Hipotesis Kebaruan Penelitian Model keberlanjutan pengelolaan perikanan lemuru (Sardinella lemuru Bleeker 1853) di Selat Bali

5 Melakukan analisis secara dinamik untuk mewujudkan keberlanjutan pengelolaan sumberdaya perikanan lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853 di Selat Bali.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan bermanfaat bagi: 1. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK, 2. Pemerintah, baik pusat maupun daerah yaitu sebagai acuan dalam perencanaan dan kebijakan, sehingga pengelolaan sumberdaya perikanan lemuru dapat dilakukan secara berkelanjutan dan lestari, 3. Masyarakat dan nelayan yang berada di pesisir Selat Bali, agar pemanfaatan sumberdaya yang dilakukan mengarah kepada pengelolaan sumberdaya secara berkelanjutan dan lestari, 4. Bagi peneliti sendiri.

1.6 Hipotesis

Model keberlanjutan pengelolaan sumberdaya perikanan lemuru di Selat Bali, belum dapat terwujud, apabila: 1. Faktor oseanografi dan klimatologi tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan yang diperoleh nelayan, 2. Sumberdaya perikanan lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853 di Selat Bali dindikasikan sudah mendekati over fishing, sehingga produktivitasnya menurun, 3. Jenis alat tangkap dan teknologi yang digunakan nelayan dalam pemanfaatan sumberdaya lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853 di Selat Bali tidak sesuai, 4. Kondisi sosial dan ekonomi nelayan di Selat Bali dalam pemanfaatan sumberdaya lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853 mengalami penurunan, dan peran kelembagaan yang ada serta koordinasi yang dilakukan dalam pengelolaan sumberdaya lemuru belum berjalan dengan baik, 5. Pengelolaan sumberdaya yang dilakukan selama ini berorientasi kepada surplus production.

1.7 Kebaruan Penelitian

Novelty Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan dalam rangka pengelolaan sumberdaya perikanan lemuru di Selat Bali masih bersifat parsial atau lebih tepatnya untuk memperoleh hasil produksi semaksimal mungkin. Beberapa kajian tersebut antara lain dilakukan oleh: Soewito 1982 melakukan penelitian tentang aspek-aspek yang berpengaruh terhadap sumberdaya ikan lemuru, mengingat pesatnya perkembangan alat tangkap purse seine sebagai alat tangkap utama di Selat Bali. Dalam penelitiannya, Soewito membahas tentang peraturan yang ada guna mengatasi kesulitan yang timbul dalam pengelolaan perikanan lemuru di Selat Bali. Merta 1992 melakukan penelitian tentang dinamika populasi Sardinella lemuru Bleeker 1853 berkenaan dengan pola penyebaran sumberdaya ikan lemuru dan pengaturan besaran mata jaring alat tangkap purse seine yang digunakan. Wudianto 2001, melakukan penelitian tentang sebaran dan kelimpahan ikan lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853. Penelitian ini mengaitkan kelimpahan ikan lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853 dengan optimasi penangkapan. Djamali 2007, melakukan penelitian tentang evaluasi keberlanjutan dan optimalisasi pemanfatan sumberdaya ikan lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853 yang menjabarkan tentang tingkat pemanfaatan sumberdaya. Buchary 2010 melakukan penelitian tentang kebijakan pemanfaatan lemuru di Selat Bali ditinjau dari segi biologi, ekologi, sosial dan manusia, dengan menggunakan metode Ecopath dan software ecosim EwE. Ginting et al 2010, melakukan penelitian tentang pengembangan model sistem dinamik untuk mengkaji pengaruh perubahan jumlah tangkap ikan lemuru terhadap industri cold storage di Pelabuhan Muncar. Penelitian tersebut membahas tentang kedinamisan industri cold storage dengan fluktuasi hasil tangkapan lemuru yang terjadi, dengan menggunakan metode analisis dinamik. Selanjutnya, Zulbarnaini 2011 melakukan penelitian tentang model bio- ekonomi eksploitasi multispecies sumberdaya perikanan pelagis di perairan Selat Bali. Dalam penelitian tersebut dibahas tentang identifikasi tingkat eksploitasi aktual multispesies sumberdaya perikanan pelagis di Perairan Selat Bali dan membandingkan dengan pengelolaan dari berbagai kondisi, karena perikanan yang bersifat open access, mengestimasi tingkat eksploitasi optimal dan tingkat kelestarian multispesies sumberdaya perikanan pelagis dengan menggunakan model bioekonomi multispesies. de Kok dan Wind 1996 melakukan penelitian dengan pendekatan sistem dinamik untuk perikanan pantai yaitu di selatan Sulawesi Barat. Penelitian ini merupakan pengembangan dan modifikasi terhadap penelitian yang dilakukan oleh de Kok dan Wind, dan mencoba menerapkannya di perairan Selat Bali dalam rangka pemanfaatan sumberdaya perikanan lemuru. Penelitian ini lebih mengarah kepada interaksi secara biologi, ekologi, teknologi, sosial dan ekonomi dalam sebuah hubungan dinamik. Interaksi secara biologi yaitu antar sesama ikan pelagis yang ada di perairan Selat Bali, secara ekologi yaitu faktor oseanografi dan klimatologi, dan secara ekonomi memberikan keuntungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan nelayan perikanan lemuru di pesisir Selat Bali sosial. Secara teknologi melakukan standarisasi terhadap alat tangkap yang beragam dalam pemanfaatan sumberdaya lemuru. Kabaruan utama dalam penelitian ini adalah menyusun model keberlanjutan pengelolaan perikanan lemuru Sardinella lemuru Bleeker 1853 di Selat Bali dengan pendekatan system dynamic.

1.8 Kerangka Pikir Penelitian