Karakteristik Siswa Kelas IV SD

70 f. Siswa mengerjakan tugas tes menulis narasi ekspositoris secara bertahap menerapkan tahapan proses menulis dengan bimbingan guru. g. Setelah selesai, beberapa siswa maju untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Semua hasil pekerjaan tes menulis narasi ekspositoris dikumpulkan untuk dievaluasi oleh guru. h. Siswa mendapat apresiasi dan masukan dari guru. i. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran keterampilan menulis narasi ekspositoris. j. Langkah-langkah pembelajaran tersebut diulang pada pertemuan selanjutnya, hingga siswa mengalami peningkatan dan mencapai kriteria keberhasilan keterampilan menulis narasi ekspositoris pada penelitian ini..

6. Karakteristik Siswa Kelas IV SD

Pada umumnya siswa kelas IV SD berada pada masa kanak-kanak akhir. Hal ini sama seperti pernyataan Novan Ardi Wiyani 2013: 70 peserta didik yang berada pada periode Sekolah Dasar berada dalam periode late childhood atau akhir masa kanak-kanak, yaitu kurang lebih berada pada rentang usia antara enam tujuh tahun hingga tiba saatnya peserta didik menjadi individu yang matang secara seksual sekitar usia tiga belas tahun. Pada usia 67 tahun – 910 tahun, biasanya mereka masih duduk di kelas rendah, yaitu kelas I, II, dan III Sekolah Dasar. Sedangkan, usia 910 tahun- 1213 tahun, biasanya mereka sudah duduk di kelas tinggi, yaitu kelas IV, V, dan VI. Pada usia-usia tersebut, anak sudah cukup matang untuk menempuh pendidikan di SD. Tahun awal masa kanak-kanak akhir yaitu saat anak mulai duduk 71 di kelas I Sekolah Dasar, anak mengalami masa transisi dari masa kanak-kanak awalnya dengan segala karakteristik sebelumya. Pada masa ini siswa mengalami pengalaman baru yang mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku. Masa transisi akan kembali terjadi pada setahun atau dua tahun terakhir pada masa kanak-kanak akhir. Siswa akan kembali mengalami perubahan sikap, nilai, dan perilaku menuju persiapan fisik dan psikologis ke masa remaja Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil hingga sebelum anak memasuki masa remaja dimana pertumbuhan fisik sangat pesat Rita Eka Izzaty dkk., 2008: 105. Masa ini dapat diisi dengan kegiatan belajar berbagai kemampuan akademik maupun non akademik serta peningkatan berbagai keterampilan anak. Kesehatan dan gizi memberi pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Kondisi kesehatan yang baik mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi anak. Masa kanak-kanak akhir juga ditandai dengan tingginya kebutuhan bergerak secara aktif pada diri anak. Rita Eka Izzaty dkk 2008: 105 mengatakan, kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energi yang tertumpuk pada anak perlu penyaluran. Pada masa ini, anak-anak memiliki energi yang berlebih. Anak perlu diarahkan untuk menyalurkan kebutuhan bergerak aktifnya dengan melakukan kegiatan fisik yang dapat mengembangkan kestabilan tubuh dan kestabilan gerak, misalnya melalui: permainan dan olahraga. Kegiatan tersebut dapat melatih koordinasi tubuh yang bermanfaat bagi peningkatan berbagai keterampilan. Apabila dilihat dari kemampuan kognitif Jean Piaget, siswa kelas IV SD berada pada tahapan pemikiran operasional konkret. Menurut Piaget, operasi 72 konkret adalah aktivitas mental yang dilakukan pada objek-objek dan peristiwa- peristiwa nyata atau konkret yang dapat diukur. Siswa kelas IV belum dapat berpikir abstrak, seperti bagaimana proses pertukaran udara ataupun peristiwa fotosintesis. Siswa dapat sedikit berpikir sedikit abstrak dengan didahului pengalaman konkret, contoh: untuk mengetahui proses pencernaan dilakukan melalui pengamatan terhadap media gambar sistem pencernaan. Kemampuan untuk melakukan penambahan, pengurangan, pengurutan, serta klasifikasi telah berkembang dengan perkalian sederhana dan pembagian. Kemampuan bahasa terus berkembang pada masa ini. Pada masa ini siswa mengalami perubahan pada perbendaharaan kata dan tata bahasa. Perbendaharaan kata yang dimiliki siswa semakin luas. Siswa tidak hanya menggunakan segala macam kata yang ada dalam perbendaharaannya, namun siswa belajar memilih kata yang tepat untuk pergunaan tertentu. Menurut Rita Eka Izzaty dkk 2008: 108 menulis merupakan tugas yang dirasa lebih sulit daripada membaca bagi anak. Cara belajar menulis dilakukan setahap demi setahap dengan latihan dan seiring dengan perkembangan membaca. Setahap demi setahap karena kemampuan menulis mencakup kemampuan berbahasa yang kompleks. Selain itu, belajar menulis perlu dilakukan secara rutin agar kemampuan menulis berangsur-angsur meningkat. Membaca juga berperan penting dalam perkembangan bahasa. Membaca membuat pengetahuan anak bertambah sehingga akan mempengaruhi kemampuan berbahasa lainnya. Karakteristik lainnya yaitu kemampuan afektif sikap disebut juga kemampuan emosional karena berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, 73 serta sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu Novan Ardi Wiyani, 2013: 73. Pada masa ini, setelah terjadi berbagai konflik timbulah sistem nilai pada dirinya. Emosi anak berkembang seiring dengan pergaulan dan pengalaman belajar yang semakin luas. Akan tetapi, anak belajar mengendalikan ungkapan emosi-emosi yang kurang baik, karena anak mulai sadar bahwa ungkapan emosi yang kurang baik kurang dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Berdasarkan pembahasan-pembahasan tersebut, disimpulkan bahwa siswa kelas IV Sekolah Dasar yang berada pada kisaran usia 9-10 tahun telah memasuki tahap operasional konkret. Siswa belum mampu berpikir abstrak, namun siswa sudah mampu sedikit berpikir abstrak bila didahului pengalaman konkret atau nyata. Perkembangan kemampuan kognitif mendorong perkembangan kemampuan bahasa. Walaupun begitu, menulis merupakan kegiatan yang sulit bagi anak. Pembelajaran menulis perlu dilakukan setahap demi setahap karena kegiatan menulis merupakan kegiatan yang kompleks.

B. Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian peningkatan keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik catatan harian, sebagai berikut: 1. Nama : Merrina Andy Malladewi dan Wahyu Sukartiningsih Judul : Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBAHASA JAWA MELALUI METODE MEDIA CATATAN HARIAN SISWA KELAS VC SDN KARANGAYU 02 SEMARANG

0 35 256

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mandan 01 Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014/2

0 2 17

“PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mandan 01 Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014/

0 5 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PEMBIASAAN MENULIS CATATAN HARIAN BAGI Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Pembiasaan Menulis Catatan Harian Bagi Siswa Kelas V SDN 03 Kaliwuluh, Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelaja

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI KEGIATAN PENYUNTINGAN BAHASA SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH AL-I’TISHAM PLAYEN, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA.

0 5 5

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PARAFRASE WACANA DIALOG PADA SISWA KELAS IV UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PARAFRASE WACANA DIALOG PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III MUNGGUNG KECAMATAN KARANGDOWO KABUPA

0 0 14

NILAI KEDISIPLINAN DALAM PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SISWA KELAS V (Studi Kasus di SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul).

7 81 206

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SD NEGERI WONOSARI IV KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

1 2 191

PENANAMAN SIKAP TOLERANSI DI KELAS V SD N SIYONO III KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

0 9 339

LAPORAN PPL LOKASI SD NEGERI SIYONO III KELURAHAN SIYONO KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERIODE 10 AGUSTUS 2015 - 12 SEPTEMBER 2015.

0 0 34