25
perkembangan dan perubahan masa depannya berdasarkan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral dan nilai-nilai budaya bangsa
21
. Tujuan umum PKn adalah membentuk peserta didik yang menguasai
kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
Tujuan khusus PKn adalah mengantarkan peserta didik memiliki wawasan kesadaran berwarga negara untuk bela negara dan memiliki pola piker, pola sikap
dan pola perilaku untuk cinta tanah air Indonesia.
E. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
1. Penelitian dengan judul” Pengaruh Pendekatan Kontekstual CTL Terhadap
Hasil Belajar Matematika” oleh Ria Oktavianita, Pendidikan Matematika, UIN Jakarta tahun 2008, menyatakan bahwa berdasarkan data yang telah penulis
analisis ternyata penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII, SMP PGRI 2 Ciputau dan hasilnya lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. 2.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Safriadi, jurusan pendidikan IPS, UIN Jakarta tahun 2008 dengan judul “Hubungan Penerapan Pendekatan
Kontekstual CTL Dengan Kualitas Pembelajaran IPS di SMPN 253 Jakarta”.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan pendekatan kontekstual mempunyai
hubungan yang
positif dan
signifikan dengan
kualitaspembelajaran IPS di SMPN 253 Jakarta.
F. KERANGKA BERPIKIR
Permodelan adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep dan aktifitas belajar, sedangkan
CTL Contextual Teaching Learning adalah “konsep pembelajaran yang
menekankan pada keterkaitan materi dengan kehidupan nyata yang dialami peserta didik sehari-
hari”. Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
21
Drs.H. Sapriya,dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPS,Bandung: UPI PRESS,2006,h.19
26
salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi sosio-kultural, bahasa, usia, agama, untuk menjadi warga negara yang cerdas,
terampil dan berkarakter sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleg Depdiknas, mengemukakan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga Indonesia sehingga
memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam
berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Belajar pada dasarnya merupakan suatu perubahan, proses usaha aktif
seseorang untuk memperoleh, sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya, para peserta didik seringkali tidak mampu mencapai
tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana yang diharapkan. Terutama pada mata pelajaran PKn, hal ini menunjukkan bahwa
siswa mengalami kesulitan yang merupakan hambatan dalam mencapai hasil belajar.
Hal tersebut didasari oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar, dan cara menghadapi itu ada kecenderungan tidak semua siswa dapat
memecahkan masalhnya sendiri, ia tidak tahu masalah yang sedang dihadapi, adapula siswa yang tidak mempunyai masalah dalam belajar, padahal masalah
yang dihadapinya cukup berat.
Gambar 2.1 Faktor Penyebab
Hasil Belajar Rendah:
-
Minat belajar siswa rendah
-
Guru menggunakan
model konvensional
dalam penyampaian
materi
Pembelajaran PKn Hasil Belajar Rendah
Pelaksanaan Pembelajaran Hasil Belajar Meningkat
PTK