dikumpulkan siswa akan diperiksa dan diberikan written feedback kemudian siswa akan melakukan self assessment berdasarkan written feedback yang diberikan. Setiap
siswa akan mendapat umpan balik berdasarkan hasil laporannya. Lembar self assessment yang diberikan kepada siswa membantu siswa menyadari kesalahan
konsep atau menjawab ketidak sesuai pertanyaan, dan menilai kelebihan dan kekurangan mereka selama pembelajaran.
2. Peningkatan Self Regulation Melalui Penggunaan Asesmen Portofolio Pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan pada materi sistem ekskresi yang dilaksanakan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen XI IPA 1
berjumlah 31 siswa yang menggunakan asesmen portofolio, dan kelas kontrol XI IPA 3 berjumlah 33 siswa yang menggunakan paper and pencil test.
Self regulation yang diukur dalam penelitian ini merupakan kemampuan mengatur diri sendiri, baik terhadap tugas-tugas maupun perilaku sehari-hari yang
harapannya perilaku positif tersebut menjadi kebiasaan siswa. Dalam membentuk sebuah kebiasaan diperlukan waktu dan usaha. Dalam penelitian ini yang menjadi
targetnya adalah siswa maka usaha dan waktu yang paling tepat adalah selama proses pembelajaran tidak hanya di kelas saja tetapi pada setiap waktu. Salah satu usaha
yang dapat meningkatkan self regulation adalah membentuk kedisiplinan siswa misalnya dengan pengumpulan tugas tepat pada waktunya, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan dengan
memberikan feedback terhadap tugas-tugasnya dan dengan feedback yang diberikan memberikan kesempatan siswa menilai kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri
misalnya dengan self assessment. Peneliti ini hanya menggunakan 4 indikator self regulation yang meliputi: a
menyadari pemikiran sendiri, b membuat rencana secara efektif, c menyadari dan menggunakan sumber informasi yang diperlukan dan, d sensitif terhadap umpan
balik. Berdasarkan pengukuran dan analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa data angket self regulation awal kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
terlalu berbeda jauh, artinya pada kedua kelas tersebut belum mempunyai self regulation yang bagus. Selanjutnya pada angket self regulation akhir setelah
menggunakan asesmen portofolio terlihat bahwa terdapat perbedaan rata-rata angket self regulation akhir antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui angket awal self regulation sebelum diberi perlakuan kelas eksperimen dengan rata-rata nilai 70,89 atau 71 dengan
kategori cukup sedangkan kelas kontrol dengan rata-rata nilai 75,61 atau 76 kategori cukup. Dari data ini terlihat bahwa angket self regulation awal pada kelas
eksperimen perlu ditingkatkan lagi karena rata-rata angket self regulation belum mencapai nilai 76 atau 76 dengan kategori baik. Setelah diberikan perlakuan yaitu
dengan menggunakan asesmen portofolio pada kelas eksperimen, terdapat peningkatan nilai rata-rata angket self regulation yang lebih baik dibandingkan
dengan kelas kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh melalui angket self regulation
akhir, kelas eksperimen dengan rata-rata nilai 85,08 atau 85 dengan kategori baik, sedangkan kelas kontrol dengan rata-rata nilai 83,60 atau 84 kategori baik.
Dari hasil angket self regulation akhir ini dapat terlihat kelas eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dengan peningkatan rata-rata sebesar 14,19
atau 14 sedangkan pada kelas kontrol terdapat peningkatan rata-rata sebesar 7,99 atau 8 yang hanya menggunakan paper and pencil test tanpa pemberian written
feedback dan self assessment. Selain itu berdasarkan perolehan nilai N-Gain diketahui bahwa kelas eksperimen memiliki rata-rata sebesar 0,48, dengan kategori sedang
berjumlah 20 siswa, tinggi berjumlah 4 siswa, dan kategori rendah berjumlah 7 siswa. Sedangkan pada kelas kontrol didapat rata-rata sebesar 0,32, dengan kategori sedang
berjumlah 20 siswa, tinggi berjumlah 1 siswa, dan kategori rendah berjumlah 12 siswa.
Berdasarkan rata-rata dan katagori N-Gain tersebut dapat disimpulkan bahwa self regulation siswa konsep sistem ekskresi pada kelas eksperimen jauh lebih baik
dibandingkan dengan kelas kontrol. Artinya penggunan Asesmen Portofolio memiliki pengaruh terhadap peningkatan self regulation siswa. Peningkatan ini terjadi setelah
pembelajaran dengan menerapkan asesmen portofolio yang disertai asesmen formatif dengan pemberian written feedback dan lembar self assessment pada konsep sistem
ekskresi. Komponen asesmen portofolio berupa self assessment dan written feedback yang diterapkan selama pembelajaran memberikan dampak positif terhadap self
regulation siswa.