Analisis Determinasi R Uji Hipotesis

116 menggunakan rumus =finv0,05,2,75. Berdasarkan perhitungan yang telah disebutkan Nilai F hitung F Tabel yaitu 17,608 3,118 maka Ho ditolak.

4.5 Pembahasan

Pembahasan hasil analisis deskriptif dan analisis akhir variabel supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan kompetensi pedagogik guru akan dibahas di bagian ini. Uraian selengkapnya sebagai berikut. 4.5.1 Analisis Deskriptif Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan Kompetensi Pedagogik Guru Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai analisis deskriptif variabel supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik guru. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut.

4.5.1.1 Supervisi Kepala Sekolah

Supervisi kepala sekolah merupakan layanan profesional oleh kepala sekolah kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan lebih baik Imron, 2012: 8. Layanan profesional berupa pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru. Supervisi kepala sekolah merupakan variabel bebas dalam penelitian ini. Variabel inilah yang bersifat mempengaruhi baik buruknya variabel lain. Teknik pengambilan datanya menggunakan angket. Angket sebagai alat pengumpul data utama yang diisi oleh guru. Variabel supervisi kepala sekolah yang diteliti meliputi kompetensi dan keterampilan kepala sekolah dalam mensupervisi, persiapan supervisi, supervisi pembelajaran, supervisi akademik, supervisi klinis, dan tindak lanjut supervisi. 117 Supervisi kepala sekolah mencakup bidang yang luas, yaitu meliputi seluruh proses pendidikan seperti supervisi pembelajaran, akademik, dan klinis. Macam-macam supervisi ini bisa menjadi pilihan oleh kepala sekolah dalam memilih model yang akan digunakan. Ada beberapa perbedaan anatar supervisi pembelajaran, akademik, dan klinis. Supervisi pembelajaran adalah pemberian bantuan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan profesionalitas guru dalam meningkatkan proses dan hasil belajar. Supervisi akademik hamper sama dengan supervisi pembelajaran namun, akademik sifatnya lebih kompleks karena tidak hanya pembelajaran melainkan meliputi kurikulum, penelitian, kelompok kerja guru. Supervisi klinis dilakukan atas dasar inisiatif dari guru. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji coba instrumen angket kepada 23 guru di luar sampel penelitian. Angket uji coba yang digunakan ada 30 pernyataan. Setelah dianalisis validitas terdapat 25 pernyataan yang valid. Kemudian 25 pernyataan yang valid ini dianalisis reliabilitasnya. Ternyata didapatkan hasil bahwa 25 item pernyataan ini dinyatakan valid dan reliabel. 25 pernyataan untuk dijadikan angket penelitian sebagai alat pengumpul data. Angket ini kemudian diberikan kepada sampel penelitian yang berjumlah 78 guru. Setelah angket tersebar, kemudian dilakukan analisis data pada angket. Analisis data ini bertujuan untuk melakukan perhitungan kuantitatif sehingga peneliti bisa melakukan perhitungan sampai analisis akhir. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa supervisi kepala sekolah SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal tergolong menjadi tiga kategori yaitu sangat kuat berjumlah 22 guru, kuat berjumlah 46 guru, dan cukup berjumlah 10 guru. Kategori supervisi kepala sekolah yang paling banyak yakni pada kategori kuat dimana jumlah guru yang berada dalam kategori sangat kuat ini sebanyak 46 guru. Untuk skor rata-rata angket supervisi kepala sekolah yang 118 diperoleh sebesar 74 dan jika dikategorikan menurut interpretasi skor supervisi kepala sekolah tergolong dalam kategori kuat. Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase setiap indikator variabel supervisi kepala sekolah, ternyata diperoleh bahwa indikator yang paling tinggi terletak pada “persiapan supervisi” dengan persentase sebesar 83,49, sedangkan indikator variabel supervisi kepala sekolah yang paling rendah terletak pada indikator ”supervisi pembelajara n” dengan persentase sebesar 66,15. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar kepala sekolah sudah mempersiapkan kegiatan supervisi, dengan cara melaksanakan tahap-tahap supervisi secara terstruktur. Untuk indikator supervisi pembelajaran paling rendah dari semua indikator yang ada sehingga perlu ditingkatkan lagi bimbingan kepala sekolah kepada guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Hal ini penting karena keberhasilan pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor ekstern guru misal supervisi dari kepala sekolah. Berdasarkan kategori tersebut indikator persiapan supervisi yang paling tinggi sebesar 83,49 hal ini dikarenakan sesuai data yang diperoleh dari angket kebanyakan responden berpendapat mememilih pernyataan kepala sekolah mengemukakan sasaran dan tujuan yang jelas sebelum melaksanakan supervisi, kepala sekolah menyiapkan instrument yang digunakan sebelum melakukan supervisi, kepala sekolah menginformasikan jadwal supervisi sehingga para guru sudah ada persiapkan untuk disupervisi. Sedangkan indikator supervisi pembelajaran paling rendah dengan 66,15 hal ini dikarenakan sesuai data yang diperoleh dari angket kebanyakan responden berpendapat memilih pernyataan kepala sekolah jarang melakukan demonstrasi mengajar yang baik, kepala sekolah jarang melakukan classroom visit dan classroom observation, kepala sekolah jarang melakukan pertemuan dengan guru dalam rangka pembinaan supervisi pembelajaran. 119 Untuk pernyataan yang paling dominan sendiri terletak pada pernyataan ke-1 yang berbunyi “kepala sekolah melaksanakan supervisi dengan tahap-tahap secara ter struktur” dengan presentase sebesar 87,5. Pernyataan ini bersifat positif dan sebagian besar guru menjawab dengan selalu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar kepala sekolah telah melaksanakan supervisi dengan langkah-langkah yang sistematis dan terencana. Untuk pernyataan yang paling rendah sendiri terletak pada pernyataan ke-14 yang berbunyi “kepala sekolah mengajak guru untuk study banding ke sekolah unggula n” dengan presentase sebesar 48,39. Sebagian kepala sekolah kurang mengajak guru untuk study banding ke sekolah unggulan, hal ini dimungkinkan karena terkendala dengan anggaran dana yang ada. Selanjutnya adalah persamaan regresi supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru. Diketahui berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Yuliharti pada tahun 2012 yang menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi kompetensi guru adalah kegiatan pembinaan yang kontinu, kegiatan ini adalah supervisi. Untuk persamaan regresi pada variabel supervisi kepala sekolah, diketahui persamaan regresi sebagai berikut. Ŷ = a+bX 1 Ŷ = 73,486 + 0,378 X 1 . Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa koefisien regresi sebesar 37,8 yang dapat diartikan bahwa jika supervisi kepala sekolah mengalami kenaikan 1, kompetensi pedagogik guru akan mengalami peningkatan sebesar 37,8. Kemudian untuk koefisien determinasi antara X 1 dan Y adalah 0,145 atau 14,5. Artinya supervisi kepala sekolah memberikan sumbangan pengaruh terhadap kompetensi pedagogik guru sebesar 14,5.