Pengaruh faktor oseanografi dan klimatologi terhadap hasil tangkapan lemuru
mengalirkan arus panas ke Samudera Hindia, sehingga berpengaruh terhadap tingkat kesuburan perairan, dan salah satunya terjadi di Selat Bali.
Perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global dan memberikan dampak kepada kehidupan laut sangat perlu diperhatikan khususnya
dalam hal penanggulangan dampak yang diberikan oleh keadaan tersebut. Hal ini dikarenakan dampak yang ditimbulkan sangat merugikan bagi kegiatan
pemanfaatan sumberdaya perikanan, karena pada umumnya daerah penangkapan ikan selalu berubah dan tidak pasti. Nelayan, pada saat turun melaut sangat
memperhatikan iklim yang lebih mereka kenal dengan faktor cuaca. Perubahan iklim sangat sulit untuk dihindari, dan memberikan dampak terhadap berbagai
segi kehidupan. Dampak ekstrim dari perubahan iklim adalah terjadinya kenaikan temperatur serta pergeseran musim.
Angin yang bertiup dilautan memberikan pengaruh terhadap arus permukaan sekitar 2 dari kecepatan angin itu sendiri. Kekuatan arus ini akan
berkurang dengan makin bertambahnya kedalaman perairan sampai pada akhirnya angin tidak berpengaruh, yaitu pada kedalaman 200 meter Suardi, 2006.
Menurut Hutabarat 2001, angin merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi iklim. Pada kehidupan sehari-hari nelayan, terutama nelayan
tradisional masih tergantung kepada angin dalam membantu menggerakkan perahu mereka perahu tanpa motor. Namun kadang kala angin dapat
menimbulkan bencana berupa badai yang dapat menghancurkan peralatan atau bahkan menenggelamkan perahu mereka.
Tiga faktor utama yang mempengaruhi iklim yaitu suhu, curah hujan, dan angin. Suhu sangat berpengaruh terhadap sebaran klorofil-a pada suatu perairan,
hujan berfungsi sebagai penetralisir kadar garam perairan laut dan menetralkan suhu, Sedangkan angin berpengaruh terhadap arus yang terjadi di permukaan laut
Hutabarat, 2001. Selanjutnya dikatakan bahwa, diperkirakan jumlah total air dipemukaan laut yang hilang setiap tahunnya kira-kira setebal 97,3 cm, dari
jumlah tersebut 89,7 cm tergantikan oleh curah hujan yang langsung jatuh ke permukaan laut.
Arus di perairan Asia Tenggara, baik yang terjadi pada musim Barat bulan Desember - Pebruari ataupun pada musim Timur bulan Juni -Agustus,
dimana pada saat musim Barat ditandai dengan adanya aliran air dari arah utara melalui Laut Cina Selatan bagian atas. Laut Jawa dan Laut Flores, sedangkan
pada waktu musim Timur terjadi kebalikannya yaitu arus mengalir dari arah Selatan Hutabarat, 2001.
Tinggi rendahnya produktivitas suatu perairan akan berhubungan dengan daerah dimana massa air berasal Afdal dan Riyono, 2004. Romimohtarto dan
Thayib 1982 mengatakan bahwa perairan laut Indonesia nusantara dipengaruhi oleh angin monsoon. Selanjutnya dikatakan bahwa angin monsoon yang terjadi
berkaitan erat dengan sistem tekanan tinggi dan tekanan rendah di atas benua Asia dan Australia. Angin monsoon yang terjadi pada bulan Desember
– Februari dikenal sebagai angin barat, yaitu angin yang bertiup dari Asia ke Australia.
Bulan Juni –Agustus, terjadi kebalikannya yang dikenal sebagai monsoon timur.
Pergantian sistem angin ini memberi pengaruh yang nyata pada perairan khususnya dilapisan permukaan. Menurut Nontji 2007 pada bulan Desember
– Februari, arus musim barat mengalir menuju timur. Pada musim panca roba yang
terjadi bulan April, arus ke timur mulai melemah bahkan mulai berbalik arah, hingga dibeberapa tempat terjadi pusaran eddies. Pada bulan Juni-Agustus arus
musim timur mulai datang, dan arah arus telah berbalik arah sepenuhnya menuju ke barat yang akhirnya menuju ke Laut Cina Selatan. Pada musim panca roba
kedua, sekitar Oktober, pola arus berubah lagi. Kadangkala arah arus sering tak menentu, apabila arus ke barat melemah, maka arus ke timur mulai menguat.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, bahwa faktor oseanografi dan klimatologi mempunyai pengaruh terhadap hasil tangkapan lemuru di Selat Bali,
baik yang ditangkap oleh nelayan dari Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana periode tahun 2005
–2010. Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dilihat bahwa secara bersama-sama faktor oseanografi dan klimatologi yang
berpengaruh signifikan pada taraf uji 5 adalah klorofil-a dan angin. Sebaran klorofil-a yang tinggi dilokasi fishing ground akan meningkatkan keberadaan
ikan, sehingga hasil tangkapan yang diperoleh lebih banyak. Hal ini terjadi karena ikan berada pada suatu wilayah perairan berkaitan dengan adanya ketersediaan