commit to user
67
untuk memahami dunia sebagai sitem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut „tanda‟ Hamdani, 2008: 87.
2.3.3 Keberadaan Seni Lukis dalam Kajian Ilmiah
Penelitian tentang diferensiasi karya seni lukis yang didasarkan atas dua dimensi keperbedaan dalam keberagaman, yaitu 1 keperbedaan corak dan gaya seni
lukis dan 2 keperbedaan latar belakang sosial-budaya dalam penciptannya antara pelukis yang satu dengan pelukis yang lainnya. Oleh karena itu kedua dimensi ini
dapat dijadikan tumpuan kajian pustaka dan secara lebih khusus perhatian penelusuran diarahkan pada konsep diferensiasi dan karya seni lukis. Selain itu, juga
perhatian penelusuran pada kajian pustaka ini disesuaikan dengan permasalahan yang hendak diungkap dalam penelitian ini, antara lain sebab dan proses terjadinya
diferensiasi karya seni lukis terhadap relitas kehidupan para pelukisnya. Dengan demikian, dalam penulisan mengenai kajian budaya para peneliti
dituntut melakukan studi ilmiah penelusuran berbagai sumber pustaka. Studi ilmiah ini bertujuan sebagai pembanding dan pembeda yang dapat menunjukkan
orisinalitas, bahwa setiap karya karya tulis mengenai kajian budaya itu memiliki karakteristik penulisan masing-masing. Tema dan topik bisa sama, namun
permasalahan yang diangkat bisa berbeda. Demikian juga dalam hal pendekatan dan paradigma dapat berbeda antara tulisan yang satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan penelusuran pada beberapa perpustakaan, studi ilmiah tentang diferensiasi yang berlatar belakang keberagaman sosial-budaya, baik yang
mengambil lokasi penelitian di Provinsi Jawa Tengah maupun di Kabupaten Klaten
commit to user
68
hingga kini belum banyak dilakukan. Lebih-lebih terhadap tema diferensiasi karya seni lukis dalam khazanah kajian budaya. Bahkan dapat
dikatakan, bahwa data sekunder yang dapat menunjang penelitian ini masih terbatas. Walaupun demikian,
dalam penelusuran berbagai sumber pustaka telah ditemukan beberapa tulisan ilmiah mengenai kajian seni lukis sebagai berikut.
1 Penelitian yang dilakukan Sujatmiko 2006 dipusatkan pada
penelitian perbedaan teknik melukis anak binaan pada Sanggar Bambu di Yogyaka rta
dengan mengajukan rumusan masalah bagaimana teknik melukis anak binaan Sanggar
Bambu dan adakah perbedaannya antar anggota sanggar?. Dalam paradigma aksiologi teknik melukis, teori strukturalisme, teori intelektualitas, dan teori persepsi
Sujatmiko 2006 memperoleh temuan, yakni a Walaupun teknik melukis pada Sanggar Bambu telah diberikan secara sama, namun pada kenyataannya telah terjadi
perbedaan teknik melukis antara pelukis yang satu dengan yang lainnya. b Perbedaan kebanyakan disebabkan oleh tingkat pemahaman dan ketrampilan
mengolah media lukis. Rumusan masalah dan temuan penelitian tersebut digunakan untuk melihat
pentingnya saran dan rekomendasi yang disampaikan Sujatmiko 2006: 238 khususnya yang terakhir, yaitu meminta supaya Sanggar Bambu mempelajari lagi
teori perkembangan anak dan tidak memaksakan teknik atau gaya melukis yang dimiliki oleh pengajarnya.Rumusan masalah, temuan penelitian, serta saran dan
rekomendasi tersebut telah menunjukkan pentingnya pembelajaran teknik melukis binaan suatu Sanggar Lukis khususnya lagi Sanggar Bambu Yogyakarta sebaiknya
commit to user
69
didasarkan pada tingkat perkembangan psikologis anak dan disesuaikan dengan spesifikasi talentanya.
2 Kajian ilmiah yang dilakukan Pramono 2008 mahasiswa ISI Yogyakarta ini yang berjudul
Seni Poster: Nilai Komunikasi dan Konsumtif
lebih terfokus pada kasus-kasus keragaman
harga karya poster pada Bengkel Reklame “Andi‟s Advertising” di Bantul Yogyakarta. Perbedaan harga disebabkan oleh faktor
ketepatan menyampaikan obyek iklan, sesuai permintaan konsumen dan presentasi penawaran karya.
Paradigma Materialisme yang dipakai dalam penelitian ini sangat cocok untuk menggali latar belakang keperbedaan harga setiap karya poster di Bengkel Reklame
“Andi‟s Advertising tersebut. Permasalahan yang disampaikan adalah bagaimana meningkatkan nilai komunikasi dan harga terhadap karya poster Bengkel Reklame
“Andi‟s Advertising” di Bantul? Jawaban rumusan masalah, temuan-temuan metode penelitian, dan saran yang
disampaikan menunjukkan pentingnya lobi penawaran pada konsumen atas hasil karya poster yang dibuat oleh seorang seniman poster. Kualitas karya poster tidak
menjamin berharga mahal, kalau si konsumen tidak menyukainya dan tidak bisa berkomunikasi pada orang lain.
3 Karya ilmiah berjudul
Penelitian Seni Denga n Pendekata n Semiotik
yang ditulis Dharsono 1996 dosen ISI Surakarta bertujuan ingin mengenalkan, bahwa
teori semiotika dapat dijadikan pendekatan terhadap kajian seni. Walaupun rumusan masalahnya tidak begitu jelas, dapat diketahui fokus kajiannya adalah menganalisis
empat karya seni lukis yang berbeda-beda corak dan gayanya.
commit to user
70
Ruang lingkup penelitian ini berkisar pada masalah hasil penciptaan karya seni sebagai objek nyata dengan menitikberatkan pada jenis tanda, jenis informasi
serta makna atau pesan yang disampaikan seniman lewat hasil karya seninya. Pada
perluasan semakin mendalam, pendekatan semiotika juga mampu melihat kondisi dan latar belakang seniman pada jamannya.
Setelah selesai menganalisis empat sampel karya seni lukis, pada bagian akhir menyimpulkan, bahwa untuk membahas sebuah karya seni, peneliti atau penghayat
secara bebas menafsirkan sesuai dengan kemampuan masing-masing, sesuai dengan daya sensitivitas dan kreativitasnya. Dengan demikian, pemaknaan terhadap tanda-
tamda yang terdapat pada karya seni lukis itu secara arbitrer atau tidak menggunakan teori tafsir yang telah ada.
4 Penelitian ilmiah yang dilakukan oleh V.Kristanti Putri Laksmi 2009 yang juga seorang dosen ISI Surakarta, berjudul
Kajian Makna Simbolis Motif Batik Sidowirasat Surakarta
ini mengangkat dua masalah, yakni bagaimana bentuk motif batik
Sidowirasat
Surakarta dan bagaimana makna simbolis gari pola-pola batik pembentuk motif batik
Sidowirasat
tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Ernest Cassier yang menjelaskan, bhawa manusia adalah
animal symbolicum
, makhluk yang dapat mengerti dan menggunakan simbol-simbol tanda-tanda.
Cara penelitian V. Kristanti menggunakan cara kualitatif. Penelitian kualitatif ini sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi dari satu objek, baik
dari sudut pandang teoritis maupun praktis. Dalam menganalisis objek penelitian kualitatif menggunakan analisis tekstual dan kontekstual. Analisis tekstual dipakai
untuk mengetahui bagaimana bentuk dan fungsi serta maknanya. Kesimpulan yang
commit to user
71
dalam menjawab masalah adalah, bahwa motif Sidowirasat merupakan salah satu
motif batik yang digunakan atau dipakai pada upacara perkawinan, baik di dalam maupun di luar Kraton.
Berdasarkan temuan beberapa penelitian mengenai kajian seni rupa atau lebih khusus seni lukis di atas, apabila diperbandingkan dengan penelitian yang sedang
dilakukan saat ini menunjukkan adanya persamaan dalam hal metodologi penelitian, misalnya: objek yang diteliti, pendekatan dan paradigmanya. Namun, dari segi fokus,
substansi dan permasalahan yang diangkat tetap berbeda. Misalnya, pada penelitian yang ditulis oleh Sujatmiko terdapat persamaan fokus penelitian berupa karya seni
lukis, tetapi tetap berbeda dalam hal rumusan masalahnya yang mengangkat teknik melukis. Begitu juga paradigma dan teori untuk menganalisinya tetap berbeda.
Apalagi pada penelitian Pramono, walaupun meneliti tentang seni rupa, namun hampir seluruhnya berbeda, mulai dari jenis objeknya sampai pada kesimpulan
berbeda sama sekali. Hal ini dikarenakan tulisan Pramono lebih menekankan pada fungsi konsumerisme seni rupa terapan, yakni seni reklame sebagai media
komunikasi untuk menghasilkan uang. Sementara pada penelitian Darsono, terdapat kesamaan pendekatan teori
Semiotika, tetapi penelitian itu tidak mengupas tentang kehidupan sosial-budaya sebagai latar belakang penciptaan seni lukis. Darsono hanya konsentrasi pada kajian
seni lukis sebagai benda nyata, seperti jenis tanda, jenis informasi dan makna. Sedangkan pemaknaannya secara semena-mena arbitrer dan tidak menggunakan
teori tafsir yang sudah ada. Sebagai pembanding yang terakhir adalah penelitian V. Kristanti Putri Laksmi. Terdapat persamaan penulisan dengan cara kualitatif.
commit to user
72
Sementara objek penelitiannya berbeda, karena berupa seni batik yakni batik
Sidowirasat
Surakarta. Pengkajian difokuskan motifnya yang dianalisis berdasarkan makna simbolis. Oleh karena itu, cara menganalisisnya pun berbeda, yaitu dengan
cara tekstual dan kontekstual. Dengan memperhatikan perbandingan beberapa penelitian dari hasil
penelusuran kepustakaan di atas, penelitian terhadap diferensiasi karya seni lukis “Pasren” ini memiliki perbedaan tersendiri dan baru kali pertama dilakukan,
khususnya di wilayah Kabupaten Klaten. Namun, berdasarkan beberapa temuan dalam penelusuran perpustakaan tersebut di atas dan beberapa pernyataan dalam
buku-buku rujukan dalam penelitian ini dapat dijadikan kajian pustaka dan diupayakan berkaitan dengan proses pengambilan data awal, membangun konsep,
memperoleh metoda, membangun atau memperoleh teori, dan untuk memposisikan penelitian
ini sebagai
kajian ilmiah
yang orisinalitasnya
serta dapat
dipertanggungjawabkan.
2.4 Pemaknaan Seni Lukis Melalui Tafsir Kebudayaan
Kebudayaan adalah sesuatu hal yang semiotis; hal-hal yang berhubungan dengan simbol yang tersedia di depan umum dan dikenal oleh warga masyarakat
yang bersangkutan. Simbol adalah sesuatu yang perlu ditangkap baca: ditafsir maknanya dan pada giliran berikutnya dibagikan oleh dan kepada warga masyarakat,
diwariskan kepada anak cucu Geertz, 2002: vii. Seni lukis termasuk salah satu dari produk kebudayaan, sejak dahulu sampai sekarang sebenarnya merupakan ungkapan
simbolis dari pelukisnya. Berkaitan dengan seni lukis sebagai simbol, Hassan 1989: