pretest dan lembar posttest tidak sama. Ada beberapa siswa yang mengikuti
pretest tetapi tidak mengikuti posttest. Peneliti kemudian memberi tanda pada
pekerjaan siswa tersebut. Pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui kesamaan jawaban siswa. Peneliti tidak menemukan soal dengan jawaban kosong
pada lembar pengerjaan. c. Data Entry
Data entry merupakan proses memasukkan data hasil penelitian yang telah melewati proses coding dan editing ke dalam program pengolahan data. Program
yang digunakan adalah Microsoft Excel Ms Excel dan Statistical Product and Service Solutions
SPSS 20.00. Kedua program komputer tersebut sangat membantu untuk mengurangi human error. Microsoft Excel membantu membuat
tabulasi data mentah dari perolehan data penelitian. SPSS 20.00 digunakan untuk menganalisis data secara statistikal.
d. Data Cleaning
Data cleaning adalah tahap terakhir pengorganisasian data. Cleaning dilakukan untuk membersihkan data yang telah dimasukkan pada proses data
entry . Proses data cleaning dilakukan dengan menghapus data skor siswa yang
hanya masuk sekolah saat pretest saja atau posttest saja. Hasil data cleaning yang dilakukan pada penelitian ini adalah menghilangkan data dari siswa yang hanya
mengikuti pretest saja yaitu 2 orang siswa dari kelompok eksperimen dan 2 orang siswa dari kelompok kontrol karena ijin.
3. Menentukan Taraf Signifikansi
Bungin 2011: 192 menyebutkan bahwa taraf signifikansi adalah kesediaan
dan keberanian peneliti yang secara maksimal mengambil resiko kesalahan dalam menguji hipotesis. Taraf signifikansi berarti bahwa peluang kesalahan yang
ditetapkan peneliti dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis atau mendukung hipotesis nol Field, 2009: 252. Penelitian ini menggunakan taraf
signifikansi 0,05 yang berarti terdapat kemungkinan terjadi kesalahan sebesar 5 atau taraf kepercayaan sebesar 95 Bungin, 2011: 193. Tingkat signifikansi
juga disebut dengan tingkat kesalahan yang dilakukan oleh peneliti Creswell, 2012: 235.
Hasil peninjauan teori pada bab dua memperlihatkan bahwa ada kecenderungan ke salah satu hasil, yaitu hasil positif berupa peningkatan hasil
belajar siswa. Adanya kecenderungan tersebut maka seharusnya hipotesis dalam penelitian ini termasuk hipotesis satu pihak, tetapi peneliti tetap menggunakan dua
pihak dalam melakukan uji hipotesis Christensen dan Johnson, 2008: 506.
4. Uji Skor Pretest
Pengujian skor pretest ini bertujuan untuk melihat kemampuan awal siswa dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan.
Uji skor pretest dalam penelitian ini ada 3 macam yaitu uji normalitas skor pretest
, uji homogenitas skor pretest, dan uji independent t-test. a. Uji normalitas skor pretest
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidak normal data dari kedua kelompok sampel Kasmadi dan Sunariah, 2013: 116. Uji
normalitas dilakukan untuk data skor pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji normalitas menggunakan 3 cara yaitu Kolmogorov Sminorv Test,
visualisasi P-P Plot, dan histogram. Tes Kolmogorov Sminorv merupakan tes yang sering digunakan dalam penelitian. Rumus uji normalitas skor pretest
menggunakan Kolmogorov Sminorv dapat dilihat pada gambar 3.5. Pengujian normalitas menggunakan bantuan program SPSS 20.00.
D = Max
x
[F
x
X – S
n
X]
Gambar 3.5 Rumus Kolmogorov Sminorv Sugiyono, 2008:156 Keterangan:
S
n
X = distribusi sampel kumulatif
F
x
X = distribusi kumulatif normal
Hipotesis untuk uji normalitas skor pretest adalah: Ho
: Sebaran data tidak sesuai dengan kurve normal atau data normal Ha
: Sebaran data sesuai dengan kurve normal atau data tidak normal Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas
suatu data adalah: 1 Jika harga sig. 2-tailed
≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data pretest sesuai dengan kurve normal.
2 Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data pretest tidak sesuai dengan kurve normal. Hasil
perhitungan uji normalitas menggunakan program SPSS 20.00 dengan Kolmogorov-Sminorv Test.
Pengujian normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan visualisasi grafik P-P plot Probability-Probability plot Field, 2009: 134. Grafik P-P Plot
diperoleh dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui apakah data normal atau tidak. Normal atau tidaknya persebaran data dapat dilihat melalui
histogram dengan kurva normal. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pretest menggunakan visualisasi grafik
P-P plot adalah:
1 Jika penyebaran titik data berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor pretest terdistribusi secara normal.
2 Jika penyebaran titik data tidak berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor pretest tidak terdistribusi secara normal.
Pengujian normalitas skor pretest menjadi tahap awal untuk menentukan prosedur pengujian skor pretest tahap selanjutnya. Jika data skor pretest yang
diperoleh telah terdistribusi normal, maka dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas skor pretest atau menggunakan statistik parametris. Jika data skor
pretest yang diperoleh tidak terdistribusi normal, maka dapat dilanjutkan dengan
menggunakan statistik nonparametris. b. Uji Homogenitas Skor Pretest
Uji homogenitas skor pretest dilakukan untuk mengetahui tingkat kesamaan hasil belajar siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji
homogenitas skor pretest dilakukan dengan menggunakan Lavene’s Test. Jika
skor pretest kedua kelompok homogen, maka dilanjutkan langkah kelima dan seterusnya. Jika skor pretest kedua kelompok tidak homogen, maka rumusan
masalah dicari dengan melakukan analisis selisih skor pretest dan skor posttest. Rumus
Lavene’s Test dapat dilihat pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 Rumus Lavene’s Test Nordstoke, 2011: 3
Keterangan: n = jumlah observasi
k = banyak kelompok =
Y
t
= rata-rata dari kelompok ke i
t
= rata-rata dari kelompok ke Z = rata-rata menyeluruh
Hipotesis untuk uji homogenitas skor pretest adalah: Ho : tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen atau data skor pretest kedua kelompok adalah homogen Ho: σ
1 2
= σ
2 2
. Ha : ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen atau data skor pretest kedua kelompok adalah tidak homogen Ha: σ
1 2
≠ σ
2 2
. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas
skor pretest adalah: 1 Jika harga sig. 2-tailed
≥ 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak atau Ha ditolak artinya tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan
skor pretest kelompok eksperimen atau data skor pretest kedua kelompok
homogen. 2 Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak,
artinya ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest
kelompok eksperimen atau data skor pretest kedua kelompok tidak homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas skor pretest dengan
menggunakan program SPSS 20.00 disajikan dalam bentuk tabel. c. Uji independent t-test skor pretest
Uji independent t-test skor pretest dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hipotesis
yang digunakan dalam uji independent t-test skor pretest adalah: Ho : tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen Ho: µ
1
= µ
2
. Ha : ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen Ha: µ
1
≠ µ
2
. Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian independent t-test yang
digunakan adalah: 1 Jika harga sig. 2-tailed
≥ 0,05, maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok kontrol dengan kelompom eksperimen. 2 Jika harga sig. 2-tailed 0,05, maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak,
artinya ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
Hasil uji independent t-test skor pretest akan menentukan prosedur analisis
data selanjutnya. Jika hasil uji independent t-test skor pretest menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen, maka pengujian dapat dilanjutkan pada langkah kelima. Jika hasil uji independent t-test
skor pretest menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata skor pretest
antara kelompok kontrol dan eksperimen, maka uji yang akan dilakukan adalah uji selisih skor pretest dan posttest masing-masing kelompok.
5. Menguji Prasyarat Analisis