Proses Menulis Keterampilan Menulis

20 akan mengalami kesulitan dalam menulis, apabila siswa kekurangan bahan- bahan atau informasi penulisan. Maka, siswa akan terdorong kemauannya untuk mengumpulkan informasi. Semakin sering mengumpulkan informasi, maka siswa akan terbiasa mengumpulkan informasi dengan baik, hingga kemampuan mengumpulkan informasi akan meningkat. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, kesimpulan yang diperoleh yaitu, menulis memiliki banyak manfaat seperti: a peningkatan kecerdasan, b pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, c penumbuh keberanian, dan d pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Pada penelitian ini, kegiatan siswa yang menjadi objek pengamatan dan penilaian yaitu pelaksanaan pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Semua manfaat menulis tersebut, berlaku juga bagi pembelajaran menulis narasi ekspositoris siswa.

d. Proses Menulis

Gail E. Tompkins 2010: 52 mengemukakan, the writing process is a series of five stages that describe what students think and do as they write, the stages are prewriting, drafting, revising, editing, and publishing. Pendapat tersebut mengemukakan, proses menulis merupakan serangkaian dari lima tahapan yang mendeskripsikan apa yang siswa pikirkan dan apa yang siswa kerjakan dalam melakukan kegiatan menulis, tahapan-tahapan tersebut yaitu, prewriting, drafting, revising, editing, dan publishing. Tahapan-tahapan tersebut tidak harus bersifat hirarki. Beberapa penelitian menunjukkan tahapan-tahapan tersebut bahkan terjadi secara siklus 21 yang berulang. Penamaan terhadap tahapan-tahapan tersebut bermaksud untuk membantu dalam mengidentifikasi aktivitas menulis. Selengkapnya tahapan- tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1 Prewriting Pramenulis Tahap prewriting pramenulis merupakan tahap awal, yaitu tahap persiapan untuk menulis. Pada tahap ini siswa memilih topik, menentukan tujuan dan bentuk tulisan, dan mengumpulkan serta mengorganisasikan ide yang akan disampaikan. Hal ini seperti yang disampaikan Gail E. Tompkins 2010: 52, during prewriting, students choose a topic, consider purpose and form, and gather and organize ideas for writing. Pertama-tama siswa dibimbing untuk memilih topik. Siswa dapat memilih topik sendiri yang mereka kuasai atau dianggap menarik. Topik juga dapat berasal dari topik yang telah disediakan oleh guru yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, siswa perlu menentukan tujuan menulis dan bentuk tulisan. Tujuan menulis penting untuk ditentukan karena akan mempengaruhi bentuk tulisan, sebagai contoh: apabila seorang siswa telah menentukan tujuan penulisan yaitu untuk menghibur, maka siswa tersebut memutuskan untuk menulis narasi yang lucu. Selanjutnya siswa mengumpulkan dan mengorganisasikan gagasan, ide, ataupun opini yang akan disampaikan ketika siswa mulai menulis. 2 Drafting Membuat Draft Tahap ini yaitu tahap dimana siswa mulai menulis atau membuat draft sementara dengan menuliskan gagasan, ide, ataupun opini yang telah 22 dikembangkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini biasanya tulisan yang dihasilkan masih berantakan, siswa masih kurang memperhatikan kejelasan tulisan, ejaan, kerapihan, penggunaan kapital maupun pungtuasi. Siswa fokus untuk mengembangkan sambil menuliskan gagasan, ide, ataupun opini yang akan disampaikan. Maka guru dalam memberikan bimbingan lebih ke dalam hal pengembangan gagasan yang baik, tepat, dan menarik. Sommers mengatakan, in fact, pointing out mechanical errors during the drafting stage sends students a false message that mechanical correctness is more important than content Gail E. Tompkins Kennet Hoskisson, 1995: 216. Faktanya, lebih mengutamakan kesalahan mekanik tulisan selama tahapan ini membuat siswa berpikir keliru, bahwa mekanik tulisan lebih penting dibandingkan isi tulisan. 3 Revising Merevisi Tahap merevisi disebut sebagai tahap “melihat kembali”. Tahap merevisi tidak hanya berarti memperbaiki, namun mengetahui kebutuhan dari pembaca. Tahap ini dilakukan dengan menambah, mengganti, menghapus, dan menyusun kembali komponen tulisan. Menurut Gail E. Tompkins 2010: 55 revising consists of three activities: rereading the rough draft, sharing the rough draft in a writing group, and revising basis of feedback. Pendapat tersebut mengatakan tahapan merevisi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: membaca kembali draft kasar, mendiskusikan draft kasar di grup menulis, dan merevisi berdasarkan umpan balik. 23 Siswa perlu membaca kembali draft kasar tulisan yang telah dibuat. Siswa perlu beberapa saat untuk menjauhkan diri dari tulisannya sebelum membaca kembali supaya siswa tidak bias dan dapat objektif memposisikan diri sebagai pembaca ketika membaca kembali tulisannya. Selain itu, siswa dapat mendiskusikan draft kasar tulisannya pada grup menulis. Di grup menulis, siswa dapat meminta saran tentang hal-hal yang perlu direvisi dan mengajukan saran hal-hal yang perlu direvisi pada tulisan milik teman lain. Pada akhirnya siswa akan merevisi tulisan mereka berdasarkan umpan balik yang didapat dari hasil membaca kembali dan diskusi dengan teman lain. 4 Editing Mengedit Tahap ini dilakukan setelah siswa selesai merevisi tulisan. Tahap ini merupakan tahap dimana siswa menyajikan hasil tulisannya ke dalam bentuk akhir. Pada tahap-tahap sebelumnya, perbaikan masih berfokus kepada isi tulisan, sedangkan pada tahap ini unsur mekanik tulisan sudah harus diperhatikan. Seperti yang dikemukakan Gail E. Tompkins 2010: 57, until this stage, the focus has been primarily on the content of students’s writing. Once the focus changes to mechanics, students polish their writing by correcting spelling mistakes and other mechanical errors. 5 Publishing Mempublikasikan Gail E. Tompkins 2010: 57 menjelaskan, in this stage publishing, students bring their compositions to life by writing final copies and by sharing them orally with an appropriate audience. Tahap ini merupakan tahap dimana siswa menunjukan karangan mereka ke ruang publik dengan menyajikan hasil 24 akhir tulisan dan mengkomunikasikannya secara oral. Penyampaian hasil tulisan dapat dilakukan dalam bentuk cetakan dan non cetakan. Penyampaian dalam bentuk cetakan dapat melalui buku, majalah, surat kabar, makalah, laporan dan sebagainya. Penyampaian dalam bentuk non cetakan dapat dilakukan dengan pementasan, peragaan, penceritaan, pembacaan dan sebagainya. Arthur K. Ellis 1998: 326 memiliki pandangan yang hampir sama sebagai berikut: The writing process can be considered in four phases: 1. Prewriting. This is the initial, or warm-up phase. In this phase, a young writer needs to consider the subject, think about who he or she is writing for, and create images of what he or she would like to say. 2. Drafting. The writer is ready to take the first written approach to the subject. At this stage, it is important that the writer says what he or she needs to say in rough form. 3. Revising. This is a good time to discuss the work with someone else, to get teacher comments, and to consider not merely what to say, but how to say it. 4. Editing. This is the phase where the finished product will emerge. Spelling, punctuation, element of style, and so on are important, because others will read the product. Arthur K. Ellis menyampaikan, proses menulis dibagi menjadi empat tahap, yaitu: 1 prewriting, tahap persiapan penulisan yaitu, tahap mempertimbangkan ide atau gagasan dan cara penyampaiannya, 2 drafting, tahap penulisan, yaitu tahap penulis siap untuk menuangkan gagasannya ke dalam bahasa tulis dengan memperhatikan tata tulis dan tata bahasa, 3 revising, tahap revisi yang dapat ditempuh misalnya dengan diskusi dengan teman sebaya untuk mengoreksi hasil tulisan, 4 editing, tahap pengeditan dimana merupakan tahap akhir sebelum tulisan sampai ke pembaca. Berkaitan 25 dengan proses menulis, Alek A. dan Achmad H. P. 2010: 107 memiliki pendapat tersendiri, yaitu langkah-langkah menulis meliputi: a persiapan preparation, b menulis writing, dan c Editing. Dari berbagai pendapat mengenai proses menulis tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses menulis dibagi menjadi lima tahap. Tahap-tahap tersebut antara lain: 1 pramenulis, yaitu tahap persiapan menulis, 2 menulis, yaitu tahap menuangkan dan mengembangkan ide atau gagasan ke dalam bahasa tulis, 3 merevisi, yaitu tahap memperbaiki seluruh bagian karangan, 4 mengedit, yaitu tahap penyajian tulisan ke dalam format baku, 5 mempublikasi, yaitu tahap menyampaikan tulisan. Pada penelitian ini, proses-proses menulis diterapkan pada siswa saat pelaksanaan pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Hal ini bertujuan agar siswa terbiasa menulis melalui proses-proses yang sistematis dan benar.

e. Ciri tulisan yang baik

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBAHASA JAWA MELALUI METODE MEDIA CATATAN HARIAN SISWA KELAS VC SDN KARANGAYU 02 SEMARANG

0 35 256

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mandan 01 Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014/2

0 2 17

“PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mandan 01 Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014/

0 5 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PEMBIASAAN MENULIS CATATAN HARIAN BAGI Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Pembiasaan Menulis Catatan Harian Bagi Siswa Kelas V SDN 03 Kaliwuluh, Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelaja

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI KEGIATAN PENYUNTINGAN BAHASA SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH AL-I’TISHAM PLAYEN, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA.

0 5 5

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PARAFRASE WACANA DIALOG PADA SISWA KELAS IV UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PARAFRASE WACANA DIALOG PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III MUNGGUNG KECAMATAN KARANGDOWO KABUPA

0 0 14

NILAI KEDISIPLINAN DALAM PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SISWA KELAS V (Studi Kasus di SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul).

7 81 206

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SD NEGERI WONOSARI IV KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

1 2 191

PENANAMAN SIKAP TOLERANSI DI KELAS V SD N SIYONO III KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

0 9 339

LAPORAN PPL LOKASI SD NEGERI SIYONO III KELURAHAN SIYONO KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERIODE 10 AGUSTUS 2015 - 12 SEPTEMBER 2015.

0 0 34