f. Adakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
siswa. Sebab, evaluasi yang dilakukan terhadap keberhasilan belajar siswa ini, akan mendorong siswa untuk belajar, karena ia ingin
dikatakan berhasil belajarnya.
g. Berikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang diberikan dan evaluasi yang telah dilakukan.
4. Ciri-ciri Orang yang Termotivasi
Menurut Sardiman Imron, 1996:88 orang yang memiliki motivasi yang tinggi memiliki ciri-ciri: a tekun dalam menghadapi tugas atau
dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama, b ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, c tidak cepat puas
dengan prestasi yang diperoleh, d menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar, e lebih suka bekerja sendiri
dan tidak tergantung pada orang lain, f tidak cepat bosan dengan tugas- tugas rutin, g tidak mudah melepaskan apa yang diyakini, h senang
mencari dan memecahkan masalah.
5. Unsur-unsur yang Memengaruhi Motivasi
Menurut Imron 1996:99-105, ada beberapa unsur yang memengaruhi motivasi belajar. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai
berikut. a. Cita-citaaspirasi pembelajar
Setiap manusia senantiasa memiliki cita-cita atau aspirasi tertentu dalam hidupnya, termasuk pembelajar. Cita-cita atau aspirasi ini
senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Oleh karena itu, cita-cita dan aspirasi sangat memengaruhi terhadap motivasi belajar seseorang.
b. Kemampuan pembelajar Kemampuan manusia satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Oleh
karena itu, kemampuan pembelajar ini haruslah diperhatikan dalam proses
belajar pembelajaran.
Kemampuan pembelajar
erat
hubungannya dan bahkan memengaruhi motivasi belajar pembelajar. Bisa terjadi, seseorang menjadi rendah motivasi belajarnya terhadap
bidang tertentu leh karena bersangkutan rendah kemampuannya di bidang tersebut.
c. Kondisi pembelajar Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas kondisi fisiknya dan kondisi
psikologisnya. Dua macam kondisi ini, fisik dan psikologis, umumnya saling memengaruhi satu sama lain. Jiwa yang sehat terdapat pada
tubuh yang sehat dalam realitasnya juga berlaku kebalikannya. Bila seseorang kondisi psikologisnya tidak sehat, bisa berpengaruh juga
terhadap ketahanan dan kesehatan fisiknya.
d. Kondisi lingkungan belajar Yang dimaksud dengan lingkungan belajar meliputi dua hal yaitu
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajar tersebut belajar.
Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan sosial adalah suatu lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain. Lingkungan
sosial ini bisa berupa lingkungan sepermainan, lingkungan sebaya, kelompok belajar.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajarpembelajaran Unsur-unsur dinamis dalam belajarpembelajaran meliputi : 1
motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar, 2 bahan belajar dan upaya penyediaannya, 3 alat bantu belajar dan upaya
penyediaannya, 4 suasana belajar dan upaya pengembangannya, 5 kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan dan peneguhannya.
f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar
Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya dalam
membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga bergairah belajar.
Guru yang
sungguh-sungguh dalam
membelajarkan pembelajar, menjadikan tingginya motivasi belajar pembelajar.
E. Keterampilan Sosial
Menurut Thalib 2010:159, keterampilan sosial dan kemampuan menyesuaikan diri menjadi semakin penting ketika anak sudah menginjak
masa remaja karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas di mana pengaruh teman-teman dan lingkungan
sosial akan sangat menentukan. Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain,
menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima umpan balik feedback, memberi
atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan sebagainya.
Ada tiga bentuk keterampilan kooperatif sebagaimana diungkapkan oleh Lundgren Rusman, 2011:210-211, yaitu sebagai berikut.
a. Keterampilan kooperatif tingkat awal: 1 menggunakan kesepakatan;
2 menghargai kontribusi; 3 mengambil giliran dan berbagi tugas;
4 berada dalam kelompok; 5 berada dalam tugas;
6 mendorong partisipasi; 7 mengundang orang lain untuk berbicara;
8 menyelesaikan tugas pada waktunya; 9 menghormati perbedaan individu.
b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah: 1 menunjukkan penghargaan dan simpati;
2 mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima; 3 mendengarkan dengan aktif;
4 bertanya; 5 membuat ringkasan;
6 menafsirkan;