Pengertian Supervisi Supervisi kepala sekolah

24 pembelajaran yang lebih baik yaitu mampu menumbuhkembangkan potensi para siswa. Mulyasa 2003 mengemukakan bahwa tujuan supervisi adalah “mengembangkan iklim yang kondusif dan lebih baik dalam kegiatan pembelajaran, melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar ”. Dengan kalimat lain, tujuan supervisi pengajaran adalah membantu dan memberi kemudahan kepada para guru untuk meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik. Ametembun 1981 dalam Sutomo 2012: 100 menjelaskan tujuan supervisi sebagai berikut: 1 Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam profesi 2 Membina kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut. 3 Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas dan kesulitan belajar mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan. 4 Membantu kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. 5 Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang lebih efisien. Supervisi pendidikan berperan memberikan kemudahan dan membantu kepala sekolah dalam mengembangkan potensi secara optimal. Melalui supervisi, guru diberi kesempatan untuk meningkatkan kinerjanya, dilatih untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi. Supervisi pendidikan dilaksanakan atas dasar kerjasama, partisipasi, dan kolaborasi bukan berdasarkan paksaan dan kepatuhan. Demikian tujuan 25 supervisi pendidikan adalah untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik dan profesional dalam melaksanakan pengajaran.

2.1.4.4 Fungsi Supervisi

Fungsi supervisi diartikan sebagai tugas aktif dari kegiatan supervisi yang dilakukan oleh orang yang berkedudukan sebagai supervisor. Swearingen dalam Sagala 2012: 106 memberikan delapan fungsi supervisi yaitu: 1 mengkoordinir semua usaha sekolah; 2 melengkapi kepemimpinan kepala sekolah; 3 memperluas pengalaman guru-guru; 4 menstimulasi usaha-usaha yang kreatif; 5 memberikan fasilitas dan penilaian yang terus-menerus; 6 menganalisa situasi belajar mengajar; 7 memberikan pengetahuan dan skill kepada anggota staf; 8 mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru. Menurut Purwanto 2012: 86 fungsi-fungsi supervisi dalam lima bidang yaitu: 1 bidang kepemimpinan; 2 hubungan kemanusiaan 3 dalam pembinaan proses kelompok; 4 bidang administrasi personal; 5 bidang evaluasi. Sedangkan menurut Briggs 1938 dalam Imron 2012: 12 supervisi berfungsi untuk mengkoordinasikan, menstimulasi, dan mengarahkan guru, mengkoordinasikan semua usaha sekolah, memperluas pengalaman guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, memberi fasilitas dan penilaian, menganalisis situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan dan keterampilan guru serta staf, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan guru. Fungsi-fungsi tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, digunakan membantu memecahkan berbagai kesulitan dalam melaksanakan tugas pembelajaran memanfaatkan teknik-teknik supervisi yang sesuai kebutuhan guru. Peran dan fungsi supervisi pendidikan adalah korektif, preventif, konstruktif dan kreatif 26 dengan sasaran memperbaiki situasi belajar mengajar dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pelaksanaan fungsi-fungsi harus dilaksanakan secara kontinu, konsisten, terpadu dengan antara program supervisi dengan program pendidikan di sekolah. Sebab inti dari kegiatan supervisi adalah pembinaan terhadap kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan lainya agar tercipta iklim belajar yang kondusif.

2.1.4.5 Pendekatan Supervisi

Terdapat beberapa macam pendekatan supervisi yang dapat dilakukan dan menjadi pilihan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi. Pendekatan- pendekatan ini didasari oleh pertimbangan dan alasan tertentu tergantung situasi dan kondisinya. Pada prinsipnya tidak ada pendekatan tunggal yang dapat digunakan untuk segala situasi dan tempat. Pemilihan yang tepat bergantung pada masalah yang dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai. Berbagai macam pendekatan menurut Wahyudi 2009: 104 adalah kolegial, individual dan klinis dibawah ini dijelaskan sebagai berikut. 1 Pendekatan kolegial artinya dalam melaksanakan supervisi kolegial ada proses formal moderat dimana dua orang guru atau lebih bekerjasama untuk kepentingan perkembangan profesional guru. Kegiatan supervisi kolegial dilakukan dengan saling mengadakan observasi kelas masing-masing dan selanjutnya saling memberikan balikan tentang observasi yang dilakukan dan membahas masalah- masalah profesional mereka. Bentuk supervisi kolegial menurut Kimbrough 1990:183-186 dalam Wahyudi 2009: 105 antara lain pertemuan guru-guru faculty meetings, lokakarya workshop, dan observasi sesama guru di kelas teacher observasing teachers.