82
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD N Siyono III Playen, Gunungkidul yang berjumlah 21 siswa, yang terdiri dari 7 siswa laki-laki
dan 14 siswa perempuan. Semua siswa tersebut masih aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar sampai periode Semester Genap Tahun Ajaran 20152016.
Objek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah keterampilan menulis narasi ekspositoris. Keterampilan menulis narasi ekspositoris yang
dimaksud adalah keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV di SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Siyono III Dusun Siyono, Kelurahan Logandeng, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul. SD Negeri
Siyono III terletak di pinggir Jalan Raya Wonosari-Jogja. Lokasinya tidak jauh dari pusat Ibukota Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini dilaksanakan pada semester
II Tahun Ajaran 20152016. Rincian waktu pelaksanaan penelitian ini dijelaskan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
1. Observasi awal
17 Februari 2016 2.
Pratindakan 2 Mei 2016
3. Tindakan siklus I pertemuan pertama 9 Mei 2016
4. Tindakan siklus I pertemuan kedua
11 Mei 2016 5.
Tindakan siklus
II pertemuan
pertama 13 Mei 2016
6. Tindakan siklus II pertemuan kedua
14 Mei 2016
83
D. Model Penelitian
Menurut Wina Sanjaya 2011: 78 seperti yang diuraikan dalam model Penelitian Tindakan Kelas, dalam setiap siklus atau putaran Penelitian Tindakan
Kelas dilakukan empat kegiatan pokok, yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini akan menggunakan menggunakan
model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis Mc. Taggart, yaitu model siklus spiral. Berikut desain Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc.
Taggart Suharsimi Arikunto, 2006: 93 adalah sebagai berikut:
Gambar. 2 Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc. Taggart Suharsimi Arikunto 2006:93
Adapun penjelasan dari masing-masing tahapan penelitian menurut model Penelitian Tindakan menurut Kemmis dan Mc. Taggart, antara lain:
1. Perencanaan Planning
Perencanaan dilakukan untuk mempersiapkan dan merancang penelitian supaya penelitian dapat terlaksana dengan baik. Pada tahap ini, permasalahan pada
pembelajaran yang perlu mendapat perhatian, dikumpulkan melalui pengamatan.
84 Setelah menemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran, lalu menentukan
satu masalah yang hendak dipecahkan atau diselesaikan. Kegiatan selanjutnya yaitu menyusun gambaran umum tentang rencana pemberian tindakan perlakuan yang
akan diterapkan. Tindakan tersebut perlu dijelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan.
Rencana penelitian disusun setelah ditentukan pokok permasalahan yang akan dipecahkan atau diselesaikan. Peneliti harus membuat instrumen penelitian
untuk membantu merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung Suharsimi Arikunto, 2006: 99. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kolaboratif antara peneliti dengan guru, maka peneliti harus melakukan kesepakatan dengan guru atas rancangan perencanaan penelitian yang akan
dilaksanakan. Adapun tahap-tahap perencanaan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Memohon ijin terhadap Kepala Sekolah dan Guru Kelas IV SD Negeri Siyono
III perihal observasi prapenelitian. b.
Mengidentifikasi dan menentukan masalah penelitian yang dilakukan melalui observasi proses pembelajaran dan berdiskusi dengan guru kelas. Masalah
penelitian yang ditetapkan yaitu perlunya peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris.
c. Mendiskusikan masalah penelitian yang telah ditetapkan bersama dengan guru
kelas IV untuk melakukan kesepakatan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
85 d.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disesuaikan, kemudian didiskusikan dengan guru kelas IV SD Negeri Siyono III.
e. Menyusun instrumen untuk pengumpulan data.
2. Perlakuan Tindakan Acting dan Pengamatan Observing
a. Perlakuan tindakan acting
Tahap perlakuan merupakan tahap pelaksanaan tindakan sebagai suatu solusi untuk memecahkan masalah yang ingin diselesaikan. Pelaksanaan
tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah ditetapkan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto 2006: 99 pelaksanaan
tindakan yaitu, implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa
dalam tahap kedua ini guru sebagai pelaksana harus ingat dan taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar.
Tujuan dari pelaksanaan tindakan ini adalah meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III dengan
menggunakan teknik catatan harian. Adapun rincian tahap ini, yaitu sebagai berikut:
1 Melaksanakan pembelajaran menulis narasi ekspositoris sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. 2
Pembelajaran menulis narasi ekspositoris dilaksanakan dengan menerapkan teknik catatan harian.
86
b. Pengamatan observing
Tahap pengamatan merupakan tahap pelaksanaan pengamatan oleh pengamat atau guru. Tahap ini berlangsung bersamaan dengan tahap tindakan
Suharsimi Arikunto, 2006: 99. Pengamatan dilakukan untuk mengambil data dan merekam seperti apa pelaksanaan tindakan dari penelitian ini sendiri.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kolaboratif, peneliti sebagai observer sedangkan guru sebagai pelaksana tindakan. Pengamatan dilakukan
terhadap aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik catatan harian.
3. Refleksi Reflecting
Fitri Yuliawati dkk 2012: 52 menjelaskan tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang
telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Hasil dari pelaksanakan tindakan dianalisis dan dikaji untuk
mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan peneliti bersama guru kelas untuk menganalisis
dan mengkaji pelaksanaan tindakan melalui data hasil observasi proses pembelajaran dan nilai hasil menulis narasi ekspositoris siswa. Selain itu, peneliti
dan guru melakukan evaluasi untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Apabila pada hasil refleksi siklus pertama terdapat masalah, maka siklus akan dilanjutkan
ke siklus kedua ataupun seterusnya hingga didapat hasil sesuai dengan yang diharapkan peneliti, yaitu keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV
SD Negeri Siyono III meningkat.
87
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dari tindakan yang telah dilakukan guna
menilai keberhasilan atau ketidakberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010: 60. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Observasi
Suharsimi Arikunto 2006: 222 menerangkan metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan
prosedur yang terstandar. Metode ini dilakukan dengan cara mengamati, mencatat, merekam, menganalisis, dan menilai. Ditinjau dari pelaksanaanya, terdapat
beberapa jenis Penelitian Tindakan Kelas, yaitu PTK guru atau dosen sebagai peneliti, d
an PTK Kolaboratif Sa’dun Akbar, 2010: 36. Sebelumnya telah dibahas bahwa penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Maka,
peneliti bertindak sebagai pengamat tindakan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pelaksana tindakan proses observasi berlangsung.
Pada penelitian ini, metode observasi akan dilaksanakan untuk aktivitas siswa ketika pembelajaran menulis narasi ekspositoris dan aktivitas guru saat melakukan
tindakan. Hasil observasi akan dilaporkan ke dalam lembar observasi yang dilengkapi dengan catatan lapangan untuk dianalisis dan dievaluasi bersama guru
sebagai bahan refleksi siklus selanjutnya.
88
2. Tes Unjuk Kerja
Tes merupakan metode pengumpulan data yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan. Seperti pendapat dari Suharsimi Arikunto 2006: 150 tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, bakat, yang
dimiliki individu atau kelompok. Menulis narasi ekspositoris dalam penelitian ini merupakan sebuah keterampilan. Maka, menulis narasi ekspositoris dalam
penelitian ini dapat diukur dengan metode tes. Tes memiliki banyak macam diantaranya: tes kepribadian, tes bakat, tes
intelegensi, tes sikap, tes proyeksi, tes minat, dan tes prestasi. Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis 1992: 135, cara yang paling tepat untuk menilai
keberhasilan belajar dalam bentuk keterampilan fisik ialah dengan jalan “unjuk kerja”.Tes unjuk kerja dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai tes menulis narasi
ekspositoris bagi siswa. Tes menulis narasi ekspositoris ini akan dilaksanakan dalam bentuk tugas menulis narasi ekspositoris. Hasil tulisan siswa akan dinilai
oleh guru berkerjasama dengan peneliti
F. Instrumen Penelitian
Wina Sanjaya 2010: 84 mengatakan instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian merupakan
alat bantu yang dipilih oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian juga disebut sebagai instrumen pengumpulan data. Contoh
beberapa instrumen penelitian atau instrumen pengumpulan data, yaitu seperti:
89 angket, daftar cek checklist, pedoman wawancara, lembar pengamatan, soal tes,
skala, dan sebagainya. Instrumen penelitian ditentukan berdasarkan metode pengumpulan data yang
dipilih. Satu metode pengumpulan data dapat dilaksanakan melalui beberapa instrumen, sebaliknya satu instrumen dapat digunakan untuk beberapa metode.
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan instrumen yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan observasi. Lembar observasi berisi butir-butir umum yang
akan diobservasi. Hasil observasi akan dituangkan ke dalam lembar observasi, kemudian dianalisis dalam menentukan berhasil ataupun tidak berhasilnya suatu
tindakan yang telah dilakukan. Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran
keterampilan menulis narasi ekspositoris berlangsung. Berikut tabel kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa dan guru saat pembelajaran
keterampilan menulis narasi ekspositoris: Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Proses Pembelajaran
Menulis Narasi Ekspositoris
Aspek Indikator
Item No
Perhatian siswa Siswa
memperhatikan selama
pembelajaran berlangsung.
2,9 Keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Siswa aktif berpartisipasi selama pembelajaran
berlangsung. 3,4,5,8,19 dan 20
Motivasi siswa Siswa mengikuti pembelajaran teknik catatan harian
dengan sungguh-sungguh. 16,17, dan 18
Semangat belajar siswa Siswa antusias dalam pembelajaran.
1,15 Hasil evaluasi tugas
catatan harian Siswa menyelesaikan tugas catatan harian dengan baik
dan tepat 6,7
Keterampilan proses menulis siswa
Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris dengan baik dan lancar
10,11,12,13, dan 14
90 Dalam penilaian kualitas proses pembelajaran menulis, Kundharu Saddhono
dan Y. Slamet 2014: 211 menyatakan, penilaian kualitas proses pembelajaran mestinya diarahkan pada kegiatan siswa dalam melaksanakan tahap-tahap menulis.
Selain itu pada tahap observasi, data kualitatif yang dikumpulkan yaitu data yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan
lain sebagainya Suharsimi dkk dalam Fitri Yuliawati dkk, 2012: 38. Aspek-aspek aktivitas siswa ditentukan berdasarkan ulasan-ulasan tersebut. Adapun aspek-
aspeknya yaitu: perhatian siswa, keaktifan siswa, motivasi siswa, semangat belajar siswa, hasil evaluasi tugas catatan harian, dan keterampilan proses menulis siswa.
Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Proses Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris
Aspek Indikator
Item No
Kegiatan pendahuluan
Guru melakukan apersepsi pembelajaran. 1,2
Kegiatan inti Guru menjelaskan materi
3,4 Guru mengevaluasi hasil menulis catatan harian
siswa. 7
Guru menumbuhkan partisipasi aktif. 5,6
Guru melaksanakan pembelajaran secara klasikal, berkelompok, dan individu.
8,9,10,15 Guru memberikan apresiasi dan tanggapan
kepada siswa atas hasil pekerjaan menulis narasi ekspositoris.
11,12
Guru mengevaluasi
hasil menulis
narasi ekspositoris.
13 Kegiatan
penutup Guru menyimpulkan pembelajaran bersama
siswa. 14
Lembar observasi aktivitas guru diatas merupakan hasil modifikasi peneliti dari pedoman lembar observasi menurut Pusat Pengembangan PPL dan PKL UNY
2014: 84. Indikator pada lembar observasi menurut Pusat Pengembangan PPL dan
91 PKL bersifat umum, maka peneliti memodifikasi indikator yang sesuai untuk
pembelajaran menulis narasi ekspositoris seperti diatas.
2. Catatan Lapangan
Semua yang terjadi selama pelaksanaan tindakan penerapan teknik catatan harian dalam proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris dicatat dalam catatan
lapangan. Catatan lapangan bertujuan untuk mendapatkan data secara objektif tentang pelaksanaan tindakan yang tidak dapat terekam oleh lembar observasi. Hal-
hal yang dicatat berupa apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dipikirkan oleh peneliti terkait dengan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
3. Lembar Penilaian Tes Unjuk Kerja
Berikut format penilaian keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris siswa yang telah dimodifikasi peneliti dari Hartfield dkk dalam Burhan
Nurgiyantoro 2001: 307 . Tabel 4. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa
Kelas IV SD Negeri Siyono III
No. Aspek
Skor maksimal
1. Isi
30 2.
Organisasi 20
3. Kosakata
20 4.
Penguasaan bahasa 25
5. Mekanik
5 Jumlah
100
92 Tabel 5. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas
IV SD Negeri Siyono III
No. Aspek
Kriteria Skor
1. Isi
gagasan yang
disampaikan Gagasan berdasarkan fakta, logis dan relevan dengan tema,
pengembangan gagasan tuntas, serta memuat unsur narasi alur, tokoh, watak, tema, setting, dan amanat secara lengkap.
27-30 Gagasan berdasarkan fakta, logis dan relevan dengan tema,
pengembangan gagasan cukup, tetapi hanya memuat unsur narasi yang pokok tema, alur, tokoh, dan setting.
22-26 Fakta yang terkandung kurang kuat, kurang logis dan agak kurang
relevan dengan tema, pengembangan gagasan terbatas, serta beberapa unsur narasi tidak terpenuhi.
17-21 Gagasan meragukan, membingungkan dan kurang relevan dengan
tema, pengembangan gagasan sangat sedikit, serta banyak unsur narasi yang tidak terpenuhi.
13-16 2.
Organisasi Isi Pengungkapan gagasan disusun secara kronologis dengan padat,
tertata, padu, dan saling berhubungan. Terdiri dari pendahuluan, pengembangan, dan penutup dengan komposisi seimbang.
18-20 Pengungkapan gagasan disusun secara kronologis, cukup padat,
tertata, padu, dan saling berhubungan. Bagian-bagiannya agak kurang berimbang.
14-17 Urutan narasi agak terbalik-balik, kurang padat, dan kurang tertata.
Terdapat bagian yang kurang padu dan kurang berhubungan, tetapi masih dapat dipahami. Bagian-bagiannya kurang berimbang.
10-13 Narasi tidak runtut, tidak padat, dan tidak tertata. Banyak bagian yang
kurang padu dan kurang berhubungan. Bagian-bagiannya tidak berimbang.
7-9 3.
Kosakata Kata yang digunakan kata lugas dan baku, pemilihan kata dan
ungkapan bermakna tepat, pembentukan kata sudah tepat, serta variatif.
18-20 Terdapat sedikit penggunaan kata tidak baku, beberapa kata dan
ungkapan bermakna tidak tepat, sedikit kesalahan pembentukan kata, serta cukup variatif.
14-17 Terdapat penggunaan kata tidak baku, banyak kata dan ungkapan yang
digunakan bermakna tidak tepat, kata yang digunakan terbatas, serta banyak kesalahan pembentukan kata.
10-13 Banyak penggunaan kata tidak baku, belum menguasai pemilihan dan
pembentukan kata maupun ungkapan dengan baik. 7-9
4. Penguasaan
Bahasa Penyusunan kalimat tepat dan efektif, susunan frasenya tepat, serta
penggunaan bentuk kata tepat. Kalimatnya jelas dan mudah dipahami. Penyusunan paragraf sudah baik dan benar.
22-25 Penyusunan kalimat tepat dan cukup efektif, susunan frase maupun
penggunaan bentuk kata sudah cukup baik. Kalimatnya cukup jelas dan dapat dipahami. Penyusunan paragraf sudah cukup baik.
18-21 Penyusunan kalimat kurang tepat dan kurang efektif, susunan frase
serta penggunaan bentuk kata kurang tepat. Kalimatnya kurang dapat dipahami. Penyusunan paragraf kurang baik.
11-17 Penyusunan kalimat tidak tepat dan tidak efektif. Kalimatnya sulit
dipahami. Penyusunan paragraf sangat kurang baik 5-10
5. Mekanik
Tulisan Tulisan rapi, penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka
maupun huruf kata sudah tepat, juga penggunaan tanda baca tepat. 5
Tulisan cukup rapi, terdapat sedikit 1-4 kesalahan penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca.
4 Tulisan kurang rapi, memiliki kesalahan 5-9 kesalahan penulisan
angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca.
3 Tulisan sulit dibaca, memiliki diatas 10 dalam penulisan angka
maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca. 2
93
G. Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh dan dikumpulkan dari suatu penelitian digunakan untuk mendukung penelitian tersebut, serta dapat dijadikan pertimbangan dalam
menyusun kesimpulan. Hal tersebut dapat berlangsung, apabila data yang diperoleh telah diolah terlebih dahulu menjadi informasi yang bermakna. Proses pengolahan
data menjadi informasi yang bermakna dalam penelitian disebut analisis data. Wina Sanjaya 2010: 106 menjelaskan menganalisis data adalah suatu proses
mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi, sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas
sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang diperoleh dan dikumpulkan tidak akan bermakna, tanpa dianalisis yakni diolah dan diinterpretasi terlebih dahulu.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas, analisis data bertujuan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan proses dan hasil
belajar. Analisis data yang dapat digunakan yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk data hasil observasi proses
pembelajaran menulis yaitu aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Sedangkan, analisis kuantitatif digunakan untuk data
nilai hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa.
94 Hasil tes menulis narasi ekspositoris dicari skor rata-ratanya untuk
menentukan terjadi atau tidaknya peningkatan keterampilan narasi ekspositoris. Skor rata-rata atau mean dapat dicari dengan rumus dari Jasa Ungguh Muliawan
2010: 21 berikut:
Keterangan: M
: Mean nilai rata-rata
: Jumlah
: Frekuensi X
: Nilai data n
: Satuan objek penghasil data Data yang telah dikumpulkan lalu dikonversikan dan disajikan dalam tabel
konversi nilai yang didasarkan pada kriteria penilaian menurut S. Eko Putro Widoyoko 2013: 242, yaitu sebagai berikut:
Tabel 6. Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul
Presentasi Ketuntasan
Klasifikasi Skor
80 Sangat baik
5 60-80
Baik 4
40-60 Cukup
3 20-40
Kurang 2
≤ 20 Sangat kurang
1 �� �� � =
� �
95 Data yang telah dianalisis akan dijadikan dasar dalam perbaikan dan
penentuan tingkat keberhasilan tindakan. Apabila hasil analisis data menunjukkan ketidakberhasilan, maka dengan perbaikan akan dilakukan siklus selanjutnya.
Apabila dalam pelaksanaan siklus pertama tindakan belum berhasil meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III,
maka akan dilakukan siklus selanjutnya.
H. Kriteria Keberhasilan Tindakan