artinya ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan skor posttest
kelompok  eksperimen  atau  data  skor  posttest  kedua  kelompok  tidak homogen.
Hasil  uji  homogenitas  skor  posttest  akan  mempengaruhi  prosedur  analisis tahap  selanjutnya.  Jika  data  skor  posttest  kedua  kelompok  homogen,  maka  data
untuk  uji  independent  t-test  skor  posttest  yang  dilihat  dalam  output  SPSS  20.00 adalah pada baris equal variance assumed. Jika data skor posttest kedua kelompok
tidak homogen, maka data untuk  uji  independent  t-test  skor posttest  yang dilihat dalam output SPSS20.00 adalah pada baris equal variance not assumed.
c.  Independence Field  2009:  133  mengemukakan  bahwa  data  penelitian  yang  bersifat
independen  adalah  data  dari  kedua  kelompok  yang  berbeda  dan  tidak  saling mempengaruhi.  Kedua  kelompok  sampel  dalam  penelitian  ini  memiliki  anggota
yang  berbeda.  Masing-masing  kelompok  menerima  perlakuan  yang  berbeda. Siswa  kelompok  eksperimen  menerima  perlakuan  dengan  menggunakan  media
gambar. Siswa kelompok kontrol tidak menerima perlakuan dengan menggunakan media gambar. Perlakuan yang berbeda pada kelompok sampel dan tidak adanya
saling  keterkaitan  antar  kelompok  menunjukkan  bahwa  kedua  kelompok  adalah independen.
6. Uji Hipotesis
Prosedur  analisis  data  selanjutnya  yaitu  menguji  hipotesis.  Uji  hipotesis dilakukan  dengan  menggunakan  independent  t-test  untuk  melihat  dari  perbedaan
rata-rata dari dua kelompok yaitu kontrol dan eksperimen Sugiyono, 2010: 273.
Taraf  signifikansi  ini  menggunakan  uji  dua  arah  atau  dua  pihak  2-tailed  yaitu 0,05. Perhitungan independent t-test yang digunakan adalah untuk kondisi dengan
jumlah anggota yang sama pada dua kelompok sampel. Rumus independent t-test untuk jumlah anggota sampel yang sama dapat dilihat pada gambar 3.8
Gambar 3.8. Rumus Independent t-test Field, 2009: 335 Keterangan:
= selisih rata-rata = varian
N = banyak subjek
Hipotesis untuk uji independent t-test skor posttest pada penelitian ini adalah: Ho  :  tidak  ada  perbedaan  rata-rata  skor  posttest  antara  kelompok  kontrol  dan
kelompok eksperimen Ho: µ
1
= µ
2
. Ha : ada perbedaan rata-rata skor posttest antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen Ha: µ
1
≠ µ
2
. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji inpendent t-
test skor posttest adalah:
1  Jika harga Sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, maka
tidak  ada  perbedaan  rata-rata  skor  posttest  antara  kelompok  kontrol  dan kelompok eksperimen atau dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil
belajar siswa atas penggunaan media gambar.
2  Jika harga Sig. 2-tailed  0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, maka ada perbedaan rata-rata skor posttest antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen  atau  dapat  dikatakan  bahwa  ada  perbedaan  hasil  belajar  siswa atas penggunaan media gambar.
7. Uji Besar Pengaruh
Uji  besar  pengaruh  dilakukan  apabila  kesimpuilan  pada  hasil  uji  hipotesis menunjukkan  adanya  perbedaan  hasil  belajar  siswa  atas  penggunaan  media
gambar. Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan media  gambar  terhadap  hasil  belajar  siswa.  Perhitungan  besar  pengaruh
menggunakan rumus effect size. Rumus effect size dapat dilihat pada gambar 3.9.
Gambar 3.9 Rumus Effect Size Field, 2009: 332 Keterangan:
r = effect size
t = harga uji t
df = harga derajat kebebasan
Gambar  3.9  adalah  rumus  effect  size.  Besar  effect  size  yang  telah  dihitung kemudian  dikategorikan  berdasar  pada  kriteria  tertentu.  Cohen  dalam  Field,
2009: 57 menyatakan besarnya effect size terbagi dalam 3 kategori. Kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya effect size dapat dilihat pada tabel 3.15.
Tabel 3.15 Kategori Effect Size Cohen dalam Field, 2009: 57
Nilai effect size Kategori
0,10 – 0,29
Small effect efek kecil
0,30 – 0,49
Medium effect efek sedang
0,50 – 1,00
Large effect efek besar
Persentase  pengaruh  suatu  variabel  terhadap  variabel  lain  dapat  diketahui
dengan  menghitung  koefisien  determinasi.  Koefisien  determinasi  dilambangkan dengan  R
2
.  Rumus  koefisien  determinasi  dapat  dilihat  pada  gambar  3.10  Field, 2009: 179.
R
2
= r
2
x 100 Gambar 3.10 Rumus Koefisien Determinasi
Keterangan: R
2
= koefisien determinasi r
2
= kuadrat effect size Gambar  3.10  adalah  rumus  koefisien  determinasi  R
2
.  Koefisien determinasi  dihitung  setelah  besar  nilai  effect  size  diketahui.  Koefisien
determinasi  akan  mempermudah  pembaca  dalam  memahami  besarnya  pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain karena nilainya dalam bentuk persen.
8. Uji Signifikansi Selisih Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest