Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII
100
Gambar 4.27
Sel jant an dan bet ina pada lalat buah
5. Determinasi dan Pautan Seks
Prinsip pewarisan sifat yang diajukan M endel berlaku bagi banyak ciri dan sifat yang diturunkan. A kan tetapi, pola pewarisan sifat yang
ada di alam lebih beraneka ragam. Di antaranya penentuan determinasi jenis kelamin dan gen pautan seks.
a. Determinasi Seks
Deteminasi seks, seperti halnya penentuan ciri khas lain dari makhluk hidup, diturunkan dari induk kepada turunannya. M ekanisme penentuan
jenis kelamin ini melalui mekanisme yang sama dengan penentuan ciri lain. Seperti yang telah A nda ketahui dari bab sebelumnya, penentuan
jenis kelamin satu individu bergantung pada kromosom seks. Penentuan ini dil akukan semenjak pembent ukan gamet dan proses fert il isasi.
Berdasarkan t ipe kromosom dan makhluk hidup yang memilikinya, determinasi seks dapat dibedakan atas tipe XY, Z , XO, dan ZO.
1 T ipe Determinasi seks berdasarkan kromosom tipe XY ini berlaku pada
manusia, sebagian hewan, dan tumbuhan. Pada betina, memiliki jenis kromosom seks XX, sedangkan jantan memiliki jenis kromosom seks XY.
Bagaimanakah kromosom ini diwariskan? Jika diperhatikan, kromosom dalam sel tubuh, misalnya pada lalat
D r osophila
, berada dal am keadaan berpasangan dengan kromosom homolognya. Pada lalat
D rosophila
betina, A nda dapat dengan mudah mengelompokkan 8 buah kromosom dalam empat pasangan. A kan tetapi,
pada lalat jantan, hal tersebut berbeda. A nda dapat mengelompokkan enam buah kromosom dalam tiga pasang kromosom sama, tetapi masih
terdapat dua kromosom yang tidak mirip. Kedua kromosom ini, yaitu kromosom X dan Y.
Sumber: Biology: Discovering Life, 1991
Bet i n a Jant an
X X
X
Kromosom X dan Y diberikan dari satu sel ke sel keturunannya seperti kromosom lain, kecuali saat proses meiosis. Sel tubuh betina memiliki
sepasang kromosom X sehingga saat meiosis dan pembentukan gamet, semua sel gamet betina memiliki kromosom X. A dapun sel tubuh jantan memiliki
kromosom X dan Y sehingga saat meiosis dan pembentukan gamet, terdapat gamet dengan kromosom X dan gamet dengan kromosom Y.
Mut asi dapat m enyebabkan perubahan jum lah krom osom pada
m anusia. Selah sat unya perubahan krom osom seks. Jika pada m anusia
norm al, krom osom w anit a XX, m ut asi daoat m enyeb ab kan individu m em iliki
krom osom XXX, XXY, at au hanya X saja.
Fakta
Biologi
Y
Reproduksi Sel dan Pew arisan Sifat
101
M elalui fert ilisasi, gamet jant an melebur dengan gamet bet ina menghasilkan individu XX betina dan XY jantan dengan perbandingan
fenot ipe 1:1. Oleh karena it u, kemungkinan didapat individu jant an adalah 50 dan betina 50.
Jant an
XY
Bet ina
XX
M eio sis M eio sis
sperm a
X
sperm a
Y
Sem ua t elur
X
1 : 1 Jant an : Bet ina
X Y
XX X
X XX
XY XY
Sumber: Biology: Discovering Life, 1991
Gambar 4.28
Diagram Punnet yang m em p erlihat kan p enent uan jenis
kelam in berdasarkan krom osom X dan Y
M ekanisme kromosom X dan Y juga t erjadi pada manusia dan menghasilkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan kemungkinan
yang sama. A pa yang terjadi pada gen-gen yang terdapat di kromosom X atau Y? Jawaban ini kali pertama ditemukan oleh
T homas H unt Morgan, bahwa pewarisan sifat dapat berpautan dengan jenis kelamin. Penjelasan
lebih lanjut dapat A nda temukan pada bahasan pautan seks. 2
T ipe Z Penentuan jenis kelamin berdasarkan tipe ini berlaku pada beberapa
unggas, kupu-kupu, reptil, dan beberapa jenis ikan. Penentuan jenis kelamin tipe ini kebalikan dengan tipe XY. Jika manusia laki-laki XY dan perempuan
XX, pada tipe ini terjadi kebalikannya. Untuk menghindari kekeliruan, maka dipakai lambang ZZ untuk jantan dan Z
untuk betina. 3
Tipe Pada tipe ini, kromosom seks atau gonosom yang dimiliki jantan hanya
X saja XO, sedangkan betina XX. Penentuan jenis kelamin tipe ini berlaku pada beberapa jenis serangga, sepert i kut u, belalang, sert a anggot a
Orthoptera dan Heteroptera lain.
Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII
102
44A+ XX 44A+ XY
22A+ X 22A+Y
22A+ X 44A+ XX
44A+ XO 76A+ZZ
76A+ZW
38A+Z 38A+Z
38A+W
76A+ZW 76A+ZZ
22A+ XO 22A+ XX
11A+ X 11A+ O
11A+ X
22A+ XO 22A+ XX
Gambar 4.29
Beb erap a t ip e p enent uan jenis kelam in pada a m anusia, b ayam ,
dan c belalang
a b
c
4 T ipe Ploidi
Penentuan jenis kelamin tipe ini tidak ditentukan oleh kromosom kelamin, tetapi ditentukan oleh jumlah set kromosom yang dimiliki. Pada
lebah, betina memiliki jumlah kromosom diploid 2n hasil fertilisasi. A dapun lebah jantan merupakan individu haploid n yang dapat tumbuh
dan berkembang menjadi individu utuh meskipun tidak dibuahi. Proses ini disebut juga partenogenesis.
b. Pautan Seks
Thomas H unt M organ merupakan orang pertama yang membuktikan adanya gen pautan seks. Fenomena ini dapat diamati pada persilangan
lalat buah
D rosophila
jantan mata putih dengan betina mata normal atau merah.
Dari hasil persilangan didapatkan semua lalat generasi F
1
baik jantan maupun bet ina, 100 bermat a merah. Persilangan ant ara sesama F
1
menghasilkan generasi F
2
sebagai berikut.
Pada generasi F
2
, diketahui bahwa tidak ada satupun lalat betina dengan mata putih. Sifat mata putih hanya ditemukan pada lalat jantan.
D ari hasil t ersebut , M organ menduga bahwa gen unt uk mat a put ih terletak pada kromosom X. Jika digunakan simbol
untuk alel mata merah dan w unt uk mat a put ih, jant an mat a put ih pada P memiliki
kromosom X
w
Y. A dapun betina mata merah adalah X
w
X
w
.
Mata Merah Mata Putih
Jantan Betina
25 50
25 enis Kelamin