Ideologi Budaya dan Keberagaman Karya Budaya

commit to user 26 teknologi, karya sastra, seni lukis, musik dan sebagainya. Sedangkan aspek internal dapat berupa gagasan. Ide atau konsep-konsep yang dimunculkan oleh para pelaku budaya itu sendiri. Dengan demikian, yang dimaksud diferensiasi adalah bentuk keperbedaan dalam keragaman latar belakang sosial-budaya masyarakat berupa suku, ras, agama, klan, garis keturunan, jenis kelamin, maupun profesi yang berpengaruh pada terciptanya karya budaya yang berbeda-beda. Dengan keperbedaan hasil karya ini juga akan melahirkan keragaman bentuk-bentuk sistem sosial budaya yang memiliki beaneka ragam simbol budaya.

2.1.4 Ideologi Budaya dan Keberagaman Karya Budaya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karya Poewodarminto 1982: 334, Kata “ideologi” berarti paham, teori dan tujuan yang dimiliki seseorang atau konsep bersistem yang dijadikan sebagai landasan berpendapat yang memberikan arah dan tujuan hidup. Kaplan dan Manners, 2002: 154 menggunakan istilah ideologi untuk mengacu kepada kawasan ideasional dalam suatu budaya. Dengan demikian, istilah ideologi dalam penggunaannya meliputi nilai, norma, falsafah, dan kepercayaan religius, kaidah etis, pengetahuan atau wawasan tentang dunia, etos dan semacamnya. Kata ideologi dalam masyarakat sering dikaitkan dengan konsep yang direduksi sebagai pemikiran politik dalam tindakan praktis dan berkonotasi negatif, karena di dalamnya berisi pemikiran yang acapkali memaksakan kehendak kepada masyarakat. Tetapi, seiring perkembangan jaman, maka pemahaman tentang ideologi mengalami perubahan. Seperti juga pada fenomena bahasa pada umumnya, commit to user 27 pergeseran sebuah kata bisa terjadi apabila tindakan praktis berubah. Lelland 2005: 24 mengatakan, bahwa yang membuat sebuah ide menjadi ideologis adalah karena ia menyembunyikan sifat yang sebenarnya dari hubungan sosial dan ekonomi dan kemudian digunakan untuk menjusdifikasi distribusi sumber daya sosial ekonomi yang tidak merata dalam masyarakat. Tidak semua ide adalah ideologi, tetapi hanya ide-ide yang digunakan untuk menjusdifikasi suatu kepentingan tertentu. Dengan demikian, apabila ideologi dihubungkan dengan berbagai fenomena kebudayaan, maka pengertian ideologi memiliki karakter dengan sudut pandang yang berbeda, sebagaimana dikatakan Althusser dalam Barker, 2009: 60, bahwa ideologi memiliki karakter dua ujung. Di satu sisi, dia adalah kondisi nyata kehidupan manusia, dia meliputi pandangan dunia yang menjadi landasan orang untuk hidup dan menyelami dunia ini. Dalam hal itu, ideologi tidak palsu karena dia membentuk kategori dan sistem representasi yang membuata kelompok sosial dapat memahami dunia ini. Ideologi adalah pengalaman yang dialami. Di sisi lain, ideologi juga dipahami sebagai seperangkat makna rumit yang menjelaskan dunia. Sementara Meliono-Budiono 2004: vii mensinyalir, bahwa ideologi dilihat sebagai sebuah gagasan, pemikiran, ataupun ide-ide yang berada pada kebudayaan materialistis. Di dalam kebudayaan meterialistis, kebudayaan tidak beroperasional secara fisik melainkan berada di dalam kepala, di dalam kematangan jiwa, keluasan pengalaman dan kedalaman pikiran suatu masyarakat. Oleh karenanya kedalam pikiran masyarakatlah yang berperan dalam mewujudkan ideologi tersebut. Dengan kata lain ideologi budaya berada pada pola pikir kolektif masyarakat. Artinya, ideologi budaya sangat erat dengan keberadaannya manusia sebagai makhluk individu dan sosial commit to user 28 yang berbudaya, baik sebagai penghasil maupun pemakai dan pemakna hasil kebudayaan itu sendiri. Dalam kajian budaya pemahaman semacam itu disebut ideoantopologi. Kata ideoantropologi merupakan gabungan dari kata „ideologi‟ dan „antropologi‟. Ideologi adalah suatu bentuk empiris berasal dari pengaruh lingkungan pada jamannya bersifat abstrak di dalam alam pikir manusia yang kemudian terserap menjadi idea atau gagasan untuk berkarya seni. Antropologi diserap dari bahasa Latin anthropos berarti manusia dan logos artinya ilmu. Jadi antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia yang sangat kompleks, menyangkut sebagai makhluk individu maupun sosial masyarakat Koentjaraningrat, 1996: 8. Berdasarkan penggabungan kedua terminologi tersebut, maka yang dimaksud ideoantroplogi adalah suatu paparan analisis karya-karya budaya manusia baik sebagai makhluk individu maupun anggota masyarakat yang ditinjau dari segi pengaruh ideologinya. Pengaruh ideologi yang melandasi pola pikir masing-masing individu tentunya akan melahirkan keragaman sosial-budaya budaya dan karya budaya masyarakat pula. Ketika ideologi besentuhan dengan keragaman sosial dan kemudian dikaitkan dengan penciptaan karya budaya, maka persentuhan tersebut akan menjadi kekayaan ide gagasan manusia dalam proses berkarya dan pada akhirnya juga menambah keunikan tersendiri pada hasil karyanya. Bisa jadi ideologi yang bersentuhan dengan adanya keberagaman sosial-budaya ini akan memungkinkan terjadi saling mempengaruhi teknik, corak dan gaya dalam berkarya, tetapi masing-masing subjeknya tetap memiliki karakter tersendiri dalam karyanya. commit to user 29 Setiap produk kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat, baik suatu komunitas desa, kota, kelompok kekerabatan, suatu organisasi paguyuban dan sebagainya, memiliki suatu karya budaya dengan corak dan gaya yang khas, yang terutama tampak oleh orang yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri. Warga kebudayaan itu sendiri biasanya tidak menyadari dan melihat corak dan gaya yang khas tersebut. Sebaliknya, mereka dapat melihat corak dan gaya yang khas kebudayaan lain, terutama apabila corak dan gaya yang khas itu mengenai unsur- unsur yang perbedaannya sangat menyolok dibandingkan dengan kebudayaannya sendiri. Suatu kebudayaan dapat memiliki suatu karya budaya dengan corak dan gaya yang khas itu karena berbagai sebab, yaitu antara lain karena adanya suatu unsur kecil dalam bentuk unsur kebudayaan fisik yang khas dalam kebudayaan tersebut, atau kebudayaan itu memiliki pranata-pranata dengan suatu pola khusus, atau mungkin juga karena warga kebudayaan menganut suatu tema budaya yang khusus. Sebaliknya, corak dan gaya yang khas mungkin pula disebabkan karena adanya kompleks unsur-unsur yang lebih besar, sehingga tampak berbeda dari kebudayaan- kebudayaan lain.

2.1.5 Kajian Budaya dan Keberagaman Karya Budaya