannya mutlak memerlukan
kepekaan estetis yang lebih baik pula. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan memperbandingkan kesan tertentu yang dihasilkan oleh warna, garis, bidang,
tekstur dan sebagainya. Misalnya kesan „luas selain dapat dicapai dengan perbandingan ukuran juga bisa dicapai dengan penggunaan warna.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa keseimbangan dalam suatu karya seni rupa ialah pertentangan antara unsur-unsur seni rupa yang memiliki
kesamaan nilai. Pemahaman mengenai irama
rhytm
akan lebih mudah dipelajari dalam seni musik, misalnya dalam sebuah lagu kita akan segera merasakan adanya
pengulangan nada-nada tertentu secara teratur, adanya reffrain dan sebagainya.
Irama sifatnya abstrak, tidak bisa dilihat atau diraba, irama hanya dapat dirasakan dan dipahami oleh perasaan yang memiliki kepekaan estetis.
Dalam suatu karya seni lukis, irama dapat dibentuk melalui pengulangan
repetition
dan gerakan
movement
dari unsur-unsur seni rupa yang bersifat
commit to user
90
visual, yaitu garis, bidang, ruang, warna dan sebagainya. Berdasarkan hal
tersebut maka didapat tiga kemungkinan pembentukan irama, yaitu dengan pengulangan bidang atau bentuk yang sama pada jarak tertentu secara teratur.
Namun, keteraturan irama dalam seni lukis cenderung memberikan bentuk
monotone
yang berkesan membosankan, maka diperlukan bentuk irama bervariasi.
Kaidah kesederhanaan
simplicity
, walaupun tidak mutlak bisa diperlukan, khususnya untuk jenis lukisan yang menyampaikan pesan kepada orang awam
seni lukis. Kesederhanaan struktur seni artinya suatu komposisi yang baik dapat dicapai melalui penerapan struktur yang sederhana, dalam arti sesuai dengan ide,
pola, fungsi dan efek yang dikehendaki Dharsono, 2007: 86. Kaidah kesederhanaan itu banyak dijumpai pada karya seni lukis yang becorak
Naturalisme, Realisme, dan Impresionisme. Aksentuasi
empha sis
disebut juga pusat perhatian
center of interest
. Titik berat dan tujuan aksentuasi itu adalah untuk menarik perhatian Dharsono,
2007: 86. Aksentuasi dapat dilihat pada pengulangan unsur-unsur seni rupa, baik itu berupa pengulangan garis, bidang atau pun warna, sehingga tampak
dominan dibandingkan dengan unsur seni rupa yang lain. Ada pula aksentuasi tidak berupa pengulangan unsur, tetapi malahan satu unsur seni rupa yang dibuat
nyleneh
berbeda dengan unsur-unsur seni rupa yang lainnya. Proporsi adalah perbandingan ukuran. Oleh karena itu, proporsi dapat
dimanfaatkan untuk memahami ukuran objek dalam lukisan dengan cara membandingkan ukuran dalam bagian objek atau membandingkan dengan
commit to user
91
ukuran objek yang lain dalam lukisan itu. Misalnya, ada sebuah lukisan alam benda dengan ojek seperangkat alat minum di atas nampan yang terdiri dari
teko
dengan tutupnya terletak di samping bawah, kemudian di sebelahnya terletak gelas dan di sampingnya lagi terletak sendok. Lukisan tersebut dianggap baik
dari segi proporsi apabila perbandingan ukuran keseluruhan objek dalam lukisan itu sesuai dengan ukurannya masing-masing. Apakah tutup
teko
nya terlalu besar atau terlalu kecil. Begitu juga jika dibandingkan dengan gelasnya atau
sendoknya. Unsur-unsur seni rupa ialah semua bagian yang mendukung terwujudnya
suatu karya seni lukis, unsur-unsur tersebut dapat bersifat fisik yang dipahami secara visual seperti garis, bidang, ruang, bentuk, tekstur, warna dan kesan gelap-
terang kontras atau dapat pula bersifat psikis, seperti perasaan, pandangan,
pemikiran, gagasan, atau karakter yang terungkap dalam karya seni rupa tersebut. Unsur yang bersifat psikis ini tidak bisa dipahami secara visual melainkan hanya
dapat dirasakan saja. Dalam suatu karya seni lukis, unsur-unsur tersebut di atas disusun dan
dipadukan menurut kaidah-kaidah tertentu seperti kesatuan, keseimbangan dan irama seperti yang telah diterangkan di muka sehingga mampu mengekspresikan
perasaan, pandangan, gagasan dan karakter pembuatnya dalam suatu sajian yang menarik. Berikut ini dijelaskan unsur-unsur seni rupa yang bersifat fisik atau
visual saja. Garis merupakan unsur seni rupa yang paling utama karena dengan garis
dapat membentuk beraneka bidang, serta dapat menarnpilkan gerak,
juga karena
commit to user
92
adanya perbedaan-perbedaan garislah maka karya seni rupa menjadi menarik. Selain itu, garis juga dapat mencerminkan sifat dan karakter pembuatnya. Nilai
dari suatu garis banyak ditentukan oleh iramanya serta kemampuannya dalam mewujudkan bentuk atau massa dengan kemungkinan yang hampir tak terbatas
dalam perpaduannya dengan unsur-unsur seni rupa lainnya. Penggunaan atau pemanfaatan garis pun dapat bermacam-macam
tergantung pada kemampuan dan keperluan pelukisnya. Misalnya, ada pelukis yang memanfaatkan garis sebagai pembentuk kesan trimatra dengan arsiran-
arsiran dan sebagainya, ada pula pelukis yang berusaha menggunakan garis sedikit sekali tetapi mampu menghadirkan objek yang ekspresif, selain itu ada
juga yang menggunakan garis sebagai penjelmaan objek yang sesungguhnya serta masih banyak lagi cara pemanfaatan lainnya.
Berdasarkan perwujudannya, ada dua jenis garis dalam seni rupa, yaitu: 1 Garis Nyata, adalah garis yang kehadirannya mudah ditangkap secara visual,
sedangkan bentuknya dapat berupa garis lurus, garis lengkung, garis patah-patah, garis bergelombang dan sebagainya, dan 2 Garis Khayal yang sifatnya
imajinatif, kehadirannya hanya bisa dirasakan dan tidak bisa ditangkap secara visual. Garis seperti ini dapat hadir dengan sendirinya sebagai pembatas bidang
atau bentuk yang biasa disebut
gata s
atau
outline
, sebagai batas objek, warna, ruang dan sebagainya.
Bidang atau disebut juga
shape
bangun.
Shape
adalah bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah
contour
garis pinggir dan dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap-terang pada arsiran, kuasan atau
commit to user
93
karena adanya tekstur. Dalam karya seni lukis,
shape
dapat digunakan sebagai simbol perasaan pelukisnya dalam menggambarkan objek hasil
subject matter
. Maka, tidaklah mengherankan apabila seseorang kurang dapat menangkap atau
mengetahui secara pasti tentang objek hasil pengolahannya, karena kadang- kadang
shape
tersebut mengalami beberapa perubahan penampilan atau transformasi sesuai corak dan gaya pelukisnya Dharsono, 2007: 71.
Berdasarkan pengertian itu, maka bidang atau
shape
memiliki beberapa jenis raut bidang, antara lain: a Bidang Geometris, yakni
bidang yang ukuran panjang- lebarnya jelas atau tertentu dan biasanya dibuat secara matematis, b
Bidang Organik. Raut bidang seperti ini dibatasi oleh garis-garis lengkung bebas
yang mengesankan pertumbuhan, biasanya didapat pada bentuk-bentuk alami, c Bidang Bersudut,
dibatasi oleh beberapa garis lurus yang tidak pasti, d Raut Bidang tak teratur,
dibatasi oleh beberapa garis lurus dan lengkung yang tidak matematis, e Raut Bidang Hasil Coretan Bebas,
rautnya bisa teratur tapi tidak rapi, dibuat dengan sapuan kuas atau alat lainnya, dan f Raut Bidang Secara
Kebetulan, dibuat tanpa sengaja dan sangat dipengaruhi oleh proses serta
bahannya. Ruang, merupakan bentuk atau gubahan dua dan tiga-dimensi, dapat pula
merupakan kesan batas yang dibentuk oleh bidang positif dan negatif. Dalam karya seni rupa atau seni lukis dua-dimensi
,
pada umumnya ruang ini bersifat semu
atau khayal dan bisa ditampilkan antara lain dengan menggunakan teknik perspektif. Karena bersifat ruang semu, maka sebagian kalangan seniman dan
kritikus seni menyebutnya de ngan istilah „keruangan‟. Berbeda dengan karya-
commit to user
94
karya seni rupa tiga-dirnensi, seperti patung, ruang merupakan ukuran yang nyata
karena karya-karya itu pada umumnya memiliki volume sebagai wujud ruang yang sebenarnya.
Tekstur
ba rik
adalah salah satu unsur seni rupa ternyata memiliki keunikan tersendiri yang penting artinya dalam perwujudan suatu karya seni
lukis. Tekstur dapat diartikan sebagai “tampak rupa” atau “tampang permukaan” dari suatu benda, karena permukaan setiap benda memiliki sifatnya yang khas,
misalnya polos atau bercorak, licin atau kasar, kusam, lunak atau keras. Tekstur banyak sekali terdapat di alam bebas dengan jenis serta corak yang tak terbatas,
misalnya tekstur kayu tekstur batu, daun, kulit kerang dan sebagainya. Oleh karena itu, bagi seorang pelukis yang kreatif akan dapat memperoleh berbagai
jenis tekstur dari satu jenis bahan saja dengan cara pengolahan dan penyelesaian tertentu yang berbeda-beda, yakni dengan cara meniru atau membuatnya di atas
kanvas. Berdasarkan sifat permukaannya maka tekstur dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu tekstur raba dan tekstur lihat. Tekstur raba mempunyai sifat permukaan yang dapat dirasakan atau diraba dengan tangan, jadi tidak hanya
sekedar rupa saja. Misalnya, permukaan ampelas, bulu domba, kulit kayu, per- mukaan batu padas dan sebagainya. Tekstur lihat atau tekstur semu seperti
tercermin, maka jenis tekstur ini hanya dapat diserap oleh indra penglihatan, walaupun dapat pula membangkitkan pengindraan raba, jadi sifatnya mutlak dua
dimensi. Terdapat beberapa jenis tekstur lihat, antara lain: tekstur hias,
sifatnya
commit to user
95
hanya merupakan tambahan yang dapat dihilangkan tanpa mempengaruhi rupa keseluruhan bendanya, tekstur semerta, yakni tekstur tercipta tidak disengaja dan
tidak dapat diulang, dan tekstur mekanis ialah tekstur yang dihasilkan oleh peralatan mekanis, seperti butiran fotografi atau
raster
. Warna, merupakan unsur seni rupa yang selalu dihubungkan dengan estetika,
karena selain dapat dihayati secara intelektual wama juga dapat dihayati secara emosional atau dengan menggunakan kepekaan perasaan manusia. Secara
intelektual dinyatakan, bahwa warna merupakan gelombang-gelombang cahaya tertentu,
kita dapat mengenali suatu warna apahila gelombang cahaya itu menyentuh retina mata, kemudian oleh jaringan syaraf yang rumit gelombang
cahaya tadi disampaikan ke otak yang kemudian mencernanya sehingga seseoran dapat mengenali gelombang cahaya tersebut sebagai suatu warna. Secara
emosional, warna dianggap memiliki sifat-sifat yang sanggup menimbulkan efek psikologis, sehingga mampu menimbulkan kesan panas, dingin, cerah, murung
dan sebagainya. Sebagai unsur tambahan, adalah kesan gelap-terang dan kselrasan. Istilah gelap-
terang mengacu pada kesan pencahayaan pada suatu objek lukisan. Artinya, kesan cahaya yang mengenai pada objek lukisan itu dapat ditampilkan dengan
berbagai teknik dalam seni lukis. Sedangkan istilah harmoni atau keselarasan akan lebih mudah dihayati dalam seni musik, nada-nada musik yang sama bila
diletakkan pada tempat tertentu yang herbeda-beda dan dimainkan bersama-sama dengan alat musik yang lain akan melahirkan suatu lagu yang harmonis atau
selaras. Namun, di dalam seni rupa, keselarasan ini bersifat abstrak, artinya
commit to user
96
hanya bisa dirasakan dan tidak bisa dilihat. Keselarasan dalam seni rupa atau seni lukis dihasilkan oleh perpaduan dari
berbagai unsur seni rupa yang disusun menurut kaidah-kaidah komposisi, walaupun ada unsur-unsur yang dipertentangkan tetapi tidak berarti yang satu
unsure mengalahkan yang lainnya, yang terjadi justru pertentangan itu menghasilkan keseimbangan. Unsur-unsur yang ditampilkan harus saling men-
dukung satu unsur dengan lainnya sehingga melahirkan kesatuan ungkapan, karena itu pemilihan unsur-unsur pun harus diperhatikan, artinya hanya unsur-
unsur yang benar-henar diperlukan saja yang digunakan, sedangkan unsur yang sekiranya hanya akan mengganggu sebaiknya tidak digunakan.
2.4.3 Makna Seni Lukis dalam Kehidupan Sosial-Budaya