Tabel 37 Standarisasi penilaian aspek gabungan aspek biologi, teknis, sosial,
ekonomi dan ekosistem peraira di Kabupaten Jembrana
No Alternatif
teknologi Kriteria penilaian
UP VA
1
V
1
VA
2
V
2
VA
3
V
3
VA
4
V
4
VA
5
V
5
VA
gab
1 Purse seine
3.00 1.00 2.69 0.98
3.00 1.00 3.04 1.00 2.00 0.16 4.14
1 2
Gillnet 0.46 0.15
2.75 1.00 0.00 0.00 1.34
0.44 2.61 1.00 2.59 2
3 Pukat Pantai
0.03 0.00 0.00 0.00
0.30 0.10 0.01 0.00 1.88 0.00 0.10
3
Keterangan: VA
1
: Penilaian aspek biologi VA
2
: Penilaian aspek teknis VA
3
: Penilaian aspek sosial VA
4
: Penilaian aspek ekonomi VA
5
: Penilaian aspek ekosistem perairan VA
gab
: Fungsi nilai dari alternatif A, yaitu jumlah dari VA
1
V
1
UP : Urutan prioritas Berdasarkan hasil penilaian gabungan, maka alat tangkap unggulan adalah
purse seine. Alat tangkap unggulan ini menjadi basis data pada analisis model keberlanjutan pengelolaan perikanan lemuru di Selat Bali bab 9.
8.5 Pembahasan
Pembahasan dalam bab ini berkaitan dengan penentuan dan seleksi jenis alat tangkap serta teknologi yang tepat, agar diketahui dengan pasti jenis alat
tangkap yang dapat memberikan hasil optimal, menggunakan teknologi yang tepat, ramah lingkungan, sehingga pemanfaatan sumberdaya dapat dilakukan
secara berkelanjutan. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan metode skoring terhadap
aspek biologi, teknis, sosial, ekonomi dan ekosistem perairan, maka alat tangkap
purse seine merupakan alat tangkap terbaik yang dapat digunakan untuk pemanfaatan sumberdaya lemuru di Selat Bali. Dari 120 orang responden yang
berhasil diwawancara, terlihat produksi dengan menggunakan purse seine di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana cukup tinggi, hal ini
membuktikan bahwa alat tangkap purse seine ditinjau dari aspek biologi memberikan kontribusi yang sangat baik.
Seperti kita ketahui bersama bahwa, ukuran ikan lemuru yang tertangkap dengan menggunakan alat tangkap purse seine ada empat ukuran panjang Merta
1992 dan Nontji 2007 yaitu sempenit 10 – 12,5 cm, protolan 13 – 14,5 cm,
lemuru 15 – 17,5 cm, dan lemuru kucing 17,9 – 19 cm. Panjang dan lebar alat
tangkap serta ukuran mata jaring juga dapat mempengaruhi hasil tangkapan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden nelayan purse seine, ukuran
sempenit yang tertangkap dengan ukuran panjang 10,00 – 12,00 cm, protolan
dengan ukuran panjang 12,00 – 15,00 cm, lemuru dengan panjang 15,00 – 17,00
cm, dan lemuru kucing dengan ukuran panjang 17,50 – 20,00 cm. Namun hal
yang sangat disayangkan adalah sampai saat penelitian dan pengumpulan data dilakukan, belum ada pencatatan produksi berdasarkan ukuran tersebut di atas.
Secara teknis, berdasarkan hasil skoring untuk Kabupaten Banyuwangi alat tangkap yang lebih baik adalah payang, hal ini karena faktor jumlah alat
tangkap lebih banyak dibandingkan dengan alat tangkap lainnya. Berdasarkan data statistik UPPPP Muncar tahun 2011, rata-rata jumlah alat tangkap payang
yang ada adalah 278 unit Tabel 25. Begitu juga dengan jumlah trip per bulan, alat tangkap payang rata-rata beroperasi lebih intensif bila dibandingkan dengan
alat tangkap lainnya Tabel 25. Penilaian aspek teknis terhadap penentuan jenis alat tangkap dan teknologi yang tepat untuk Kabupaten Jembrana, berdasarkan
hasil yang diperoleh terlihat bahwa secara teknis alat tangkap gillnet lebih baik bila dibandingkan dengan alat tangkap lainnya yaitu pukat pantai dan purse seine.
Hal ini bisa terjadi karena jumlah unit penangkapan gillnet lebih banyak bila dibandingkan dengan alat tangkap lainnya yaitu 1.163 unit Tabel 25.
Secara sosial, berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, untuk Kabupaten banyuwangi maupun Kabupaten Jembrana alat tangkap purse seine memberikan
kontribusi yang baik dari alat tangkap lainnya. Berdasarkan hasil skoring, alat tangkap purse seine membuka lapangan kerja karena membutuhkan jumlah anak
buah kapal yang lebih banyak bila dibandingkan dengan alat tangkap lainnya. Disamping itu purse seine bisa memberikan keuntungan yang lebih tinggi,
sehingga pendapatan ABK juga tinggi. Seperti kita ketahui bersama bahwa, dalam rangka upaya mengembangkan suatu jenis alat tangkap pada satu wilayah,
hal yang harus diperhatikan adalah dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Monintja, 1987. Disamping itu hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
tenaga kerja yang ada dapat dengan mudah menyerap teknologi dan pembaharuan teknologi dalam rangka upaya meningkatkan hasil tangkapan. Hasil wawancara
dengan salah satu nelayan di Kabupaten Jembrana Bapak Nuryatim mengatakan bahwa, melakukan penangkapan dengan alat tangkap purse seine di Selat Bali
sebenarnya tidak memerlukan teknologi yang macam-macam, karena Selat Bali merupakan rumah ikan dan sangat gampang menemukan lokasi penangkapan.
Berdasarkan hasil analisis yang ditinjau dari aspek ekonomi, maka alat tangkap yang terbaik untuk Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana
adalah purse seine Tabel 32 dan Tabel 33. Berdasarkan parameter yang dianalisis yaitu harga ikan, penerimaan kotor per trip, dan pendapatan kotor per
tenaga kerja per trip lebih baik bila dibandingkan dengan jenis alat tangkap lainnya. Keunggulan ini diperoleh karena secara biologi alat tangkap purse seine
bisa memperoleh hasil tangkapan yang lebih tinggi dalam satu kali hauling bila dibandingkan dengan jenis alat tangkap lainnya.
Hasil analisis aspek ekosistem perairan, dapat dilihat bahwa alat tangkap bagan memberikan hasil terbaik untuk Kabupaten Banyuwangi Tabel 34. Hal
ini bisa dipahami karena responden yang berhasil diwawancara adalah nelayan bagan tancap yang beroperasi di Teluk Pang-Pang. secara teknis alat tangkap
bagan tancap maupun bagan apung lebih bersifat pasif dalam melakukan penangkapan ikan, walaupun mereka menggunakan waring untuk menangkap ikan
target, sehingga kecil kemungkinan dapat terjaring hewan diluar ikan target. Hasil analisis aspek lingkungan perairan untuk Kabupaten Jembrana, alat tangkap yang
lebih baik adalah gillnet Tabel 35. Hal ini bisa saja terjadi karena ukuran mata jaring yang digunakan oleh nelayan gillnet di Kabupaten Jembrana berukuran
lebih besar, rata- rata mereka menggunakan ukuran mata jaring yaitu 2,5” 5 cm.
Ukuran mata jaring yang demikian sangat membantu dalam mewujudkan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang ramah lingkungan, kenapa dikatakan
demikian, karena dengan ukuran mata jaring yang relatif besar, maka ikan-ikan yang berukuran kecil dapat lolos.