14
c. Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan gambaran tentang apa yang harus digali, dipahami dan dikerjakan peserta didik. Hasil belajar meliputi aspek pembentukan
watak peserta didik. Peran peserta didik adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagai dampak
penggiring
10
. Menurut Syaiful, hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok, sebagai hasil dari kegiatan belajar
11
. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktifitas dari mengajar.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi kedalam factor internal dan eksternal:
a. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri seperti: kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan lain sebagainya. Faktor ini
dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1
Faktor Jasmani fisiologi, yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani anak, misalnya keshatan, cacat tubuh.
2 Faktor Psikologi Rohani.
10
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,Jakarta: Direktoret jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI,2009,.Cet I,h.11
11
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,Jakarta: Rineka Cipta,2008,h.160
15
b. Faktor Eksternal
Eksternal dapat dipahami sebagai unsure-unsur yang terdapat disekitar subyek yang seperti dikategorikan pada masalah ini. Dapat dikelompokan menjadi
tiga faktor yaitu: faktor keluarga, sekolah dan faktor masyarakat.
4. Kegunaan dan Fungsi Hasil Belajar
Secara teoritis hasil belajar dalam lembaga pendidikan mempunyai arti yang sangat strategis jika ditinjau dari kegunaannya, antara lain seperti yang
tertera di bawah ini: a.
Sebagai bahan laporan tentang kemajuan siswa yang bersangkutan kepada orangtuanya tentang kemampuan anaknya, disamping sebagai keterangan
didik siswa selama mengikuti pendidikan pada suatu lembaga tertentu. b.
Sebagai bahan masukan bagi bimbingan dan penyuluhan. c.
Hasil belajar siswa dapat meramalkan dan memproyeksikan perkembangan dan kemajuan siswa secara individual maupun kelompok.
d. Hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan tentang
metode dan bahan yang diberikan guru dalam pelaksanaan supervise. e.
Sebagai keperluan penelitian, terutama mengenai penyelenggaraan pembelajaran yang meliputi penelitian tentang model yang digunakan pada
waktu mengajar, kurikulum yang berlaku dan efisiensi lulusannya. f.
Hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai bahan untuk menentukan status siswa dalam berbagai mata pelajaran.
g. Sebagai dasar penilaian terhadap peserta didik dalam mencapai pembelajaran
dan kinerja yang diharapkan. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa, dan untuk
perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru, pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus
didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah, dan orangtua siswa.Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan
akurat. Untuk itu laporan perkembangan hasil belajar siswa untuk guru atau sekolah, untuk siswa dan orangtua siswa.
16
5. Metode Pengukuran Hasil Belajar
Hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotorik diperoleh dari system yang digunakan
untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh melalui kuisioner, inventory dan pengamatan yang
sistematik. Hasil belajar siswa harus digambarkan secara jelas dan dapat diukur dengan
teknik-teknik penilaian tertentu. Hasil belajar siswa dapat melalui ujian,kusioner, wawancara, atau pengamatan. Informasi hasil belajar ranah kognitif dan
psikomotorik diperoleh melalui ujian, sedangkan ranah afektif diperoleh melalui angket, inventory, dan pengamatan”.
Hasil belajar siswa memiliki tingkat keberhasilan yang beragam sesuai dengan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Untuk mengetahui
tingkat hasil belajar siswa diperlukan upaya untuk mengukurnya. Tingkat hasil belajar siswa diantaranya dapat diketahui dengan melakukan pengukuran melalui
evaluasi atau ulangan. Untuk mengukur evaluasi tingkat belajar siswa melalui tes prestasi belajar, yaitu ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan
semester. Ulangan harian digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu. Ulangan tengah semester, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran
tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, biasanya pada pertengahan semester. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Ulangan semester, tes ini untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam
waktu tertentu.
17
Hasil belajar diperoleh dari hasil evaluasi, baik ulangan harian, ulangan tengah semester, maupun ulangan semester, menggambarkan kualitas proses
pembelajaran yang dilakukan siswa. Proses pembelajaran dan hasil belajar tersebut keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Syaiful Djamarah
menjelaskan “faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar secara garis besar ada empat faktor yaitu faktor lingkungan, instrumental, fisiologi,
psikologis”
12
.
B. MINAT BELAJAR
1. Pengertian Minat belajar
Yang dimaksud dengan minat interest menurut psikologi adalah “suatu
kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini terkait dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu
dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang terhadap sesuatu”
13
. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat
adalah “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan”
14
. Dapat disimpulkan dari definisi diatas bahwa minat belajar adalah minat
yang dapat menunjang belajar, yaitu minat kepada mata pelajaran atau bahan pelajaran, dan juga kepada guru yang mengajar mata pelajaran tersebut. Apabila
siswa tidak memiliki minat terhadap mata pelajaran atau bahan pelajaran dan juga gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar atau mempelajari mata pelajaran
tersebut. Oleh karena itu apabila siswa tidak memiliki minat kepada mata pelajaran dan gurunya maka kewajiban seorang guru untuk membangkitkan atau
menumbuhkan sikap positif menerima kepada pelajaran tersebut dan kepada gurunya, agar siswa belajar memperhatikan mata pelajaran yang diberikan guru.
Peranan minat dalam belajar lebih besar daripada sikap dalam belajar, minat akan berperan sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang
mendorong siswa unuk belajar. Siswa yang memiliki minat sikap senang
12
Syaiful bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta:Rineka Cipta,2008.h.177
13
H.M Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Islam,Jakarta:CV. Pedoman Ilmu Jaya,h.84
14
Tim Penyusun kamus Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta:Balai pustaka,2005,h.774.