Latar Belakang Masalah PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD SE DABIN III TEGAL BARAT KOTA TEGAL
4
selalu mengevaluasi hasil kerjanya. berani mengambil resiko, selalu antusias dan semangat dalam bekerja.
Pada hakikatnya ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu: 1 kompetensi pedagogik; 2 kompetensi profesional; 3 kompetensi sosial; 4
kompetensi kepribadian. Kaitannya dengan motivasi adalah adanya relevansi antara kompetensi dan motivasi karena motivasi termasuk salah satu faktor yang sangat
dominan dan dapat menggerakkan kearah efektivitas kerja, sehingga nantinya tercipta kualitas tenaga pendidik yang memadai. Maslow 1970 dalam Sutomo 2012: 84
mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha memenuhi kebutuhannya. Sedangkan McClleland
mengemukakan bahwa motivasi adalah unsur penentu yang mempengaruhi perilaku yang terdapat pada setiap individu Sutomo 2012: 85.
Motivasi adalah keinginan yang menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu. Sebagai dorongan, motivasi akan memberikan suatu rangsangan
yang baik kepada seseorang untuk berbuat sesuatu demi mencapai kebutuhannya. Salah satu wujud dari kebutuhan manusia adalah kebutuhan berprestasi. Kebutuhan ini sangat
terlihat untuk bisa dibedakan dengan kebutuhan yang lainnya karena seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan serangkaian proses dan
usaha untuk menjadi yang terbaik diantara yang lainnya serta ingin menjadi yang lebih unggul.
Teori prestasi McClleland memusatkan pada satu kebutuhan, yakni kebutuhan berprestasi. Bahwa manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi
di atas orang lain. Setiap orang mempunyai keinginan untuk melakukan karya yang lebih baik dari orang lain. McClleland dalam Sutomo 2012: 86 mengemukakan ada
5
tiga kebutuhan manusia yakni: 1 kebutuhan untuk berprestasi; 2 kebutuhan untuk berafiliasi; 3 kebutuhan kekuasaan. Kebutuhan ini terbukti merupakan unsur-unsur
yang amat penting dalam menentukan prestasi seseorang. Kaitannya dalam bidang pendidikan, motivasi prestasi juga perlu dimiliki oleh
guru karena pada hakikatnya tugas guru tidaklah mengajar saja tetapi lebih universal seperti mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh guru, menjadikan
peserta didik untuk mempunyai pengetahuan dan memiliki karakter. Sehingga guru punya kesempatan mengeksplorasi dirinya dan lebih berperan dalam memberikan
kontribusi dalam memajukan pendidikan. Pasti setiap guru mempunyai potensi yang berbeda-beda, dari potensi tersebut bisa dimanfaatkan untuk kemajuan pendidikan di
Indonesia. Pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang berlangsung secara pesat, hal menimbulkan permasalahan yang kompleks serta memerlukan pemecahannya. Dalam bidang pendidikan diperlukan
inovasi dalam memecahkan permasalahan, kebijaksanaan, dan lain-lain. Salah satu program pembinaan untuk guru adalah supervisi, dalam supervisi ini mengandung
kegiatan seperti pengembangan kompetensi guru, memberikan layanan kepada guru dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta
didik. Sutisna 1985 dalam Sutomo 2012: 99 menjelaskan bahwa supervisi
merupakan bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Supervisi berperan untuk membantu para guru yang mengalami kesusahan dalam
menjalankan tugas sebagai pengajar. Sedangkan Wahyudi 2009: 96 menjelaskan bahwa
“supervisi pendidikan berperan memberikan kemudahan dan membantu kepala
6
sekolah dan guru mengembangkan potensi secara optimal ”. Melalui supervisi ini guru
diberi kesempatan untuk meningkatkan kinerjanya. Supervisi merupakan usaha atau bantuan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru-guru untuk meningkatkan
kemampuan pengelolaan pengajaran termasuk pertumbuhan dan sosialnya. Salah satu manfaat supervisi ini adalah bisa membantu dan memberikan kemudahan kepada guru
untuk belajar meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik.
Dalam satuan pendidikan, khususnya di sekolah dasar yang mempunyai kewenangan sebagai supervisor adalah kepala sekolah. Sebagai pemimpin organisasi di
bidang pendidikan tentunya kepala sekolah dituntut untuk mempunyai kompetensi, karakteristik dan kemampuan yang memadai. Memang tidak mudah untuk menjadi
seorang pemimpin dengan banyak tuntutan namun setidaknya ada usaha yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah dengan mencerminkan perilaku yang sesuai kriteria
seorang pemimpin. Menurut Siagian 1986 dalam Wahyudin 2009: 63 ciri-ciri kepala sekolah adalah 1 Mampu mengambil keputusan; 2 Mempunyai kemampuan
hubungan hubungan manusia; 3 Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi; 4 Mampu memberikan motivasi kerja dengan bawahannya.
Sebagaimana tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ada lima dimensi kompetensi yang harus
dimiliki oleh kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, kompetensi sosial. Untuk menjadi
kepala sekolah harus mampu dan mau untuk menguasai berbagai kompetensi demi peningkatan kualitas kepala sekolah. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak
semua kepala sekolah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Sebenarnya ada
7
berbagai upaya yang perlu ditingkatkan seperti kegiatan pelatihan, seminar ataupun kegiatan yang lain sangat penting dilakukan agar kepala sekolah memiliki kompetensi.
Dari kegiatan tersebut kepala sekolah akan mendapatkan pengalaman yang bisa diterapkan sehingga menjadi lebih baik sesuai dengan bidang kompetensinya.
Salah satu kompetensi yang penting dikuasai oleh kepala sekolah adalah kompetensi supervisi, karena pelaksanaan supervisi membawa dampak positif ke arah
peningkatan kualitas pengajaran. Agar kualitas pendidikan meningkat kepala sekolah harus mampu memberikan pengaruh kepada guru untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai guru secara efektif, sehingga kompetensi guru akan lebih baik. Obyek utama dari kegiatan supervisi yaitu para guru, guru harus memiliki
kualifikasi, kompetensi, sertifikasi sesuai dengan pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu
“Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional ”. Untuk meningkatkan kompetensi guru
sudah diupayakan oleh pemerintah salah satunya adalah melalui penyelenggaraan uji kompetensi.
Penyelenggaraan uji kompetensi untuk guru ada 2 yaitu Uji Kompetensi Awal UKA dan Uji Kompetensi Guru UKG. Hasil UKA dan UKG pada tahun 2012-2014
menunjukan hasil bahwa kompetensi guru di Indonesia masih dibawah rata-rata nasional tingkat kompetensi masih jauh di bawah 50 atau angka separuh dari nilai ideal.
Dilihat dari jenjang sekolah guru SD menempati posisi terendah dengan presentase 10 yang mendapat nilai di atas 60. Tentunya ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kompetensi guru maka diperlukan peran dari kepala sekolah untuk membantu guru-guru yang kesulitan dalam mengembangkan kompetensinya.
8
Dari hasil uji kompetensi guru UKG tahun 2015 di dalamnya terdapat nilai pedagogik dan profesional hanya 7 provinsi di Indonesia yang memiliki nilai di atas
rata-rata sisanya masih jauh dibawah rata-rata. Provinsi tersebut adalah Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, Bali, Sumatra Barat. Nilai untuk rata-
rata UKG adalah 53,05. Hasil ini menunjukan bahwa kualitas tenaga pendidik masih jauh yang diharapkan. Berdasarkan hasil itu, bisa menjadi acuan bagi kepala sekolah
untuk terus berusaha membantu para guru untuk meningkatkan kualitasnya. Tentunya banyak faktor yang menghambat perkembangan kompetensi guru salah satunya adalah
faktor intern dari guru yaitu tidak adanya motivasi untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh guru. Hal ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah bagaimana cara
meningkatkan motivasi untuk berprestasi guru. Diperlukan adanya kerja sama dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan personel pendidikan.
Tentang sumbangan motivasi dan supervisi telah dilakukan dalam penelitian oleh Ady Prasetya pada tahun 2006 dengan judul
“Kontribusi Motivasi Berprestasi dan Supervisi Kepala Sekolah, Terhadap Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang ”. Dari hasil penelitian tersebut terdapat pengaruh
secara simultan bersama motivasi berprestasi dan supervisi Kepala Sekolah terhadap kompetensi Guru SD di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dengan koefisien
determinasi sebesar 97,3 sisanya kompetensi guru dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan penelitian ini dapat menguatkan penulis tentang pengaruh supervisi kepala
sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi guru. Penelitian ini juga membuktikan bahwa supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kompetensi guru
dan salah satu faktor intern yang mempengaruhi kompetensi adalah motivasi dari guru,
9
sehingga penulis menganggap perlunya penelitian tentang tentang supervisi kepala sekolah motivasi berprestasi terhadap kompetensi guru.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Tegal tentang hasil uji kompetensi guru tahun 2015 menunjukan bahwa dari 1.283 guru SD yang menjadi peserta UKG
hanya 124 guru yang nilainya di atas rata-rata dan 1.159 guru SD yang nilainya dibawah rata-rata. Dari hasil ini bisa diambil kesimpulan bahwa kompetensi guru di Kota Tegal
perlu ditingkatkan lagi demi mewujudkan tujuan pendidikan. Hasil wawancara penulis dengan ketua Dabin III Kecamatan Tegal Barat, yaitu
Dra. Henny pada tanggal 14 Januari 2016 memberi informasi kegiatan supervisi yang ada di sekolah sudah direncanakan namun pelaksanaannya tidak sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan. Pelaksanaan supervisi menjadi tanggung jawab masing-masing kepala sekolah. Motivasi berprestasi yang dimiliki oleh guru juga belum optimal
sehingga perlu digali secara maksimal. Sebenarnya seorang guru mempunyai keinginan untuk mempunyai prestasi dalam kinerjanya namun masih ada kendala yang dimiliki
oleh guru dalam menumbuhkan motivasinya sehingga diperlukan peran dari kepala dari kepala sekolah untuk memberikan dorongan kearah yang positif. Dilihat dari hasil UKG
2015 masih banyak guru yang kompetensi pedagogiknya belum maksimal sehingga perlu ditingkatkan.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
“Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap Kompetensi Pedagogik Guru SD se- Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal
”.