Epistasis dan Hipostasis Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII 94 Contoh Soal 4.1 arna umbi lapis bawang A llium sp. dipengaruhi dua gen M : gen untuk umbi merah K : gen untuk umbi kuning Gen M epistasis terhadap gen K. A dapun genotipe mmkk menghasilkan fenotipe baru, yakni umbi lapis putih. Tentukan perbandingan fenotipe generasi ke-2. P genotipe : MMkk mmKK fenotipe : M erah kuning gamet : Mk mK F 1 genotipe : M mKk fenotipe : M erah gamet : M K, M k, mK, mk F 2 Perkawinan antara bawang dengan umbi lapis warna merah homozigot dengan kuning homozigot menghasilkan generasi F 1 100 berumbi lapis warna merah. Persilangan antar F 1 menghasilkan generasi F 2 dengan perbandingan umbi lapis merah, kuning dan putih sebesar 12 : 3 : 1. Terlihat perbandingan fenotipe tersebut berbeda dari hukum M endel, tetapi sebenarnya tidak demikian. Perbandingan fenotipe perkawinan dihibrid ini tetap 9 :3:3:1, hanya perbandingan fenotipe yang mengalami modifikasi menjadi 9+ 3: 3:1. Epistasis dan H ipotasis Tujuan Menentukan genotipe hasil epistasis dan hipotasis A lat dan Bahan 1. Dua buah baling-baling genetik yang memiliki empat tangan seperti tampak pada gambar 2. Jarum pentul 3. Papan Langkah Kerja 1. Siapkan 2 buah baling-baling genetik. 2. Tancapkan kedua buah baling-baling genetik tersebut pada sebidang papan. 3. Putarlah kedua baling-baling secara bersamaan dan hentikan secara acak 4. A mati tangan baling-baling yang bertemu. Catatlah dalam suatu tabel. Lakukan terus hingga menghasilkan minimal 96 kombinasi. Pertanyaan Bagaimana hasilnya? Tuliskan genotipe dan fenotipe yang diperoleh berikut perbandingannya. Aktivitas Biologi 4.1 Keterangan: R = rose P = pea R dan P jika bertem u = w alnut r dan p jika bertemu = single Rp rP Rp rp Rp rp rP RP • • • • Jarum F2 : M-K- 9 Umbi lapis merah M -kk 3 Umbi lapis merah mmK- 3 Umbi lapis kuning mmkk 1 Umbi lapis putih MMKK merah MMKk merah MmKK merah MmKk merah MmKK merah MmKk merah mmKK kuning mmKk kuning MMKk merah MMkk merah MmKk merah mMkk merah Mk mK mk MK MK Mk mK MmKk merah Mmkk merah mmKk kuning mmkk kuning mk Reproduksi Sel dan Pew arisan Sifat 95

b. Polimeri

elson Ehle membuktikan polimeri ketika menyilangkan gandum kulit merah dengan kulit putih. Generasi F 1 hasil perbandingan tersebut menghasilkan 100 gandum kulit merah. Persilangan F 1 menghasilkan generasi F 2 dengan perbandingan kulit merah dan putih sebesar 15:1. D ari perbandingan t ersebut dapat diduga bahwa persil angan yang dilakukan merupakan persilangan dihibrid. Perbandingan 15:1 merupakan modifikasi dari hukum M endel mengenai persil angan dihibrid. Perbandingan 15:1 dihasil kan dari modi fi kasi per bandi ngan 9+ 3+ 3 : 1. Penel i t i an l ebi h l anj ut memperlihatkan bahwa gen pembawa sifat merah adalah dominan dan terdapat dua pasang alel yang menentukan sifat kulit merah. Perhatikan persilangan berikut. Diagram Persilangan Gandum arna Merah dan arna Putih Gen merah disimbolkan M 1 dan M 2 , sedangkan gen putih disimbolkan dengan m 1 dan m 2 . P genotipe : merah putih fenotipe : M 1 M 1 M 2 M 2 m 1 m 1 m 2 m 2 gamet : M 1 M 2 m 1 m 2 F 1 genotipe : merah merah fenotipe : M 1 m 1 M 2 m 2 M 1 m 1 M 2 m 2 gamet : M 1 M 2 , M 1 m 2 , m 1 M 2 , m 1 m 2 M 1 M 2 M 1 m 2 m 1 M 2 m 1 m 2 M 1 M 2 M 1 m 2 m 1 M 2 m 1 m 2 M 1 M 1 M 2 M 2 merah M 1 M 1 M 2 m 2 merah M 1 m 1 M 2 M 2 merah M 1 m 1 M 2 m 2 merah M 1 M 1 M 2 m 2 merah M 1 M 1 m 2 m 2 merah M 1 m 1 M 2 m 2 merah M 1 m 1 m 2 m 2 merah M 1 m 1 M 2 M 2 merah M 1 m 1 M 2 m 2 merah m 1 m 1 M 2 M 2 merah m 1 m 1 M 2 m 2 merah M 1 m 1 M 2 m 2 merah M 1 m 1 m 2 m 2 merah m 1 m 1 M 2 m 2 merah m 1 m 1 m 2 m 2 putih F 2 M 1 - - - 15 merah m 1 m 1 m 1 m 1 1 putih Berdasarkan hasil generasi F 2 , diketahui bahwa terdapat 15 dari 16 k emungki nan perkawi nan menghasi l kan fenot i pe merah, karena mengandung gen dominan M . A dapun satu kemungkinan menghasilkan fenotipe putih karena tidak memiliki gen dominan M . H asil generasi F 2 juga mengungkapkan bahwa semakin banyak gen dominan M , semakin tua warna kulit gandum tersebut. Jika terjadi sebaliknya, warna kulit gandum semakin putih. D ari percobaan t ersebut , dapat di si mpul k an bahwa pol i meri merupakan peristiwa dipengaruhinya satu ciri oleh banyak gen yang berdiri sendi ri dan t erj adi secara akumul at i f. Semaki n banyak gen yang memengaruhi, semakin nyata perbedaannya. Contoh lain polimeri terjadi pada warna iris mata manusia dan warna kulit. Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII 96

c. Kriptomeri

K ri pt omeri kal i pert ama di ungkapkan ol eh Cor ens pada saat menyilangkan bunga inaria marrocana galur murni warna merah dan putih. Generasi F 1 hasil persilangan didapatkan semua bunga berwarna ungu. Kemudi an bunga t er sebut di si l angkan dengan sesamanya menghasilkan generasi F 2 . H asilnya, didapatkan fenotipe bunga ungu, merah, dan putih dengan perbandingan 9:3:4. Dari hasil tersebut diduga kuat bahwa persilangan tersebut merupakan persilangan dihibrida. Berdasarkan penelitian Correns, gen pembentuk antosianin dominan terhadap gen tanpa antosianin. Pigmen antosianin berwarna merah jika berada dalam sitoplasma sel yang bersifat asam. Jika sitoplasma bersifat basa, pigmen berwarna ungu. Sifat asam basa sitoplasma ini dipengaruhi oleh gen lain. Gen penyebab sitoplasma basa ini bersifat dominan. Berdasarkan dua ciri, pembentukan antosianin dan derajat keasaman sitoplasma menyebabkan fenotipe bunga warna ungu tersembunyi. arna ungu akan t ampak jika kedua gen dominan muncul. Karena it ulah perist iwa ini disebut kript omeri kriptos t ersembunyi. Perhat ikan persilangan berikut. P genotipe : merah putih fenotipe : AA bb aaBB gamet : A b aB F 1 genotipe : ungu ungu fenotipe : A aBb A aBb gamet : A B, A b aB, bb F 2 Diagram Persilangan Bunga Linaria a occana A B A b aB ab A B A b aB ab AA BB ungu AA Bb ungu A aBB ungu A aBb ungu A aBB ungu A aBb ungu aaBB putih aaBb putih AA Bb ungu AA bb merah A aBb ungu A abb merah A aBb ungu A abb merah aaBb putih aabb putih F 2 A -B- 9 ungu antosianin, basa A -bb 3 merah antosianin, asam aa- - 4 putih tanpa antosianin, basa asam Perbandingan fenotipe F 2 9:3:4 terlihat tidak sesuai dengan perbandingan fenotipe dihibrid menurut M endel. Sebenarnya perbandingan tersebut hanyalah modifikasi dari hukum M endel, yaitu 9:3 : 3+ 1.

d. Komplementer

Fenomena gen komplementer kali pertama diamati oleh . Bateson dan R.C. Punnet saat mengamati persilangan bunga athyrus odoratus . Komplementer merupakan interaksi gen yang saling melengkapi. Jika salah satu gen tidak muncul, sifat yang dimaksud juga tidak muncul atau tidak sempurna. Reproduksi Sel dan Pew arisan Sifat 97 Pada bunga at hyr us odor at us , t erdapat dua gen yang sal i ng berinteraksi dalam memunculkan pigmen pada bunga. Gen C : membentuk pigmen warna Gen c : tidak membentuk pigmen warna Gen P : membentuk enzim pengaktif pigmen Gen p : tidak membentuk enzim pengaktif pigmen Berdasarkan gen-gen tersebut, warna pada bunga hanya akan timbul jika kedua gen, penghasil pigmen C dan penghasil enzim pengakt if pigmen P, muncul. Jika salah satu atau kedua gen tidak muncul, bunga tidak berwarna putih. Perhatikan persilangan berikut. P genotipe : CCpp ccPP fenotipe : putih putih gamet : Cp cP F 1 genotipe : ccPp fenotipe : ungu ungu P2 genotipe : CcPp CcPp gamet : CP, Cp, cP, cp CP, Cp, cP, cp Diagram persilangan Lat y u odo atu CP Cp cP cp CP Cp cP cp CCPP ungu CCPp ungu CcPP ungu CcPp ungu CCPp ungu CCpp putih CcPp ungu Ccpp putih CcPp ungu Ccpp putih ccPp putih ccpp putih CcPP ungu CcPp ungu ccPP putih ccPp putih F 2 C-P - 9 ungu pigmen warna, enzim pengaktif C-pp 3 putih pigmen warna, tanpa enzim pengaktif ccP- 3 putih tanpa pigmen warna, enzim pengaktif ccpp 1 putih tanpa pigmen dan enzim Berdasarkan hasil persilangan, generasi F 2 menghasilkan perbandingan fenotipe ungu dan putih sebesar 9:7. Sepintas, tampak hal tersebut tidak sesuai hukum Mendel. A kan tetapi, sebenarnya perbandingan 9:7 tersebut hanya modifikasi dari perbandingan 9 : 3+ 3+ 1.

4. Pautan dan Pindah Silang

M eskipun prinsip dasar H ukum II M endel adalah adanya penge- lompokan secara bebas independent assor tment , para ahli genet ika akhirnya mengetahui bahwa tidak semua gen mengelompok secara bebas. Beberapa diturunkan bersama-sama atau saling terkait. Fenomena ini menyebabkan perbedaan hasil persilangan yang t idak sesuai hukum M endel yang disebut paut an. Selain paut an, perbedaan hasil juga diperoleh jika terjadi pindah silang crossing over antarkromosom.

a. Paut an

Terjadinya pautan gen linkage antargen ini ternyata disebabkan oleh letak gen-gen tersebut masih berada dalam kromosom yang sama. Oleh sebab itu, ketika kromosom memisah sewaktu meiosis dan membentuk gamet, kedua gen tetap bersama.