Pendekatan Supervisi Supervisi kepala sekolah

29 pembelajaran melainkan menyentuh kurikulum, penelitian, kelompok kerja guru dan sebagainya. Daresh 1989 dalam Prasojo 2011: 84 menjelaskan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ruang lingkup supervisi akademik meliputi hal-hal berikut ini, 1 Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan. 2 Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran oleh guru. 3 Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, peraturan pelaksanaannya. 4 Peningkatan mutu pembelajaran melalui pengembangan Prasojo dan Sudiyono, 2011: 84. 3 Supervisi Klinis berbeda dengan supervisi akademik. Perbedaannya adalah supervisi akademik dilakukan dengan inisiatif awal dari supervisor sedangkan supervisi klinis dilakukan berdasarkan inisiatif dari guru. Pelaksanaan supervisi klinis ketika guru meminta bantuan kepada supervisor untuk membantu mengatasi masalahnya. Ada empat langkah dalam pelaksanaan supervisi klinis. Menurut Sullivan Glants 2005 dalam Prasojo 2011: 113 yaitu, 1 Perencanaan. 2 pertemuan. 3 observasi. 4 refleksi kolaborasi.

2.1.4.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work performance atau job performance. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu Jasmani dan Mustofa 2013: 155. Sedangkan menurut Prawirosentono 1999 dalam Jasmani dan Mustofa 2013: 156 menjelaskan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang 30 atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing, dalam rangka upaya untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang berdasarkan kemampuan yang dimilikinya sesuai dengan standar dan tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dapat ditunjukkan dengan penampilan, keterampilan, sikap, maupun hasil dari apa yang telah dilakukan oleh seseorang. Ada berbagai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja. Purwanto 2012: 118 mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi berhasil-tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi itu, antara lain: 1 Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota besar, kecil, pelosok pastinya akan mempengaruhi kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi. 2 Besar-kecilnya sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah guru dan muridnya atau sebaliknya. 3 Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang dipimpin itu SD, SMP dll semuanya memerlukan sifat dan sikap supervisi tertentu. 4 Keadaan guru dan pegawai yang tersedia. Apakah sekolah itu umumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi dst 5 Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Faktor ini adalah faktor yang terpenting, jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya tidak akan ada artinya. 31 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah sebagai supervisor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari kepala sekolah sendiri misalnya pendidikan, kecakapan, pengalaman dll. Faktor eksternal berasal dari lingkungan masyarakat seperti lingkungan sosial ekonomi masyarakat, akreditasi sekolah, kondisi sekolah dll.

2.1.5 Kepala Sekolah

Uraian tentang kepala sekolah meliputi: pengertian kepala sekolah, peran kepala sekolah, tugas-tugas kepala sekolah, keterampilan manajerial kepala sekolah, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif.

2.1.5.1 Pengertian Kepala Sekolah

Suatu organisasi tidak akan berjalan baik jika tidak ada seorang pemimpin, begitu juga dengan dunia pendidikan. Di sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah karena dianggap sebagai pemimpin maka dituntut untuk mempunyai kemampuan dan kecerdasan dalam mengelola sekolah. Wahyudi 2009: 63 menjelaskan kepala sekolah merupakan jabatan yang diperoleh seseorang setelah sekian lama menjabat sebagai guru. Sesuai Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No. 0296 Tahun 1996 Kepala Sekolah adalah guru yang memperoleh tambahan tugas untuk memimpin penyelenggaraan pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan sekolah. Kepala sekolah selain memimpin penyelenggaraan pendidikan di sekolah juga berperan sebagai administrator, pengawas dan supervisor pembelajaran. Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat Mulyasa 2011: 16. Untuk itu, setiap kepala sekolah harus memahami kunci sukses kepemimpinanya.