Hipotesis Penelitian PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD SE DABIN III TEGAL BARAT KOTA TEGAL

61 dari kompetensi pedagogik guru sebagai variabel terikat. Pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi sebagai variabel bebas. Definisi ketiga variabel tersebut adalah:

3.3.1 Kompetensi pedagogik guru

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan cara yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, memfasilitasi pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, serta terampil melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar. Yang sering terlihat adalah bagaimana cara guru dalam mengelola pembelajaran.

3.3.2 Supervisi kepala sekolah

Kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam memberikan bantuan, layanan, pembinaan yang kontinu dan berbagai kegiatan. Supervisi kepala sekolah dalam arti luas meliputi supervisi pembelajaran, supervisi klinis, supervisi akademik. Tahap-tahap dalam melaksanakan supervisi adalah mempersiapkanmerencanakan supervisi untuk guru, pelaksanaan supervisi, dan tindak lanjut supervisi.

3.3.3 Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan baik dari dalam maupun luar diri guru untuk menunjukkan potensi diri yang lebih guna mencapai tujuan. Proses awal untuk menumbuhkan motivasi seseorang adalah adanya kesenangan atau kesukaan pada sesuatu yang ingin dicapai. Indikator guru yang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah penjabaran dari karakteristik orang berprestasi tinggi menurut Danim, yaitu: menghendaki umpan balik, berani mengambil resiko moderat, dan memiliki perhitungan 62 untuk mencapai keberhasilan. Sedangkan teori dari McClleland yaitu memusatkan pada satu kebutuhan yaitu kebutuhan berprestasi.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2015: 119. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang dipelajari tetapi juga meliputi seluruh karakteristik sifat yang dimiliki oleh subyekobyek yang diteliti itu. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Tabel di bawah ini merupakan nama SD beserta jumlah guru, yaitu: Tabel 3.1 Jumlah populasi tiap SD di Dabin III No Nama Sekolah Jumlah Guru 1. SDN Kraton 1 11 2. SDN Kraton 3 10 3. SDN Kraton 5 9 4. SDN Kraton 6 9 5. SDN Pesurungan Kidul 1 10 6. SDN Pesurungan Kidul 2 9 7. SDN Al Irsyad 24 63 No Nama Sekolah Jumlah Guru 8. SDS Al Khairiyah 10 9. MI Pesurungan Kidul 9 Jumlah Total 101 Sumber: UPPD Tegal Barat

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono 2015: 120. Menurut Riduwan 2013: 56 “sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti ”. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang akan diteliti melainkan cukup dengan sampel yang mewakili. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif. Untuk mendapatkan sampel yang representatif diperlukan teknik sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pr obability sampling dengan jenis proportionate stratified random sampling. Sugiyono 2015: 300 menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pengambilan jumlah sampel menggunakan tabel Isaa c dan Michael dengan taraf kesalahan 5 Sugiyono 2015: 128. Menurut Arikunto 2010: 182 ada kalanya banyaknya subjek yang terdapat pada setiap wilayah tidak sama. Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-