Menguji Prasyarat Analisis Teknik Pengujian Instrumen

data selanjutnya. Jika hasil uji independent t-test skor pretest menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka pengujian dapat dilanjutkan pada langkah kelima. Jika hasil uji independent t-test skor pretest menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan eksperimen, maka uji yang akan dilakukan adalah uji selisih skor pretest dan posttest masing-masing kelompok.

5. Menguji Prasyarat Analisis

Prosedur analisis selanjutnya yaitu uji prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis dilakukan pada data skor posttest kedua kelompok. Uji prasyarat analisis terdiri dari tiga tahap yaitu uji normalitas skor posttest, uji homogenitas skor posttest, dan independence. a. Uji Normalitas Skor Posttest Uji normalitas skor posttest dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Sminorv . Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui data dari kedua kelompok sampel terdistribusi normal atau tidak normal Sudjana, 2002: 466. Uji normalitas dilakukan untuk data skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji normalitas menggunakan 3 cara yaitu Kolmogorov Sminorv Test , visualisasi P-P Plot, dan histogram. Rumus uji normalitas skor posttest menggunakan Kolmogorov Sminorv dapat dilihat pada gambar 3.5. D = Max x [F x X – S n X] Gambar 3.7 Rumus Kolmogorov Sminorv Sugiyono, 2008: 156 Hipotesis untuk uji normalitas skor posttest adalah: Ho : Sebaran data skor posttest tidak sesuai dengan kurve normal atau data skor posttest terdistribusi normal. Ha : Sebaran data skor posttest sesuai dengan kurve normal atau data skor posttest tidak terdistribusi normal. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas suatu data adalah: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data posttest sesuai dengan kurve normal. 2 Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data posttest tidak sesuai dengan kurve normal. Pengujian normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan visualisasi grafik P-P plot Probability-Probability plot Field, 2009: 134. Grafik P-P Plot diperoleh dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui apakah data normal atau tidak. Normal atau tidaknya persebaran data dapat dilihat melalui histogram dengan kurva normal. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pretest menggunakan visualisasi grafik P-P plot adalah: 1 Jika penyebaran titik data berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor posttest terdistribusi secara normal. 2 Jika penyebaran titik data tidak berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor posttest tidak terdistribusi secara normal. Pengujian normalitas skor posttest menjadi salah satu prasyarat analisis karena akan menentukan prosedur pengujian pada tahap selanjutnya. Jika data skor posttest yang diperoleh tidak terdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametris. Uji pada statistik nonparametris yang bisa digunakan untuk uji hipotesis adalah Mann Whitney. Jika data terdistribusi normal, maka analisis yang digunakan untuk uji hipotesis adalah independent t- test . b. Uji Homogenitas Skor Posttest Uji homogenitas skor posttest kedua kelompok sampel dilakukan dengan menggunakan Lavene’s Test. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui homogenitas dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen homogen atau tidak. Hipotesis untuk uji homogenitas skor posttest adalah: Ho : tidak ada perbedaan varian antara skor posttestt kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok adalah homogen Ho: σ 1 2 = σ 2 2 . Ha : ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok adalah tidak homogen Ha: σ 1 2 ≠ σ 2 2 . Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas skor pretest adalah: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak atau Ha ditolak artinya tidak ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan skor posttest kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok homogen. 2 Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan skor posttest kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok tidak homogen. Hasil uji homogenitas skor posttest akan mempengaruhi prosedur analisis tahap selanjutnya. Jika data skor posttest kedua kelompok homogen, maka data untuk uji independent t-test skor posttest yang dilihat dalam output SPSS 20.00 adalah pada baris equal variance assumed. Jika data skor posttest kedua kelompok tidak homogen, maka data untuk uji independent t-test skor posttest yang dilihat dalam output SPSS20.00 adalah pada baris equal variance not assumed. c. Independence Field 2009: 133 mengemukakan bahwa data penelitian yang bersifat independen adalah data dari kedua kelompok yang berbeda dan tidak saling mempengaruhi. Kedua kelompok sampel dalam penelitian ini memiliki anggota yang berbeda. Masing-masing kelompok menerima perlakuan yang berbeda. Siswa kelompok eksperimen menerima perlakuan dengan menggunakan media gambar. Siswa kelompok kontrol tidak menerima perlakuan dengan menggunakan media gambar. Perlakuan yang berbeda pada kelompok sampel dan tidak adanya saling keterkaitan antar kelompok menunjukkan bahwa kedua kelompok adalah independen.

6. Uji Hipotesis