Berikut ini merupakan gambar mengenai tahapan penelitian tindakan kelas Arikunto, 2008:97.
Siklus I
Siklus II
Pelaksanaan
Perencanaan Observasi
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan ulang Observasi
Refleksi
4. Tujuan PTK
Menurut Susilo 2007:17, tujuan PTK dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.
b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada peserta didik dan konteks pembelajaran di kelas.
c. Mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.
d. Pengembangan kemampuan
dan keterampilan
guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalahan aktual yang dihadapi sehari-hari.
e. Adapun tujuan penyertaan PTK yang dicapai adalah terjadinya proses pelatihan dalam jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.
5. Manfaat PTK
Menurut Susilo 2007:18 ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan PTK yang terkait dengan komponen utama
pendidikan dan pembelajaran, antara lain: a. inovasi pembelajaran;
b. pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas; c. peningkatan profesionalisme guru atau pendidik;
d. akan terciptanya peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis
bagi guru; e. karya tulis ilmiah semakin diperlukan oleh guru di masa depan untuk
meningkatkan keriernya dan dalam rangka membuat rancangan PTK yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.
B. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wena 2009:189, pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan
tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk
kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Nurhadi Senduk Wena, 2009:189 pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan
buku ajar, tetapi juga sesama siswa. Menurut Lie Wena, 2009:189 pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai
fasilitator. Menurut Rusman 2011:202, pembelajaran kooperatif
cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Menurut Sanjaya Rusman, 2011:203, cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara
berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Tom V. Savage Rusman, 2011:203, mengemukakan bahwa cooperative learning
adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam
kelompok. Ada unsur pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip
dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif Rusman,
2011:203.
2. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson Johnson dan Sutton Trianto, 2009:60-61, ada lima unsur penting dalam belajar kooperatif.
a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk
mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa
akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.
b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antar siswa. Hal ini, terjadi dalam hal
seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara
ilmiah
karena kegagalan
seseorang dalam
kelompok akan
memengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan dari teman
sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari
bersama.
c. Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: membantu
siswa yang membutuhkan bantuan dan siswa tidak dapat hanya sekadar “membonceng” pada hasil kerja teman sekelompoknya.
d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan seorang siswa
dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai anggota kelompok
dan menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntut keterampilan khusus.
e. Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok
mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.