Kajian Empiris PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD SE DABIN III TEGAL BARAT KOTA TEGAL

54 pengetahuan manajemen dan kinerja professional guru teknologi SMK 2 Manado. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dan kinerja professional guru dengan koefisien determinasi adalah r 2 = 0,59 menunjukkan bahwa 59 variasi yang terjadi pada variabel kinerja guru dapat dijelaskan oleh variabel motivasi berprestasi. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahardjo pada tahun 2014 yang berjudul “The Effect of Competence, Leadership, and Work Environment Towards Motivation and Its Impact on The Performance of Teacher of Elementary School In Surakarta City, Central Java, Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi, kepemimpinan, dan lingkungan kerja terhadap motivasi dan dampak terhadap kinerja guru SD di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Penelitian ini menggunakan sejumlah guru sekolah dasar di Kota Surakarta untuk dijadikan populasi dan sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1 kompetensi dan kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap motivasi, 2 lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi, 3 kompetensi tidak mempengaruhi terhadap kinerja, 4 kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja, 5 kompetensi tidak mempengaruhi terhadap kinerja guru tanpa motivasi, 7 lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja melalui motivasi, dan 8 lingkungan bekerja berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi dan efek kinerja. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mardia Hi Rahman dengan judul “Profesional Competence, Pedagogical Competence and the perfomance of junior high school of science teacher ”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1 kompetensi profesional berpengaruh positif terhadap kinerja guru, 2 kompetensi pedagogik berpengaruh positif terhadap guru SMP di Ternate, 3 kompetensi pedagogik dan 55 professional memberikan dampak positif terhadap kinerja guru SMP di Ternate. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Saqib Khan 2014 dengan judul “The Supervisory Role of the Headmaster at the Higher Secondary A Teache r’s Perception. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara guru dan supervisi kepala sekolah, faktor kriteria keberhasilan dalam meningkatkan kualitas guru dengan melaksanakan intruksi dari kepala sekolah.

2.4 Kerangka Berpikir

Guru merupakan komponen yang harus ada dalam pembelajaran. Sebagai suatu komponen guru dituntut untuk berperan aktifdalam memajukan pendidikan. Meningkatkan kompetensi dari guru merupakan kewajiban yang harus dipenuhi, karena guru yang memiliki kompetensi yang baik akan mempengaruhi kualitas kinerjanya. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian. Untuk menciptakan kompetensi guru yang berkualitas perlu adanya dorongan atau motivasi. Motivasi bisa berasal dari dalam dan luar diri individu. Ada berbagai teori tentang motivasi salah satunya dalah teori tentang motivasi berprestasi. Guru yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan menggali kemampuan dan ingin menjadi yang terbaik di lingkungan kerjanya. Motivasi yang tinggi tidak terlepas dari peranan seorang kepala sekolah. Setiap kepala sekolah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan supervisi kepada guru. Kepala sekolah yang memahami cara-cara dan tahu bagaimana teknik memotivasi yang baik akan memberikan dampak positif kepada guru. Salah satu dampaknya adalah guru merasa senang dalam bekerja sehingga timbul motivasi untuk meningkatkan kualitasnya. 56 Dengan penelitian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang baik, kemudian dapat memberikan kontribusi dalam menumbuhkembangkan motivasi berprestasi oleh guru dalam meningkatkan kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik. Keterkaitan antara pengaruh supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi guru terhadap kompetensi pedagogik guru digambarkan dalam kerangka berpikir yang ditunjukan oleh skema berikut . Supervisi Kepala Sekoh X 1 - Supervisi pembelajaran - Supervisi Akademik Kompetensi Pedagogik Guru Y - Supervisi Klinis - Kemampuan mengelola pembelajaran - Pemanfaatan teknologi Motivasi Berprestasi X 2 pembelajaran - Menyukai pekerjaan yang - Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dijalani - Melakukan penilaian dan - Berani mengambil resiko evaluasi - Berprestasi yang lebih tinggi - Memfasilitasi potensi - Pencapaian prestasi peserta didik diperhitungkan secara teliti Keterangan: X 1 : Supervisi Kepala Sekolah X 2 : Motivasi Berprestasi Guru Y : Kompetensi Pedagogik Guru Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Skema diatas menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru Y sebagai variabel terikat. Pengaruh supervisi kepala sekolah X 1 dan motivasi berprestasi X 2 57 sebagai varabel bebas. Supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru merupakan faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogik guru.

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho 1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat. H 01 = ρ=0 Ha 1 : Ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat. H a1 = ρ≠0 Ho 2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat. H 02 = ρ=0 Ha 2 : Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat. H a2 = ρ≠0 Ho 3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat. H 03 = ρ=0 Ha 3 : Ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat. 58 H a3 = ρ≠0 Ho 4 : Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat. H 04 = ρ=12,5 Ha 4 : Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat. H a4 = ρ≠12,5 Ho 5 : Pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat. H 05 = ρ=12,5 Ha 5 : Pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat. H a5 = ρ≠12,5 Ho 6 : Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat. H 06 = ρ=12,5 Ha 6 : Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat. H a6 = ρ≠12,5 BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bagian metodologi penelitian, berisi penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hal-hal tersebut antara lain: 1 desain penelitian; 2 variabel penelitian; 3 definisi operasional; 4 populasi dan sampel; 5 teknik pengumpulan data; 6 instrumen penelitian; 7 analisis data; 8 sistematika penulisan skripsi. Berikut uraian selengkapnya.

3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Data yang diolah adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Penelitian kuantitatif data berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Untuk mendapatkan data yang valid, reliabel dan obyektif maka instrumen penelitian harus valid, reliabel, pengumpulan data dilakukan dengan cara yang benar. Sugiyono 2015: 11 menyatakan penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Metode penelitian kuantitatif dapat dibagi menjadi dua yaitu, eksperimen dan survey. Kerlinger 1996 dalam Riduan 2014: 49 menjelaskan penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Sedangkan menurut Lawrence 2003 dalam Sugiyono 2015: 12 dalam penelitian survey, peneliti menanyakan ke beberapa orang tentang keyakinan, pendapat, karakteristik suatu obyek dan perilaku 59