sampel berdasarkan kemudahan Voegtle, Marguerite, Dean, 2006: 145. Babbie dalam Creswell, 2012: 220 berpendapat bahwa convenience sampling dapat
diartikan sebagai teknik sampling yang di dalamnya responden dipilih berdasarkan kemudahan saja. Unsur kemudahan yang ada dalam penelitian ini
adalah peneliti mengambil sampel sekaligus melaksanakan Program Pengalaman Lapangan PPL di sekolah dasar tempat penelitian, yaitu SD Negeri Nogotirto.
Unsur random dalam penelitian ini terletak pada cara penentuan sampel kontrol dan sampel eksperimen. Pengambilan anggota sampel dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada di populasi Sugiyono, 2011: 82. Anggota sampel yang ada sudah ditentukan dari pihak sekolah, sehingga peneliti
hanya menentukan kelas mana yang akan menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara
membuat undian dan mengambilnya secara acak. Teknik random sampling dimaksudkan untuk mengurangi bias dalam penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini dengan
dua teknik pengumpulan data, yaitu dokumentasi dan wawancara. Dokumentasi dan wawancarayang digunakan akan dijelaskan pada bagian ini.
1. Dokumentasi
Peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa. Dokumentasi adalah pencarian data mengenai variabel yang
berupa catatan, notulen, prasasti, transkrip, agenda, dan sebagainya Arikunto, 2010: 201. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen
sebagai data penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang Sugiyono,
2011: 240. Bentuk dokumen dalam penelitian ini adalah hasil pengerjaan soal pretest
dan soal posttest yang dikerjakan siswa dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data yang diperoleh tersebut kemudian diolah untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan media gambar.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu Esterberg dalam Sugiyono, 2011: 231. Achmadi Abu dan Cholid Narbuko 2007: 83 juga berpendapat bahwa wawancara adalah proses tanya
jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka dengan mendengarkan secara langsung informasi yang
disampaikan. Wawancara dengan responden dilakukan dalam situasi yang santai. Wawancara dibuka dengan perkenalan, kemudian pertanyaan-pertanyaan
diajukan. Proses tanya jawab, pewawancara menyimak jawaban dan mencatat jawaban dari responden secara singkat supaya proses wawancara tidak terputus.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur Sugiyono, 2014: 194. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti telah mengetahui tentang informasi apa yang akan diperoleh. Peneliti telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya telah disiapkan dalam wawancara terstruktur ini. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan hanya garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan. Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, karena berusaha ingin mendapatkan
informasi awal dan mendalam tentang responden.
G. Instrumen Pengumpulan Data