28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini adalah Penilain Tindakan Kelas PTK yang dilaksanakan pada bulan Februari-Maret semester genap tahun pelajaran 20122013 di MIS
Irsyadul Khair. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas V sebanyak 30 siswa.
B. SUBYEK ATAU PARTISIPASI YANG TERLIBAT DALAM
PENELITIAN
Subyek atau partisipan yang terlibat dalam penelitian kelas ini adalah seluruh siswa kelas V MIS Irsyadul Khair yang berjumlah 30 orang, terdiri atas 12
siswa 18 siswi. Observer yang terlibat dalam penelitian ini yaitu guru mata pelajaran PKn di MIS Irsyadul Khair Jakarta Selatan.
C. PERAN DAN POSISI PENELITI DALAM PENELITIAN
Peran dan posisi peneliti adalah sebagai observer dan juga sekaligus guru kelas yang berkolaborasi dengan satu guru PKn sebagai sumber untuk
mengevaluasi kelebihan dan kekurangan peneliti dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran model CTL Contextual Teaching Learning
pada mata pelajaran PKn.
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian
Nov jan
Feb Mar
Apr Mei
Pengajuan proposal √
Persiapan dan perencanaan √
Observasi √
√ Kegiatan Penelitian
√ √
Analisis data √
Laporan penelitian √
28
29
D. METODE PENELITIAN DAN DESAIN INTERVENSI TINDAKAN
1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas PTK atau yang lebih dikenal dengan nama Classroom Action Research. Penelitian Tindakan
Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri
22
. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas Classroom Action Research yang merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Model penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart, model ini merupakan
pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Hanya saja komponen Acting tindakan dan observing merupakan kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati obyek dengan aturan kegiatan tertentu untuk memperoleh data dan informasi yang
bermanfaat untuk peneliti. Sedangkan tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dan kelas merupakan tempat yang
didalmnya terdapat kelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan per silkus. Masing-masing masuk dalam satu siklus yang merupakan putaran kegiatan yang terdiri dari
perencanaan planning, tindakan acting, pengamatan observing, refleksi reflecting. Bentuk sesungguhnya jumlah siklus sangat tergantung pada masalah
yang perlu dipecahkan. Desain penelitian yang digunakan menunjuk pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang dikutip oleh Suharsimi
Arikunto, digambarkan dibawah ini:
22
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2010,h.13
30
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
SIKLUS I
SIKLUS II
Sumber: Kemmis dan Mc Taggart
1 Perencanaan planning
Didalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu perencanaan umum dimaksudkan untuk rancangan yang meliputi keseluruhan
aspek yang terkait dengan penelitian tindakan kelas. Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh
karenanya, dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang replanning.
Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan
hamper sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar mengajar.
Perencanaaan
Pelaksanaa Perencanaan
Refleksi Pengamatan
Pengamatan Pelaksanaa
Refleksi
31
2 Pelaksanaan acting
Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan itu yaitu mengenai tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap
ini pelaksana harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Jika
perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya merupakan perencanaan yang cukup matang, maka proses tindakan semata-mata merupakan pelaksanaan
perencanaan itu
23
.
3 Pengamatan observing
Pengamatan observing atau monitoring dapat dilakukan sendiri olah peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat
monitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian.
4 Refleksi reflecting
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan reflecting adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan cara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas
penelitian. Dengan demikian, refleksi dapat ditemukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi.
E. TAHAPAN INTERVENSI TINDAKAN
Penelitian tindakan diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan pra penelitian kemudian akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya
hingga mencapai indicator keberhasilan. Adapaun dari tahapan-tahapan di atas adalah sebagai berikut:
23
Maifalinda Fatra dan Abd Rozak, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: FITK UIN Jakarta,2010,h.31